16

2.5K 205 4
                                    

"Aishh Jinjja!" seru Zhang Hao kesal dengan hasil kue yang masih saja gosong kali ini, "Kenapa gagal terus sih!" kesalnya.

"Ibu pulang. Omo, banyak sekali kuenya dan...semuanya gosong" ucap Ibunya.

"Kenapa susah sekali sih bikin kue itu?"

"Kalau kamu bilang kan bisa Ibu belikan saja, Zhang Hao"

"Tidak. Untuk natal tahun ini biar aku sendiri saja yang membuat kuenya, aku pasti bisa!" ucap Zhang Hao menyemangati dirinya sendiri.

"Baiklah, Zhang Hao. Kalau perlu bantuan bilang Ibu saja ya, Ibu mau mandi dulu"

"Terimakasih, Ibu"

***

"Terima ini" Ricky menyerahkan sebuah ponsel pada Ricky, "Bermainlah dengan kenalanku. Tenang saja, aku sudah memberitahu tentangmu sebelumnya pada orang itu. Dia jadi sangat ingin bermain denganmu karena katanya kamu imut"

Karena tidak kunjung menerima ponsel pemberian Ricky akhirnya ia menaruh ponsel itu di dalam tas milik Hanbin.

"Itu saja hadiah dariku. Dan jika kamu tidak menerima hadiahku mungkin foto ini akan segera menyebar ke seluruh tempat. Aku rasa kamu sudah paham konsekuensinya karena kamu orang yang pintar"

"Zhang Hao tidak akan menjadi orang yang seperti kamu inginkan" jawab Hanbin.

"Tenang saja. Bagaimanapun juga Hao-hyung itu masih akan tetap menerimaku sebagai adiknya" ujarnya lalu berjalan pergi meninggalkan Hanbin yang masih menatap lekat pada kepergian Ricky.

Hanbin mengambil ponsel itu dan membukanya. Hanya ada satu kontak dengan nama 'Penghibur Hanbin' disana.

Sesuai kata Ricky. Besok kita bertemu pukul 4 sore di depan motel xx.
Kita akan bersenang-senang besok.

Pesan itu masuk tak lama setelah Ricky pergi. Hanbin membaca pesan itu dan menghela napasnya gusar. Hanbin pulang dengan langkah berat dan ponsel dari Ricky yang masih dibawanya.

***

"Selesai!" Zhang Hao berseri-seri sembari menatap kue yang selesai ia buat dan ia hias dengan cantik itu.

"Wahh! Kelihatannya enak" sahut Ibu Zhang Hao tak kalah antusiasnya dengan putranya.

"Ibu cobalah" Zhang Hao menyuapkan satu sendok kue itu pada Ibunya.

Manik Ibu Zhang Hao membesar dan kepalanya mengangguk-angguk, "Enak! Kue buatanmu sangat enak, Zhang Hao"

"Syukurlah. Ini natal pertama kita bersama Hanbin. Aku ingin membuat natal pertama kami berkesan untuk Hanbin"

"Pastinya. Hanbin pasti akan sangat menyukainya"

"Natal tahun ini pasti akan sangat menyenangkan"

Hanbin masih berdiam diri berdiri di depan pintu mendengarkan obrolan Ibunya dan Zhang Hao tentang natal pertamanya bersamanya. Dengan ragu Hanbin membuka pintu rumah itu dan masuk tanpa sepatah katapun dan tidak berani menatap mata anak dan Ibu itu.

"Selamat Datang, Hanbin!" sambut Zhang Hao.

"Terimakasih atas kerja kerasmu dengan OSIS" sambung Ibunya.

Zhang Hao berjalan mendekat pada Hanbin dengan mata berbinar seperti anak anjing yang senang karena tuannya sudah pulang.

"Aku sudah berhasil membuat Kue untuk natal besok. Kalau kamu ada request makanan lainnya akan aku buatkan-"

"Maaf"

"Eoh?"

"Maafkan Aku. Masih ada yang aku kerjaan dengan OSIS besok. Sepertinya aku tidak ikut pesta natal besok malam" ujar Hanbin tanpa masih berani melihat wajah Zhang Hao dan Ibunya.

[✓] ATTENTION | BINHAO FT. HARIBOZ ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang