Bagian 18 : Since U Been Gone

1.2K 108 11
                                    

Don't forget to leave your comment and vote 👋

Entah sudah berapa lama Winter terbaring di kamarnya sambil terus menangis. Kini tidak hanya luka batin yang dirasakan gadis itu, tapi juga luka fisik yang belum mengering. Mengingat insiden gelas pecah di pesta pertunangan kakak tirinya semalam, membuat telapak tangan Winter mengalami luka goresan yang cukup dalam, karena terkena sayatan pecahan kaca hingga membuatnya tak sadarkan diri.

Winter tidak menyangka, ternyata efek melihat Jaemin yang telah benar-benar bertunangan dengan perempuan lain bisa terasa sesakit ini. Winter juga tidak mengerti, kenapa Jung Jaemin bisa secepat itu menyetujui acara pertunangan yang diusulkan paman Jaehyun, Sementara perjodohan itu—awalnya hanya sebatas rencana yang tidak mengharuskan mereka bertindak terburu-buru.

'Apakah Jaemin mulai tertarik pada Lia?. Atau... Jaemin sudah lelah mempertahankan hubungan mereka?.'

Tidak!

Jauh di lubuk hati, Winter tidak sanggup membayangkan kalau seandainya Jaemin benar-benar sudah menaruh perasaan terhadap Lia, dan Winter juga tidak rela kalau posisinya di hati Jaemin harus tergeser.

Winter sangat menyesal kenapa dari awal ia harus terlibat perasaan pada kakak tirinya itu—kalau tahu akan sesakit ini rasanya ditinggalkan. Tapi, bukankah sebelumnya Winter juga-lah yang menginginkan perpisahan ini?. Sedangkan Jung Jaemin, pemuda itu bahkan berkali-kali telah memohon padanya untuk tetap mempertahankan hubungan mereka. Namun seolah tidak peduli, Winter terus bersikeras supaya Jaemin memutuskan hubungan mereka dan memilih bertunangan dengan Lia, seperti yang diharapkan ibunya dan paman Jaehyun.

Huff

Winter menghela napas lelah. Ia tidak tahu lagi siapa yang pantas disalahkan pertama kali saat hatinya terluka. Apakah Winter harus menyalahkan diri sendiri?. Atau... menyalahkan takdir?

***

Sepulang sekolah, Winter tak langsung pulang ke rumah melainkan mampir di sebuah kedai es krim yang tak jauh dari gedung sekolahnya. Entah kenapa dia jadi malas pulang ke rumah, mengingat ada banyak hal yang harus ia hindari ketika sedang dalam masa pemulihan dari rasa sakit yang dialaminya.

Ya. Winter butuh pengalihan, dan dia memilih melampiaskannya dengan memakan ice cream sebagai 'obat' untuk menghilangkan kesedihannya yang tak kunjung reda. Meski hari ini ada yang berbeda dari biasanya, karena gadis itu terlihat datang sendirian tanpa ditemani para sahabat-sahabatnya, yakni Karina, Giselle, Ningning atau Somi, mengingat biasanya—kelima gadis cantik itu selalu menghabiskan waktu mereka bersama, dan tak jarang menjadikan kedai tersebut sebagai tempat melepas penat seusai latihan.

Sayangnya, teman-teman Winter saat ini sedang sibuk mengikuti jadwal ekskul mereka yang di mulai setelah pelajaran berakhir. Sehingga Winter berinisiatif untuk pergi secara diam-diam, karena tak mau mengganggu kegiatan mereka.

Winter sebenarnya juga memiliki jadwal latihan cheers siang ini. Namun mau tak mau dia terpaksa harus meliburkan diri mengingat kondisi tangannya yang belum sepenuhnya pulih. Ia hanya tidak ingin mengambil resiko dengan memaksakan diri untuk ikut, dan malah berakhir mengacaukan latihan formasi tim mereka.

"Aku pesan ice cream strawberry satu, dan Green tea float ukuran medium satu." ucap Winter lalu menyerahkan kartu kreditnya di hadapan seorang pramuniaga.

"Maaf nona, untuk ice cream rasa strawberry kami sudah habis, silahkan jika anda ingin mengganti varian rasa lainnya."

Bahu Winter terkulai lemah. Ia sangat ingin makan ice cream saat ini. Bukan hanya karena cuaca panas yang mendukung, tapi Winter juga sangat ingin menikmati ice cream rasa buah kesukaannya itu.

The Adorable Step-Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang