Seseorang dengan muka bantal nya berjalan ke arah Mashiho yang masih betah duduk di taman. Setelah sampai di dekat sang tercinta, tubuh mungil itu langsung dipeluknya.
"Kakak cariin dari tadi ternyata disini", Junkyu menenggelamkan wajahnya di bahu Mashiho.
Mashiho mendengus.
"Ini rambutnya masih awut-awutan, mukanya masih muka bantal, piyama juga piyama semalam yang cuma di tutupin hoodie. Belum mandi ya?", tebak Mashiho.
Mashiho bisa merasakan Junkyu yang mengangguk di bahunya.
"Ngapain kesini, Kak? Aturannya tuh mandi dulu. Nah ini, cuci muka aja belum kamu", Mashiho menggelengkan kepalanya frustasi.
"Mana sempat kepikiran mandi, keburu panik nyariin kamu karena disamperin mimpi buruk", jawab Junkyu dengan suara yang teredam.
Syukur Mashiho bisa mendengar dengan baik perkataan Junkyu.
"Mimpi buruk?", tanya Mashiho lagi.
Junkyu akhirnya mengangkat kepala, tetapi tangan kanannya masih tersampir di pinggang Mashiho.
"Iya mimpi buruk. Pokoknya buruk banget", jawab Junkyu dengan ekspresi kusut.
Mashiho menoleh ke arah Junkyu. Memperhatikan wajah sang kekasih yang terlihat lesu.
"Ceritain dong", pinta Mashiho.
Junkyu menggeleng ribut.
"Ga! Kakak ga mau ceritain mimpinya, inget-inget mimpinya bikin Kakak takut. Kakak ga mau kehilangan kamu", Junkyu mengeratkan pelukannya pada pinggang Mashiho.
Mashiho terkekeh manis.
"Ya udah gapapa, jangan diceritain kalau gitu", Mashiho mengangguk mengerti.
"Mashi, nikah sama Kakak yuk setelah kita lulus SMA", ajak Junkyu tiba-tiba.
Mashiho reflek menyikut perut Junkyu. Terkejut dengan kalimat yang dilontarkan kekasihnya itu.
"Ih apa banget ngajak nikah di waktu kayak gini. Mana kamu baru bangun tidur banget ini. Ngelantur ya ngomongnya"
"Duh Kakak serius sayang~", jawab Junkyu sembari mengelus perutnya yang terasa nyeri menggunakan tangan kiri.
"Ini juga apa banget tangannya peluk-peluk, lepas Kak"
"Ga mau. Nanti kamu hilang kalau Kakak lepasin pelukannya"
"Efek mimpi buruknya nih pasti"
Junkyu cemberut.
Mashiho menyadari ekspresi sang kekasih tidak seperti biasanya. Junkyu tidak pernah sekusut ini meskipun saat bangun di pagi hari. Mashiho yakin, bukan mimpi buruk yang membuat ekspresi Junkyu sekusut dan sesuram ini.
Mashiho memperhatikan wajah Junkyu, tak lama tangan kanan Mashiho bergerak untuk mengelus kantung mata Junkyu yang membengkak.
"Begadang ya semalam?", tanya Mashiho lembut.
"Hi..hi.. Iya, Kakak begadang ngerjain semua tugas sekolah biar ga numpuk", jawab Junkyu dengan cengirannya.
Mashiho tersenyum. Ia tahu kekasihnya sedang berbohong. Bukan ini alasan sebenarnya mengapa Junkyu terus begadang sejak seminggu yang lalu.
"Yuk pulang. Aku mau kompresin mata Kakak. Pasti ga nyaman kayak gini"
"Pulang kemana nih? Rumah kamu, aku, atau ke apartemen kita?", tanya Junkyu.
"Kamu pengennya pulang kemana?", Mashiho balik bertanya.
"Ke apartemen kita, boleh?", tanya Junkyu.
Mashiho mengangguk.
"Boleh dong. Yuk pulang. Udah seminggu juga kita ga ke apart", jawab Mashiho.
Junkyu tersenyum manis.
Ya, Kenyamanan. Itu yang dibutuhkan Junkyu sekarang dan Mashiho akan dengan senang hati memberikan kenyamanan untuk sang terkasih. Mashiho tahu, bahkan amat sangat tahu kalau Junkyu sedang berjuang mati-matian untuknya. Dan disaat Junkyu membutuhkan tempat ternyamannya, Mashiho akan memberikan kenyamanan itu untuk Junkyu.
Mashiho dengan senang hati akan menjadi rumah tempat Junkyu untuk pulang.
Mashiho merapikan rambut Junkyu.
"Sampai apart langsung mandi ya, Kak. Terus kasih tau ke aku, kamu pengen makan apa aja bakalan aku masakin", tutur Mashiho.
Junkyu mengangguk antusias.
"Siap, Love. Pokoknya Kakak pengen makan yang banyak hari ini"
"Iya, makan apapun yang Kakak mau"
"Yuk pulang sayangku~", Junkyu menggenggam jemari Mashiho kemudian melangkah pergi dari taman dengan ekspresi yang tak sekusut di awal tadi.
"Pengen peluk juga ya sayang ya", ujar Junkyu lagi ditengah perjalanan mereka.
"Terserah. Asal jangan yang aneh-aneh. Ku hajar kamu kalau berbuat yang ngga-ngga", balas Mashiho galak.
"Iya ih, peluk doang kok", jawab Junkyu dengan senyum cerahnya.
Mashiho menoleh ke arah Junkyu. Ikut tersenyum saat melihat kekasihnya tersenyum.
Junkyu mengeratkan genggaman tangan mereka.
Ya. Mashiho adalah tempatnya untuk pulang. Mashiho adalah rumahnya. Hanya Mashiho yang Junkyu butuhkan. Selama Mashiho berada disampingnya, maka Junkyu akan baik-baik saja.
•🐨|🍀•
Aku ngetik ini kayak pengen nangis, beneran mellow banget rasanya🤧 Ga tau juga kenapa bisa ngerasa kayak gini..
Yeorobun, selalu jaga kesehatan ya, aku harap kalian juga selalu bahagia dimanapun kalian berada💕
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲 𝐋𝐢𝐟𝐞 𝐉𝐮𝐧𝐒𝐡𝐢𝐡𝐨
FanfictionWARNING GS❗ Yang berkenan membaca, silahkan mampir😊