Eliza memutar poros tubuhnya ke samping,menatap jendela yang menampakan indahnya dan dinginnya malam. Akhir akhir ini ia lebih menghabiskan waktu berpuasa didalam kamar. Puasa tinggal beberapa hari lagi dan akan meraih hari kemenangan. Disampingnya ada lelaki yang masih terlelap.
Eliza menumpu dagunya dengan telapak tangan,mengingat bulan depan ia sudah melakukan ujian Nasional membuatnya pening,terlebih ia tak membawa buku pelajaran sama sekali ke pesantren.
Ia meraih ponselnya dan membuka media sosialnya berwarna biru berlogo burung,men-scroll ke bawa sampai dimana atensinya tertuju pada seorang wanita yang berdiri dengan pakaian serba putih.
"Apa nih"gumamnya.
Ia melihat kolom komentar yang menjelaskan jika gadis itu akan dicambuk "Looh,ini dimana dah,trus kenapa mau dicambuk"
"Siapa yang dicambuk"
Eliza terkejut,jantungnya sempat berdegup dengan cepat karena suara Daren membuatnya terkejut "Liat deh,katanya mau dicambuk"
Daren mengucep matanya pelan dan melirik sekilas postingan itu,ia hanya ber'oh' saja "Kok oh doang sih? Kamu tau gak ini kenapa dicambuk"
"Pelaku zina"
"Maksudnya?"
Daren menarik napasnya dalam dalam,dan menatap maniks Eliza sekilas "Gadis tadi akan kena cambuk Ghairu Muhshan,dimana cambukannya sebanyak 100 kali"
Pupil Eliza melotot tak percaya "Gila aja?! 100 kali cambukan?!"
"Hn,setelah dicambuk biasanya para pelaku zina akan diaaingkan selama 1 tahun,Allah sudah jelaskan didalam firman-Nya surah An-Nur ayat 2 tau artinya gak?"
Eliza menggeleng.
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman."
Eliza meremang "T-tapi kasian looh,kenapa juga harus dicambuk Ren? Kan bisa ditegur pelan pelan"
"Konsekuensi habibati,kamu gak denger jangan kasian sama pelaku zina,itu udah konsekuensinya"
"Allah sudah tegaskan pula didalam surah Al-Isra ayat 32,yang artinya 'Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina adalah perbuatan keji,dan suatu jalan yang buruk"
"Trus?"
"Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan, atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin."
"Tapi kalo semisalnya perempuan atau sebaliknya sudah menikah gimana?"
Daren mengusap pipi Eliza sebelum menjawab pertanyaan istrinya,ia harus merangkai kata agar memudahkan Eliza memahaminya.
"Jika si lelaki berzina dengan status sudah menikah,maka rajam dia dengan pezina perempuan"
"Apa itu rajam?"
"Cambuk sampai mati,tapi biasanya gak sampai mati"
"Yang bener aja cambuk sampai mati?! Itu sama aja ke tingkat pembunuhan Daren"
"Lohh,ndak tau aku El. Kan aku bilang,udah konsekuensinya hukuman itu bagi para pezina"
"Ngeri cuy,keras juga ya agama islam Ren"
"Heh,gak boleh gitu sayang. Kita harus bersyukur terlahir dengan keadaan diri sudah islam,kamu tau seberuntungnya kamu yang ditunjuk Allah mendapat hidayah perantara aku,hm? Dimana diluaran sana banyak orang yang menginginkan hidayah dari Allah tapi gak beruntung,dan ada pula yang di beri hidayah tapi tidak dimanfaatkan dengan baik. Lalai dengan hidayahnya sendiri,dan berakhir menyalahkan Allah,padahal dirinya yang salah,sudah diberi nikmat ibadah tapi dilalaikan"
"Sein...."lirih
Alis Daren terangkat sebelah "Kenapa,hm?"
"Kenapa sih Allah baik banget? Padahal aku dulu sering abain sholat dan ibadah lainnya,tapi kenapa Allah begitu baiknya ngirim nahkoda kayak kamu?"
"Karena Allah masih sayang sama kamu"
"Iya kenapa? Kenapa Allah selalu aja sayang sama hambanya yang sering kali berbuat dosa"
"Kamu pernah denger kata kata ini gak,Allah lebih menyukai seorang pendosa yang bertaubat,daripada manusia yang berlaga beriman tapi nyatanya enggak?"
"Gak pernah"
"Ooo,selagi kamu ada niat untuk berubah it's okay El,Allah itu welcoma sama hambanya,mau hambanya melakukan dosa seberat apapun,tapi ada secuil bahkan sekecil biji dzarah untuk bertaubat,Allah pasti ampunkan"
Eliza tersenyum miris "Gak kebayang kalo aku kuman nikah sama kamu"
"Kamu jodoh aku,bahkan sebelum 50 ribu tahun sebelum aku diciptakan ,Allah sudah menentukan dan mentakdirkan semua kehidupanku,termasuk berjodoh dengamu Eliza"
"Sayang kamu karena Allah,tolong bimbing aku ke jalan yang di ridhoi Allah,tolong bimbing aku ke jalan yang terbaik buat aku,bimbing aku Husein Darendra"
...
"Neng El"
Eliza mendongak "Apa"
Mbak Putri duduk disebelah Eliza yang tengah memotong sayuran untuk berbuka puasa "Nanti malem di kamar Khadijah akan ada acara loh,mau ikut gak?"
"Gak ah,males"
"Loh? Ini seru loh neng,kita main game dan akan ada hadiahnya"
Eliza melirik mbak Put sekilas "Jangan paksa ah mbak,El lagi sibuk!"
"Ayolah neng,neng kan gak lama lagi bakal pulang dari pesantren,lagian neng El ini tuh acara untuk memperbanyak teman,hadiahnya juga lumayan loh neng,neng El gak usah bayar dan cuma ikit game nya aja"
"Mbak Put kok ngotot banget ya? Nanti malem aku mau kekuar sama paksu ke pasar malem didepan sana"
Mbak Putri terdiam "Ooohh,pasar malam toh. Jadi neng El gak akan ikut mbak ke kamar khadijah nanti malam?"
"Nggak mbak"
Eliza berdiri "Daripada diem,mending bantu bantu yuk mbak,udah ah gak usah sedih karena El gak bisa main sama mbak,lain kali El ikut kok"
Mbak Putri ikut berdiri "Janji ya neng?"
"Halah mbak,gak usah ada janji janjian lah,nanti ingkar aku pula yang dosa"
Mbak Putri tersenyum "Neng El auranya beda ya"
"Beda kenapa,mbak? Perasaan sama aja deh"
"Lebih menawan gitu,lebih berseri seri"
Eliza tertawa menanggapi.
Aaku bener bener minta maaf,akhir akhir ini ath gak ada alur yang bisa dibuat,ath udah berusaha tapi kalo pikiran lagi gak ada alur emang gini,maafin juga kalo partnya sedikit. Mungkin untuk akhir akhir ramadhan ini ath gak up ya.
Ath juga ada kabar baik,ath udah nulis satu part lagi story MHA,ini terakhir kalinya ath kabulin permintaan reader untuk kembali bikin satu part story MHA.
Jangan lupa vote dan komen !
KAMU SEDANG MEMBACA
Husein Darendra
General FictionHusein Darendra Al-Manaf harus menikahi seorang gadis pendiam yang ternyata menghanyutkan dalam keterdiamannya itu. Mampukah Daren mengubah sikap gadis yang akan menjadi istrinya kelak? "Jadi pacar gue!" "Ooohhh,ternyata muka adem lo gak menunjukan...