Dont forget to leave your comment and vote 👋
Waktu menunjukan pukul tujuh lewat lima belas menit. Winter buru-buru menyampirkan tasnya ke bahu lalu berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati. Tatapan mata gadis itu tertuju pada Chaeyoung yang sibuk hilir mudik dari pantry ke meja makan, sambil tangannya membawa beberapa piring yang berisi makanan untuk sarapan mereka.
Ruang makan pagi ini terlihat cukup sepi. Hanya ada dirinya dan Chaeyoung di sana. Paman Jaehyun barangkali sudah berangkat ke kantor karena sedang ada urusan mendadak. Sedangkan Jaemin? well, jangan ditanya. Pemuda itu jarang menghabiskan waktunya di ruang makan karena alasan—ingin menghindari pertengkaran dengan sang ayah yang memang sering terjadi setelah acara pernikahan.
Mengingat keberadaan Jaemin, Winter pun mendengus pelan. Dia yakin laki-laki itu pasti sedang menungguinya di mobil sambil terus mendumel karena tak kunjung melihatnya keluar rumah. Terbukti, beberapa chat dan panggilan tidak terjawab terus memenuhi notifikasi Winter, namun gadis itu memilih untuk mengabaikannya. Tak mau sarapannya terganggu, Winter menyimpan ponselnya di saku rok lalu kembali memfokuskan atensinya pada Chaeyoung.
Winter berjalan mendekat ke arah sang ibu dan duduk di salah satu kursi di ruang meja makan. Chaeyoung yang melihat Winter baru saja turun, tersenyum sumringah dan tak lupa memberi satu kecupan selamat pagi pada putrinya itu.
"Duduklah. Kau harus makan banyak biar belajarnya semangat."
Dengan cekatan Chaeyoung menyodorkan piring berisi roti berlapis kesukaan Winter.
"Thanks mom." Winter menerima dengan senang hati.
"Satu lagi. Tolong berikan pada kakak mu ya?. Beritahu dia, jangan lupa memakannya."
Winter mengangguk kecil saat menerima kotak makanan berisi sarapan untuk Jaemin. Yeah, sudah menjadi kebiasaan ibunya menyediakan kotak bekal untuk Jaemin. Berharap kakak tirinya itu tidak melupakan kebiasaan sarapan, hanya karena ingin menghindari pertemuan awkward dengan kedua orang tua mereka.
"Minjeongie. Apa sore nanti kau sibuk?."
Winter yang tengah fokus dengan sarapannya beralih menatap Chaeyoung.
"Tidak ibu, memangnya kenapa?."
"Ibu ingin ditemani berbelanja kebutuhan makan malam untuk besok nanti, sayang. Kita akan menjamu salah satu kolega bisnis ayah Jaehyun yang datang dari China." Chaeyoung menjelaskan dengan nada antusias. "Kau tahu, sayang. Kolega bisnis ayah Jaehyun memiliki seorang putri yang seumuran denganmu. Kami berencana ingin menjodohkannya dengan Jaemin, tapi jangan beritahu kakakmu dulu ya, ini harus dirahasiakan. Kita akan mempertemukan mereka seolah-olah tidak sengaja, bukan karena paksaan."
Uhuk!
Winter tersedak makanannya sendiri setelah mendengar penjelasan Chaeyoung.
'Tunggu, apa tadi dia tidak salah dengar?. Jaemin akan dijodohkan?' Mendadak Winter disengat rasa cemburu bertubi-tubi.
Melihat Winter hanya terdiam, Chaeyoung pun kembali melanjutkan obrolannya.
"Namanya Lia. Dia sangat cantik. Ibu rasa Jaemin akan cepat tertarik padanya. Dan karena kalian hampir seumuran, ibu yakin kau juga pasti bisa cepat akrab dengannya."
Winter masih bergeming di tempat. Ocehan yang dilontarkan ibunya bahkan terdengar seperti mimpi buruk baginya. 'Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan?' batin Winter menjerit.
"Keluarga mereka juga sangat setuju menjodohkan putri mereka dengan Jaemin. Jadi..."
Tidak sanggup mendengar lebih banyak lagi, Winter beranjak dari tempat duduknya sambil meraih tasnya. "Aku berangkat bu. Aku sudah telat." kata gadis itu sambil mencium pipi Chaeyoung dan bergegas pergi dari hadapan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adorable Step-Sister
FanficJaeMinJeong ❣️ WARNING (21+) This story has sexual content Publish : March 10, 2023 End : -