23

479 33 6
                                    

:‧̍̊˙· 𓆝.° 。˚𓆛˚。 °.𓆞 ·˙‧

Neteyam memisahkan dirinya dari rombongan mereka yang menggunakan Tsurak. Neteyam memilih terbang menggunakan ikran bersama Nak'su diatas. Pemuda itu terus terusan memandang gadis disampingnya itu yang menatap lurus kedepan.

"Nak'su terlihat pucat, entah ini perasaanku saja tapi dia benar-benar terlihat pucat" batinnya cemas

Neteyam ingin mendekatkan ikrannya kearah Ziay'ite namun terhalang saat Ziay'ite mempercepat kecepatan terbangnya. Neteyam menghela napas kasar dan mengurungkan niatnya, mungkin nanti dia akan lakukan saat tiba di Metkayina.

 Neteyam menghela napas kasar dan mengurungkan niatnya, mungkin nanti dia akan lakukan saat tiba di Metkayina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para rombongan perang telah tiba di Metkayina, bangsa na'vi membawa kemenangan sekali lagi. Namun terlihat raut kesedihan dari kemenangan ini, Rayree.

Nak'su berjalan pelan menuju tempat dimana bibinya telah menyiapkan ritual pemakaman Extey nantinya. Melihat kedatangan keponakannya itu dengan cepat Ronal memeriksa keadaannya. "Kau terlihat pucat nak." Ronal menyingkirkan beberapa anak rambut gadis itu

"Aku baik-baik saja bibi, paman mungkin butuh bantuan" balasnya

Mendengar itu Ronal mengangguk paham dan meninggalkan Nak'su sendiri dengan mayat Extey disana. Nak'su duduk disebelah Extey yang terbaring, gadis itu menggenggam salah satu tangan kakaknya itu, tersenyum miris saat menyadari sesuatu. "Kau bahkan tak membalas genggamanku sekarang." ucapnya pelan

"Maafkan aku...aku melupakan hari ulang tahunmu. Bahkan aku tak sempat mengucapkannya, karena kau pergi tepat diwaktu kelahiranmu" lirihnya

Hening, tak ada balasan apapun dari pemuda itu.

"Apa yang kuharapkan?.." Gadis itu terkekeh pelan dengan pemikiran bodohnya, dia berharap Extey akan kembali menjawab perkataannya.

Air mata gadis itu menetes di atas telapak tangan Extey yang terasa dingin. "Extey kuharap kau akan terus menjadi kakakku, dikehidupan mana pun." Nak'su mengucup pelan tangan dingin kakaknya

"Kau adalah kekagumanku saat kecil aku ingin menjadi dirimu, aku hanya tidak pernah berpikir orang yang paling aku kagumi akan memberikan rasa sakit seperti ini." Nak'su kembali menangis sambil terus memegang tangan Extey

Aonung merangkul pelan bahu gadis itu dari samping, "Hey sweetie.." Aonung menghapus beberapa air mata yang terus berjatuhan

"Sttt don't cry, everything be okay, I promise." Ucap Aonung lalu menangkup pipi Nak'su

"Jangan berjanji padaku, Aonung. Extey berjanji dan sekarang-" Nak'su menghentikan ucapannya

"I'm scared"

Menggeleng kuat, Aounung membawa Nak'su kedalam pelukannya. Aonung berusaha menenangkan Nak'su sekaligus hatinya. Melihat mata itu dipenuhi air mata membuat Aonung kesulitan mengontrol dirinya. Rasanya dia kembali ingin melakukan penyerangan kepada Sky people yang telah membuat mata Nak'su-nya dipenuhi air mata. Mata Nak'su adalah kelemahan Aonung.

𝐈𝐟 𝐲𝐨𝐮 𝐰𝐞𝐫𝐞 𝐦𝐢𝐧𝐞 [𝗮𝘃𝗮𝘁𝗮𝗿 𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗮𝘆 𝗼𝗳 𝘄𝗮𝘁𝗲𝗿]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang