Bagian 14 : Not Your Girlfriend (Anymore)

1.6K 106 5
                                    

Don't forget to leave your comment and vote 👋

Rated M (17+)

Winter baru tersadar saat dirinya sudah berdiri di depan pintu kamar Jaemin. Ia menyesal 'kenapa tadi ia mau mau saja menyanggupi permintaan ibunya?'. Padahal Winter sebenarnya masih ingin menghindari pertemuannya dengan Jaemin, hanya ingin menjaga perasaannya yang kadang masih belum menerima—kalau status hubungan mereka sudah berakhir.

Dengan berat hati, tangan Winter terangkat mengetuk pintu kamar Jaemin. Winter harus tampak baik-baik saja dan tak boleh bersikap ketus. Karena bagaimana pun juga Jaemin adalah kakak yang harus ia hormati. Dan mungkin dengan rutin bertemu Jaemin, perasaan canggung di antara mereka perlahan akan hilang dengan sendirinya.

Pintu kamar setengah terbuka, menampilkan wajah Jaemin yang terlihat muram, dan dari gesturnya—sepertinya pemuda itu kaget melihat keberadaan Winter di depan kamarnya.

"Hai..." Winter memberanikan diri menyapa Jaemin.

"Ada apa?." tanya Jaemin sambil mengangkat satu alisnya.

"Ah, aku... Maksudku, ibuku..."

Winter hendak menjawab pertanyaan Jaemin namun terbata, membuat Jaemin mengerutkan kening tak mengerti.

"Ibu menyuruhku mengantarkan cake ini untukmu. Dia baru saja membuatnya dan berharap kau mau mencicipinya."

Sejenak Jaemin terdiam. Matanya bergulir menatap wajah Winter dan nampan berisi kudapan yang dibawa gadis itu secara bergantian.

"Bawa saja kembali. Aku tidak berminat."

Sorot mata Winter yang tadinya teduh kini berubah tajam setelah mendengar penolakan Jaemin. Merasa tak perlu membalas ucapan tersebut, Winter langsung berbalik badan ingin secepatnya angkat kaki dari kamar itu. Namun belum sempat Winter melangkah, tangan Jaemin sudah lebih dulu menangkap lengannya.

"Kenapa lagi?."

Jaemin memandang Winter dengan tatapan penuh spekulasi, seakan tengah berpikir 'apa yang harus ia katakan' agar Winter mau mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Aku berubah pikiran. Sepertinya itu enak, masuklah."

Jaemin kemudian membuka pintu kamar lebar-lebar dan membimbing gadis itu agar masuk ke dalam tanpa berniat melepaskan genggamannya.

Actually Winter agak canggung setelah sekian lama tidak memasuki kamar bergaya minimalis itu. Matanya sibuk menatap sekeliling ruangan yang bernuansa remang, dengan pilihan warna hitam dan abu-abu yang sangat dominan, mencerminkan karakter siapa pemiliknya.

Blam!

Lamunan Winter pun terinterupsi setelah mendengar Jaemin menutup pintu kamarnya sedikit keras. Merasakan jemari Jaemin masih memegang lengannya, Winter pun menggeser sedikit tubuhnya untuk memberi jarak.

"Letakkan saja di sana." perintah Jaemin sambil menunjuk sebuah meja dilengkapi satu set sofa berbahan kulit. Benda yang dulunya menjadi saksi bisu awal mula mereka menjalin hubungan terlarang, yang semestinya tidak pernah ada.

"Selimut ini sangat mengganggu. Lepaskan saja."

"Jangan gila Jung Jaemin, kau baru saja membuang pakaianku!. Aku tidak bisa keluar dalam keadaan telanjang seperti ini."

"Siapa yang mengizinkanmu keluar huh?."

Mengingat kembali kenangan saat Jaemin mengajaknya bercinta di sofa tersebut, sontak membuat pipi Winter sedikit memanas.

The Adorable Step-Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang