"Jadi selama ini Ayah sudah mengelilingi dunia untuk menjadi guru?" tanya Zhang Hao.
"Benar. Ayah keluar dari sekolah itu tapi ayah membuat sekolah baru dan menjadi guru disana" jelas Ayahnya.
"Hmm. Sebenarnya apa yang Ayah lakukan sih?"
"Benar juga. Apa yang sudah Ayah lakukan ya" jawabnya lalu terkekeh.
Pagi ini mereka berbincang di meja makan sementara Ibunya membuat sarapan di dapur.
"Eoh? Hanbin? Tidak sarapan dulu?" tanya Zhang Hao.
Hanbin melewati mereka tanpa memandang ataupun mengucapkan satu katapun untuk berpamitan. Sepertinya Hanbin masih terpukul dengan fakta kalau Ayahnya tidak akan kembali ke sekolah bersamanya lagi.
"Maaf, ya. Gara-gara Ayah suasana disini jadi runyam" sesal Ayahnya.
"Ayah coba bicara lagi dengannya dong" suruh Zhang Hao.
"Ayah barumu itu orangnya tsundere lho, Zhang Hao" sanggah Ibunya.
"Tsundere?"
"Dia memang selalu menebar cinta pada anak-anak di seluruh dunia. Tapi dia tidak bisa mengungapkan rasa cintanya pada putranya sendiri. Padahal sebenarnya Ayahmu itu sangat sayang pada Hanbin tapi dia tidak bisa terus terang" jelas Ibunya.
"Apa-apaan itu?"
"Yah. Bagi Hanbin...Aku telah meninggalkannya disaat dia sangat membutuhkan sosok orang tua. Kata-kata dariku yang tumbuh dari keluargaku pasti sudah membingungkan Hanbin saat itu"
"Begitu..."
"Zhang Hao. Tolong bantu Hanbin, ya?"
***
Dalam perjalanan menuju sekolah pagi ini Zhang Hao terus memikirkan semua perkatan Ayahnya tentang Hanbin, benarkah semua yang dikatakannya itu? Apa memang hubungan mereka serumit itu?
Zhang Hao selalu menganggap kalau orang tua sekarang itu akan bersikap lebih santai. Atau mungkin Zhang Hao sendiri yang tidak paham perasaan Hanbin? Apa yang Zhang Hao bisa lakukan untuk Hanbin? Yang bisa membuat Hanbin lebih baik itu Keluarga? Ayahnya? Zhang Hao sendiri tidak yakin setelah kejadian tadi malam.
Selama dalam kelaspun Hanbin tetap Hanbin. Hanya saja bisa Zhang Hao lihat ada beban dan sedih dari punggung dan pundak Hanbin yang melemas sepanjang kelas hari ini.
***
Di Café sore ini pun Zhang Hao masih terus memikirkan semua hal yang ada di pikirannya. Bahkan Keita saja tahu kalau Zhang Hao sedang memikirkan sesuatu sejak tadi pagi.
"Heuhh..." desah Zhang Hao resah.
"Kamu kenapa dari tadi mendesah terus? Sedang birahi?" tanya Keita.
"Ah! Kamu ini!"
Keita terkekeh lalu merangkul sahabatnya itu dan mengurai lembut kepalanya, "Aku bercanda. Kamu sedang ada masalah lagi? Apapun yang terjadi aku akan tetap bersamamu untuk menghiburmu, Zhang Hao"
"Terimakasih, Keita"
"Ngomong-ngomong tumben kamu naik sepeda tadi ke sekolah?"
"Aku sedang malas jalan kaki"
Tak lama setelah itu telepon Zhang Hao berdering, telepon dari Ibunya.
"Halo, Ada apa Ibu?"
"Oh. Syukurlah langsung diangkat. Kamu saat ini sedang bersama Hanbin?" ucap Ibunya dari sebrang.
"Hanbin? Tidak tuh"
"Sebenarnya tadi Ayahmu datang ke tempat kerja Ibu. Dia berpamitan karena malam ini dia harus segera pergi ke luar negeri lagi" tutur Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ATTENTION | BINHAO FT. HARIBOZ ♡
Fanfic[18+] Zhang Hao harus pindah ke sekolah khusus laki-laki dengan peraturan yang amat ketat karena Ibunya menikah lagi dan harus pindah ke Kota baru untuk melanjutkan hidupnya. Sebagai orang yang cukup mudah bergaul dan bebas di sekolah sebelumnya Zha...