10

33 0 0
                                    

Bertahannya suatu hubungan dikarenakan sebuah kenyamanan
Jika tidak ada rasa nyaman, tidak akan ada hubungan yg bertahan lama.
~pande~

Hari ini adalah hari keberangkatan kedua pasutri itu ke Bali. Dengan menaiki pesawat, hanya butuh waktu tidak lebih dari 2 jam perjalanan. Sesampainya mereka di Bali, kedua pasutri muda itu menuju hotel yang di boking kemarin. Sebuah hotel mewah bintang lima, dengan view pantai indah yang ter rentang dari ujung ke ujung. Selain fasilitas yang mewah, ada juga sebuah kolam renang berukuran sedang yang langsung mengarah ke arah pantai.

"Indah banget ya mas, pasti orang lokal senang banget tinggal di Bali." Ucap Keysia yang duduk di balkon hotel bersama Alvin .

"Iya, selain pantai nya yang indah, terdapat juga tempat wisata lain yang tak kalah indah, pegunungan, sawah, dan lainnya. Nanti kita kunjungi semua nya deh, mau?" Tawar Alvin.

"Mau banget, makasih ya mas" ujar keysia senang.

"Apa sih yang enggak buat istri tercinta. Yaudah kamu istirahat dulu, nanti setelah magrib, kita jalan jalan keluar nikmati malam."

"Iya mas, aku mau mandi dulu gerah soalnya. "
"Oh iya, kamu pesen makan gih, nanti setelah aku mandi kita makan dulu " ucap keysia, hanya dibalas anggukan oleh Alvin. lalu ia berjalan menuju kamar mandi.

Sekitar 25 menit kemudian, Keysia sudah selesai mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama santai. Berbarengan dengan itu, makanan yang tadi dipesan Alvin juga sudah sampai, dan disinilah mereka , di ruang tamu yang menyediakan sofa panjang. Mereka duduk disofa sambil menikmati hidangan, dan ditemani televisi.

" Kamu pesan apa mas?" Tanya Keysia.
"Ini ada sate, ikan bakar, ayam bakar, sayur, dan banyak lagi."
"Kok banyak banget, kan cuma berdua?" Tanya Keysia lagi.
"Hehe aku laper, dan pengen cobain ini semua. Yaudah yuk makan" ucap Alvin.
"Iya, yuk. Sini aku siapin punya kamu."

Setelah itu mereka pun menikmati makanan dengan lahap...

*****

Jam menunjukan pukul 19:00 waktu Indonesia tengah, sekarang pasutri muda itu, sudah siap untuk pergi keluar hotel. Berjalan jalan ke taman kota.
Alvin menggunakan celana pendek selutut, dibalutkan sepatu, dan hodi lengan panjang, mengingat udara malam di Bali sangat lah lumayan dingin.
Keysia memakai celana pendek selutut, dan sepatu berwarna pink. Dengan hodi lengan panjang yang sama persis dengan Alvin. Awalnya Alvin agak tidak suka dengan Keysia yang memakai celana selutut, mengingat ini di Bali dan toh juga Keysia bahagia, tidak masalah bagi nya. Karena menurut artikel yang dia baca, orang Bali itu tidak terlalu mengurus atau pun gimana melihat perempuan yang menggunakan pakaian minim, bagi mereka itu hal yang biasa. Toh juga itu urusan mereka. Banyak para turis yang berlalu lalang di jalan hanya menggunakan pakaian dalam dan bikini, dan ya, masyarakat Bali hanya cuek, dan memilih fokus dengan kegiatannya masing-masing. Bahkan ada artis saja, mereka tidak peduli. Oke balik ke cerita.

Setelah sampai di pusat kota, mereka memilih untuk makan malam terlebih dahulu, selesai makan malam mereka langsung mengunjungi beberaapa pedagang kaki lima yang sedang ngangkring di tepi jalan.

"Mas, beli cilok yang disana yuk" ajak Keysia, hanya dibalas anggukan oleh Alvin.
"Bli, pesen ciloknya dua, enggak terlalu pedes." Ucap Alvin kepada penjual yang berumur sekitar 27 tahun.
"Siap Bli silakan ditunggu" ucap pedagang itu.

(Bagi yg nanya knpa yg lebih tua manggilnya Bli juga, karena belum terlalu kenal. Kalo manggil 'dek' kayak enggak enak, makanya manggil nya 'Bli'. Gitu sih kalo menurut aku sebagai orang bali.)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MariposaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang