Bagian 1 : Step Brother

7.3K 212 7
                                    

A/N :
If you enjoyed this story, dont forget to leave ur comment 💬 and vote ⭐

Thank u

"Sayang, saat makan malam nanti ibu harap kau bisa menunjukkan sikap ramah di depan paman Jaehyun dan putranya. Tunjukan kesan pertama yang baik pada mereka, kau jangan sampai mengacaukan segalanya. Ini acara penting bagi ibu, jadi jangan buat ibu malu di hadapan mereka. Kau mengerti kan?."

Winter hanya terdiam mendengar omelan Park Chaeyoung—ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winter hanya terdiam mendengar omelan Park Chaeyoung—ibunya. Entah sudah berapa lama wanita itu mengeluarkan kata-kata mutiara. Mungkin sudah hampir lima belas menit atau mungkin... lebih?. Winter tidak tau bahkan sama sekali tidak peduli. Jauh dari lubuk hati, gadis itu sebenarnya sangat tidak berselera menghadiri acara pertemuan keluarga 'berkedok makan malam' yang jauh-jauh hari sudah diwanti-wanti oleh Chaeyoung agar anak gadisnya itu bisa ikut hadir mendampinginya.

Winter Kim baru saja mengalami peristiwa malang yang akhirnya merubah total hidupnya. Semenjak kepergian tuan Kim karena terkena serangan jantung, ibunya malah memutuskan ingin menikah lagi dengan seorang duda kaya raya—tak lain adalah teman ibunya selama masa kuliah dulu. Mendengar pengakuan tersebut, terang saja Winter menolak mentah-mentah keinginan ibunya.

Actually gadis itu masih belum bisa menerima kenyataan atas kematian sang ayah. Namun disisi lain Winter juga merasa bersalah dan tidak tega melihat ibunya terus bersedih karena tak kunjung mendapat restu darinya. Winter akhirnya kembali mempertimbangkan semua keinginan Chaeyoung, hingga ia pun memutuskan merelakan sang ibu untuk kembali menikah bahkan diusianya yang sudah tidak muda lagi.

Dengan berat hati, Winter mengekori ibunya memasuki restoran mewah bergaya eropa dan langsung disambut ramah oleh beberapa pelayan bersetelan formal serba hitam putih. Pelayan-pelayan tersebut mengarahkan Winter dan ibunya agar duduk di meja yang telah direservasi atas nama Jung Jaehyun—tak lain adalah calon ayah tiri Winter.

***

"Perkenalkan, aku Kim Minjeong."

"Jaemin... Jung Jaemin."

Pemuda tersebut menjabat erat tangan Winter dan meremasnya dengan lembut. Tatapan matanya berkilat aneh, membuat Winter terlihat sedikit risih. Jung Jaemin terang-terangan menatap tubuh Winter dari ujung rambut hingga ujung sepatu, seperti sedang memberikan penilaian pada gadis berkulit putih susu—yang kata sang ayah, sebentar lagi akan resmi menjadi adik tirinya.

 Jung Jaemin terang-terangan menatap tubuh Winter dari ujung rambut hingga ujung sepatu, seperti sedang memberikan penilaian pada gadis berkulit putih susu—yang kata sang ayah, sebentar lagi akan resmi menjadi adik tirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Minjeong sekolah di tempat yang sama denganmu Jaemin. Apa kalian tidak saling mengenal?." tanya Jaehyun membuyarkan lamunan mereka.

"Tidak. Kita memang sering bertemu tapi tidak saling kenal."

"Baguslah. Karena sekarang kalian sudah saling mengenal, kalian nanti bisa berangkat dan pulang sekolah bersama."

Jaehyun mengutarakan usulannya dengan antusias membuat keduanya menjadi canggung dan merasa tidak nyaman. Jaemin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Winter terus memalingkan wajahnya yang merona tak kuasa beradu pandang dengan Jaemin.

Ya, Winter tahu. Jung Jaemin adalah salah satu kakak kelas tertampan dan cukup populer di sekolahnya. Winter sendiri tidak menyangka kalau ternyata Jaemin-lah yang akan menjadi kakak tirinya. Bahkan di dalam mimpi paling gila-nya pun, Winter sama sekali tak pernah membayangkan hal semacam ini akan terjadi.

Winter menghela napas pelan dan beralih memfokuskan pandangannya pada wanita bertubuh mungil, sedang dirangkul mesra seorang ahjushi tampan yang digadang-gadang akan menggantikan posisi ayahnya. Jujur Winter rasanya masih sulit untuk menerima kenyataan. Melihat pemandangan Park Chaeyoung yang bergelayut manja di lengan kekasihnya, Winter hanya bisa berharap semoga ibunya bahagia dengan keputusannya menikahi pria itu.

Setelah melakukan perkenalan singkat, perbincangan antar keluarga kembali di dominasi oleh para orang tua yang sibuk membicarakan tentang rencana pernikahan. Sesekali, Jaemin dan Winter hanya mengoceh seadanya jika ditanya. Mereka pun terus berbincang sembari menunggu pesanan datang.

***

Beberapa hari sebelum pesta pernikahan ayahnya, Jaemin mulai menunjukkan gelagat berbeda pada Winter. Awalnya gadis itu tidak menyadari dengan perubahan sikap Jung Jaemin, karena selama ini pemuda tersebut selalu menampakan sikap biasa di hadapan orang tua mereka. Winter dan Jaemin memang sering dipertemukan agar membentuk chemistry 'adik kakak' karena sebentar lagi keduanya akan menjadi saudara. Winter mengira semuanya akan baik-baik saja. Hingga pada satu waktu, Jaemin mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan.

"Aku harus mengatakan ini Kim Minjeong. Sebenarnya aku sangat tidak setuju ayahku menikah dengan ibumu. Jadi, jangan berharap aku akan menganggapmu sebagai adikku, karena selama ini aku juga menyukaimu."

Winter menatap Jaemin dengan dahi berkerut. Masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Kakak hanya bercanda kan?"

"Tidak. Aku serius." Mata Jaemin tak lepas menatap Winter seolah ingin meyakinkan gadis itu. "Dan sekarang aku juga ingin tau bagaimana perasaanmu. Aku yakin, kau juga pasti punya rasa yang sama denganku. Benar begitu kan?"

Winter masih bergeming. Bibir gadis itu seolah terkunci karena terlalu syok mendengar pengakuan Jaemin.

"Karena kau hanya diam... jadi kuanggap itu sebagai persetujuan." Jaemin seenaknya menyimpulkan. "Baiklah, kalau begitu mari kita batalkan pernikahan mereka dan kau harus jadi pacarku mulai saat ini."

"Ta-tapi..."

"Aku akan membawamu menemui orang tua kita dan menjelaskan semuanya sebelum pernikahan mereka benar-benar terjadi." Jaemin meraih tangan Winter dan mengelusnya perlahan dengan kedua ibu jarinya.

"Kim Minjeong." Jaemin mengucapkan nama gadis itu bagai mantra. "Sudah lama sekali aku menginginkan hal ini."

"M-menginginkan apa?"

Jaemin mencondongkan tubuhnya sambil mengarahkan salah satu tangannya bergerak mengelus wajah lembut Winter.

"Menyentuhmu."

Tidak hanya merasakan sengatan listrik dijemari tangannya, kedua pipi Winter pun juga ikut memanas saat mendengar kalimat frontal yang dilontarkan calon kakak tirinya.

"Maaf, aku tidak bisa." Dengan gugup, Winter sedikit menarik paksa tangannya dari genggaman Jaemin. "Aku ingin pernikahan ini tetap berjalan seperti seharusnya. Dan aku... aku sama sekali tidak mencintai Kakak."

Bersambung

[Repost] 29/12/23

The Adorable Step-Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang