Enjoy & Voment
Happy reading (:'Sudah hampir jam sepuluh malam. Tapi kenapa Jaemin belum sampai ke sini?.'
Lia bergumam seraya berjalan mondar mandir di dalam kamar. Sesekali, gadis itu tanpa sadar menggigit kecil jari tangannya, suatu kebiasaan ketika ia sedang dilanda ketakutan dan cemas.
Dua jam yang lalu Lia masih berbicara dengan Jaemin via telepon. Saat itu, Jaemin tiba-tiba mengatakan kalau ada hal penting yang harus diurusnya terlebih dahulu, sehingga membuat pemuda tersebut tak bisa sampai ke Mansion Lia tepat waktu.
Tadinya Lia bersikap biasa saja, karena menduga Jaemin tidak akan pergi selama berjam-jam. Namun, mengingat sampai sekarang pemuda itu belum juga menampakan batang hidungnya. Lia pun mendadak jadi cemas, takut kalau Jaemin melupakan janji untuk menemuinya.
Lia uring-uringan sendiri. Notif ponselnya juga benar-benar sepi dari kabar Jaemin. Dia sempat berpikir ingin menghubungi pria itu, tapi—
Yeah.
Lia harap Jaemin akan lebih dulu menghubunginya. Namun, gadis itu kembali tersadar, kalau apa yang diharapkannya tidak akan pernah terwujud. Karena... Jangankan menelpon sekedar menanyakan kabar. Jaemin bahkan tidak pernah berbicara dengan Lia kalau bukan gadis itu yang memulai duluan.
Maka dengan berat hati, Lia pun kembali menurunkan sedikit harga dirinya demi menjaga kelangsungan hubungan mereka. Padahal, ada sedikit ego di hati Lia yang sangat ingin diberi perhatian. Meski sekali saja oleh lelaki yang dicintainya itu.
Lia mengetikkan nomor milik Jaemin yang sudah ia hapal diluar kepala sambil berharap-harap cemas. Sudah beberapa detik lalu nada sambung telepon di ujung sana terdengar. Membuat Lia bertanya-tanya—apa yang sedang dilakukan tunangannya itu hingga tak kunjung mengangkat ponselnya. Lia terus menghubungi nomor Jaemin berulang-ulang. Dan tepat dipanggilan kelima, panggilan telepon itu akhirnya terjawab juga.
Lia mendesah lega.
"Jaemin-ah, sekarang kau di—"
Tut... Tut...
"—Mana?."
Belum sempat Lia menyelesaikan kalimatnya, panggilan telepon itu ternyata sudah terputus secara sepihak.
Lia mengernyit heran. Kenapa Jaemin mematikan ponselnya secepat itu tanpa mengatakan apa-apa?.
Lia menatap kosong layar ponsel yang menampilkan foto Jaemin. Foto yang diambilnya secara diam-diam sewaktu kencan pertama mereka. Lia terus menatap wajah itu penuh harap dan rindu yang terlampau besar. Karena selama hampir sebulan ini dia dan Jaemin juga sudah jarang bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
Merasa tak puas, Lia kembali mencoba menghubungi nomor Jaemin dengan harapan pemuda itu akan segera mengangkat telepon darinya. Namun, kali ini bukan lagi suara deringan telepon yang menyambut Lia. Melainkan suara operator yang menjelaskan—kalau nomor yang dihubunginya itu sedang tidak aktif.
22.07 pm
Julia Chou
Jaemin-ah, kau di mana?
Bukankah kau sudah berjanji padaku untuk datang menemuiku malam ini?.
Kau tidak berpikir akan melewatkannya kan?22.15 pm
Julia Chou
Aku ingin malam ini kau merayakan ulang tahunmu bersamaku, Jaemin.
Aku juga punya hadiah yang spesial
untukmu.
Sesuatu yang paling berharga dariku,
Aku yakin kau akan menyukainya.22.50 pm
Julia Chou
Sayang,
di sini hanya akan ada kau dan aku.
Aku mohon datanglah.
Sampai detik ini aku masih menunggumu.
:'(23.38 pm
Julia Chou
Baiklah.
Aku tau kau pasti sedang punya urusan mendadak sehingga tak mengangkat telepon dariku. Winter juga mengatakan kalau akhir-akhir ini kau sedang sibuk. Tapi tak apa, kau bisa menyelesaikan urusanmu dulu, lalu datanglah padaku.00.01 am
Julia Chou
Selamat ulang tahun Jaemin-ah.
Aku sangat mencintaimu.
Kau jadi datang kan?
Aku masih menunggumu :')Tanpa sadar Lia meneteskan air mata ketika mengetikkan pesan terakhir di room chat milik pria itu. Pesan yang tak tahu kapan akan berbalas. Namun sampai detik ini, gadis itu masih berpikir positif kalau Jaemin pasti akan membaca semua text yang dikirimnya.
Lia sangat yakin, Jaemin pasti akan segera menemuinya, apalagi setelah tahu hadiah menarik apa yang akan lelaki itu dapatkan darinya. Lagipula ini masih jam dua belas malam, dan Lia tidak keberatan kalau ia harus menunggu hingga dua jam lagi.
Lia kembali menatap pantulan dirinya di cermin besar. Kilatan sedih terpancar jelas dari sorot matanya yang sendu. Melihat lekukkan tubuh indahnya yang berbalut kimono minim. Tatanan rambut bergelombang yang sudah tak se-rapi tadi. Serta beberapa noda maskara dan eyeliner luntur di sekitar area mata, membuat gadis tersebut terlihat berantakan sekaligus menyedihkan diwaktu yang sama.
Tak tahan melihat dirinya yang begitu kacau, Lia pun segera meraih kotak makeup sambil tersenyum getir. Dia sedikit menyesal, kenapa tadi harus menangis hingga membuat makeup-nya rusak. Padahal, sore tadi Lia berusaha mati-matian berdandan agar terlihat lebih cantik dan seksi. Demi bisa memikat hati Jung Jaemin, tunangan sekaligus lelaki yang sangat digilainya itu.
Tapi...
Tak apa.
Toh, Lia masih bisa memperbaiki semuanya. Jika misinya kali ini berhasil, Jaemin juga akan seutuhnya menjadi milik Lia. Dan itu setimpal dengan semua pengorbanan yang sudah Lia lakukan, selama menjalani hubungan sepihak bersama Jung Jaemin.
Lia tersenyum menatap pantulan wajahnya, mencoba untuk menguatkan dirinya sendiri. Dia kembali memoles wajahnya dalam diam, masih berharap kehadiran Jung Jaemin di sisinya malam ini.
Sayangnya, Lia tidak tahu. Kalau ternyata diluar sana, tunangannya itu sedang merayakan ulang tahunnya bersama perempuan lain.
Bersambung
A/N :
Part ini sejalan dengan part 24...
(Ketika Winter dan Jaemin sedang cekcok di kamar, trus hp Jaemin dibanting Winter).Buat pembaca baru, jangan lupa tinggalin jejak. Biar makin semangat lagi lanjutinnya 👋
[Repost : 26/04/24]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adorable Step-Sister
FanfictionJaeMinJeong ❣️ WARNING (21+) This story has sexual content Publish : March 10, 2023 End : -