OS 12 : "Janganlah kau bertanyea-tanyea!!"

500 13 1
                                    

***

Rina POV.

Seperti biasa Aku, Airin minus Alif duduk di kantin kampus. Kami tengah sibuk dengan laptop dan buku kami masing-masing. Tiba-tiba Alif datang, seperti biasa dia dengan tergesa-gesa.

Gajelas.

Alif duduk.

"Kalian tau gak?" aku dan Airin menggeleng, masih fokus pada pekerjaan masing-masing. "Ih liat dulu." dengan terpaksa kami menoleh.

Alif membawa sebuah selembaran. Apa itu??

Bagaimana bisa wajah suamiku terpampang jelas disana??

Ah iya, aku lupa kalau suami tua itu direktur kampus ini.

"Pak Dirut besok dateng gais." seru Alif excited.

"Aku dengar dia baru menikah." fokusku pada Airin, tanpa sadar aku menelan ludahku sendiri. Bagaimana dia tau?

"K-kok lo tau?" tanyaku gugup.

"E ituu.. Katanya, iya katanya. Gue juga gak tau pasti sih." jawab Airin dengan cengirannya.

Aku masih belum memberitahu kedua sahabat karibku ini. Jujur aku bingung, sangat amat bingung. Bagaimana aku bisa memberitahu mereka jika kemarin aku cuti untuk pernikahan dan pergi honeymoon??

Bagaimana aku bisa memberitahu mereka??? Ottokee!!!

"Tapi kalo diliat-liat nih ya.. Keturunan keluarga Poernomo itu gak pernah gagal gak sih?" klaim Alif. "Contohnya Pak Alex. Eh, berarti Pak Alex ini ponakannya Pak Dirut ya?" kami berdua mengangguk dan diikuti Alif ikut mengangguk juga.

"Biasa aja menurut gue." gumamku. Karena yah, memang biasa saja, menurutku.

"Apa?"

"Mm? Gak, gak ada."

Alif melihat tumpukan buku dan laptop kami di meja. "Kalo mau belajar itu di perpus Cantek. Bukan di kantin. Kantin itu buat makan bukan buat belajar." tegur Alif.

"Waw!! Saya baru tahuu." balasku dengan tatapan sinisnya.

"Makan yuk, laper nih." ajak Airin dan kami mengangguk setuju, kami pun pergi memesan.

"Saya pesen mie instan goreng, kentang goreng lalu es teh-"

"Goreng?"

"Sa ae." kami tertawa dengan lawakan retjeh Airin.

"Pesen apa Rin?" kulihat menu. "Kalo Airin mau pesen bakso kuah bening sama minumnya jus jeruk."

"Rina juga deh samain sama Airin ya buk." ibuk kantin itu mengangguk dan membuatkan pesanan kami. Tak lama pesanannya siap.

"Ini pesanan Airin, ini Rina dan ini Alif." secara bergantian kami membayar.

"Makasih Buk." tapi Alif menyerobot dan ia pergi duluan.

"Dasar anak laki-laki." kesal Airin. "Jadi berapa buk?"

"Jadi 17k, neng Airin." Airin memberikan uang 20k dan mengambil 3k sebagai kembalian. Saat hendak pergi, Airin melihatku yang tengah meraba saku-sakunya. "Kenapa?"

Om, Eh SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang