Rated M (21+)
Winter kesulitan mengatur posisi duduknya. Napas gadis itu tercekat karena kewalahan menerima ciuman bertubi-tubi yang dilayangkan Jaemin padanya.
Pemuda itu aktif melumat bibir Winter. Sedangkan kedua tangannya bergerak naik turun mengelusi paha gadis itu hingga membuat Winter menggeliat resah di pangkuannya. Sesekali bibir mungil Winter mendesah, itupun kalau Jaemin berbaik hati melepaskan pangutan bibir mereka.
Memundurkan jok kursinya ke belakang, Jaemin mengatur posisi duduk mereka agar memiliki ruang yang cukup leluasa.
"Jaemin, di sini sempit. Kenapa tidak di rumah saja? lagipula di sini juga tidak aman. Orang-orang bisa dengan mudah melihat apa yang kita lakukan." Winter terus mengedarkan pandangannya ke luar jendela.
"Aku parkir di tempat yang sepi, baby. Tidak akan ada yang melihat. Kita juga akan melakukannya dengan cepat. Jadi kau jangan khawatir, okay?."
Tidak mengindahkan rengekan Winter jemari pemuda itu malah beralih merambat ke belakang punggung Winter, mengangkat tshirt-nya tinggi-tinggi kemudian melepas pengait bra gadis itu.
"Tapi, Ahh... Nana..." Winter tak mampu lagi melanjutkan protes. Ia menggigit bibir bawahnya, merasakan lidah dan tangan Jaemin mulai turun menyusuri payudaranya.
Menikmati sapuan lidah Jaemin yang memilin-milin putingnya, tubuh Winter menggeliat resah menahan gejolak nafsu yang semakin meluap. Ciuman Jaemin mulai merambat naik, membuat Winter tanpa sadar menolehkan kepalanya—membuka jalan bagi bibir Jaemin untuk menggeluti lehernya.
"Jaemin, sebaiknya kita pulang saja jangan di sini."
Jaemin menghentikan cumbuannya. Ia mendongak menatap gadisnya dengan pandangan memelas. "Baby, ayolah..."
Winter balas menatap Jaemin lekat sambil tangannya mengelus sayang rambut cokelat kekasihnya. Tak tega menolak keinginan Jaemin, Winter akhirnya mengangguk pelan dan kembali mendekatkan wajah mereka—memberikan Jaemin ciuman lembut.
Dan ketika jemari Winter menyusuri rambutnya, Jaemin sekuat tenaga menahan erangan nikmat. Jaemin mengambil alih ciuman Winter yang tidak terburu-buru namun itu sukses memicu hasratnya hingga ke ubun-ubun.
Kecupan Jaemin yang ringan dan lembut menyebar mulai dari kening, bibir, dagu, lalu beralih menggigit kecil rahang dan daun telinga Winter.
"Jaemin, Apa... kau yakin?."
Winter sedikit terkejut. Kala melihat pemuda itu bergerak melepas ikat pinggang dan resleting celananya, berusaha mengeluarkan kejantanannya yang sudah mengacung tegak.
"Sure, baby. Do you want to hold it?."
Jaemin menyodorkan senjata miliknya ke arah Winter sambil mengocoknya perlahan.
"Ish... No way!."
Mencebik kesal, Winter buru-buru memalingkan wajahnya—menyembunyikan semburat rona merah di pipinya.
Menyadari Winter tengah tersipu, Jaemin hanya terkekeh kecil kemudian mengecup gemas bibir gadis itu.
"Angkat sedikit pinggulmu."
Meski cemberut Winter tetap melakukannya. Ia menarik pinggulnya ke atas memberi sedikit jarak. Sedangkan Jaemin sibuk menyingkap rok mini Winter, memperlihatkan panty tipis berenda abu-abu yang dikenakan gadis itu.
"Hey, kau mau apa?."
"Tear off your panties."
"Ohh.. No. Don't do that!." Refleks, tangan Winter menahan Jaemin yang hendak menarik celana dalamnya. Namun permohonan tersebut seperti angin lalu bagi Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adorable Step-Sister
FanficJaeMinJeong ❣️ WARNING (21+) This story has sexual content Publish : March 10, 2023 End : -