Berkonflik Dengan Pembimbing PKL

133 24 3
                                    

Hai selamat datang
Jangan lupa tinggalkan jejak
( Votte and Comment )

-------------Happy Reading-------------------

"'''''''''''''''''''''''''""""""''"'"""""''"''''''

Sebut saja namanya si A. Beliau adalah karyawan sekaligus pembimbing semua anak PKL dari sekolah mana saja dibagian fabrikasi di tempat aku PKL.

Perawakannya kecil dan matanya blo, selalu memperhatikan anak-anak PKL yang sedang bekerja walaupun jarak si A itu cukup jauh,

si A masih tetap melihat dan memperhatikan anak-anak PKL yang sedang bekerja dengan gayanya yang sok dan suara badotnya yang menggelegar.

Hampir semua anak-anak PKL tidak menyukai si A ini bahkan ada karyawan pun tidak menyukai sikap si A ini.

Pagi itu kami anak-anak PKL melakukan briefing seperti biasa sebelum memulai pekerjaan dan langsung dipimpin oleh si A dan ganknya.

Si A dengan gaya nya memulai pembicaraan seperti seorang instruktur yang tengil dan menyalahkan semua sikap anak-anak PKL yang dia anggap bekerja tidak rajin, banyak ngobrol, dan tidak inisiatif apalagi anak-anak yang berasal dari kota J dan kota B, kebetulan aku berasal dari kota B.

Di mata dia anak -anak PKL itu selalu salah dan tidak ada benarnya dan dia tidak mau akrab dengan anak-anak PKL,

tidak mau membantu anak-anak PKL yang sedang kesulitan dalam adaptasi pekerjaan dan gila hormat.

Pagi itu setelah briefing kami diabsen satu persatu dan sesudah itu langsung bekerja kebagiannya masing-masing.

Si A seperti setan bagi anak-anak PKL, dia seperti tidak sekolah.

Kata-katanya selaras dengan tingkahnya yang tengil.

Suatu hari aku mengobrol sama salah satu karyawan dibagian si A, sebut saja namanya si B.

Si B ini bawahannya si A, dia bekerja di bagian fabrikasi disuatu ruangan tetapi di ruangan tersebut dia bekerja sendiri tidak seperti yang lain bekerja secara tim.

Ketika itu aku membantu pekerjaannya sambil bekerja si B menyapa aku

Si B : " gimana si A " ?
Aku : " maksudnya gimana bang ?" ( Abang adalah panggilan yang biasa aku lakukan untuk memanggil karyawan ditempat PKL ku )
Si B : " yah sikapnya atau tingkah lakunya kepada kamu dan yang lainnya ?"
Aku : ( dalam hati aku bingung jawabnya karena kalo jujur aku tidak enak karena si B kan bawahannya si A ) lalu " aku diam saja sejenak !!! "
Si B : " Si A emang orangnya kaya gitu, tidak usah didengerin apa kata dia " sambil mengerjakan sesuatu
Aku : ( ko si B seperti tidak setuju dengan sikap si A, aku bergumam dalam hatiku )
" Memang sih bang, banyak anak - anak PKL tidak senang dengan sikap si A ". Timpalku.
Si B : " nah kan, emang begitu si A, ya udah lu disini aja sama gua bantuin gua mau sampai sore ke ga apa-apa santai saja sama gua mah klo si A datang cuekin saja "
( Sambil ngomong gitu si A datang secara tiba- tiba ke si B ).

Si A : " B tolong yang ini dikerjakan terlebih dahulu yah " ( dengan menggunakan bahasa daerah )
Si B : " ok A " ( juga dengan menggunakan bahasa daerah )
Sepertinya si A dan si B ini berasal dari daerah yang sama. Aku tak hiraukan lagi pembicaraan si A dengan si B, aku fokus saja kerja.

Kerja dengan si B sangat santai dan menyenangkan, si B banyak mengajariku pekerjaan yang dibebankan padaku dan kalo aku keteteran si B pun mau membantuku.

Bekerja di bagian si B membuat aku merasa nyaman dan tak memikirkan lagi tentang si A sehingga aku bersemangat dalam bekerja.

Tapi aku tak lama dibagian si B lalu aku dipindahkan ke bagian lain oleh si A.

Ketika aku dipindahkan ke bagian lain oleh si A ini,

si B seperti cemberut dan tidak setuju dengan keputusan si A.

Tetapi sepertinya si B tidak punya kuasa untuk menentang si A karena si A adalah atasannya si B.

Sambil berjalan si A bilang padaku " kamu sebenarnya ditempatkan di bagian si B sementara karena tadi saya lihat pekerjaannya menumpuk, jadi saya tarik kamu untuk diperbantukan dibagian si B. "

Lalu si A memindahkan Aku sementara kebagian Assembling untuk beberapa hari bantuin di bagian gudang.

Dibagian gudang di Assembling seperti surga bagi anak PKL, karena ketika aku bekerja disana sangat sunyi sepi dan yang kerjapun seperti sendiri-sendiri ditambah karyawannya pun asyik,

mereka malah menyuruh aku untuk duduk saja kalo tidak ada pekerjaan sambil nungguin bel pulang, malah ada anak PKL dari kota J dia kerja sambil duduk sambil tidur, sungguh aneh tuh bocah.

Atau bagian ini yang terlalu aneh bagi aku yang biasanya kerja full menggerakkan badan dari pagi sampai sore.

Tapi ketika aku menikmati pekerjaan di bagian Assembling ini,

lagi-lagi si A datang untuk memindahkan aku kebagian semula,

sepertinya dia enggan melihatku nyantai dalam bekerja,

yang aku tidak senang itu cara bicaranya dan pembawaannya yang sok dan tengil ingin sekali ku menendang bokongnya dari belakang atau memiting lehernya,

tapi itu hanya ada dalam khayalanku semata.

Jangan lupa votte
And
Thank' for read


Praktek Kerja LapanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang