OS 24 : "Hidup aku hancur, gara-gara Om."

587 22 4
                                    

****

Hari sudah malam. Rina tengah bersiap untuk tidur, ia sedang memakai skincare malamnya. Sedangkan Ryan, ia baru saja masuk setelah menerima telpon yang entah dari siapa.

Tok tok!

"Masuk." izin Ryan.

Pintu terbuka dan Gina terlihat.

"Permisi Tuan, Madam.. Ini ada paket untuk Madam." Rina melirik Ryan sebentar, lalu ia dengan cepat merebut paket itu dari Gina.

"Ok. Makasih ya." Gina mengangguk.

"Sama-sama Madam.. Kalau begitu, saya permisi." Gina pun keluar.

"Paket apa itu?" tanya Ryan setelah memakai kembali kacamatanya dari nakas.

"Cuma,, hal yang dibutuhkan wanita." Ryan pun mengidik tidak peduli. Bukannya tidur Ryan malah membuka laptopnya. "Om gak tidur?"

"Saya mau lihat laporan ini sebentar. Kamu tidur duluan aja."

"Aku,, mau ke kamar mandi dulu." Rina pun bergegas ke kamar mandi dengan membawa paket itu secara diam-diam.

***

Rina mematung dengan tatapan kosong ke benda pipih di meja wastafel. Ia sudah tidak terkejut, ia sudah menduga hasil ini yang akan ia dapatkan.

Pict

Bagaimana ini?

Rina terduduk di closet duduk yang tertutup, memijit pelipisnya. Setelah beberapa saat Rina menghela nafas, ia pun berdiri, meraih alat itu keluar kamar mandi lalu lamgsunh ia lempar ke pangkuan Adryan.

Ryan yang tengah fokus ke laptop sedikit terkejut karena lemparan itu. "Apa ini?"

"Aku hamil." ucap Rina lirih.

Ryan langsung membawa alat itu di tangannya. Ia mengucek matanya, takut jika ia salah lihat.

"Ini beneran?" tanya Ryan memastikan. "Rinrina jawab. Kamu beneran hamil?"

"Apa yang harus aku jawab? Disana tertulis jelas POSITIF!" Rina berteriak di kata terakhirnya. Ryan tersenyum bahagia mendengar itu. "Senyum? Om senyum?"

Ryan berdiri dan langsung memeluk Rina. "Terima kasih Rinrina. Terima kasih." ucapnya sambil memeluk Rina. Ryan sedikit terkejut karena Rina mendorongnya dari pelukan itu.

"Om seneng?"

"Tentu saja.. Saya senang Rinrina, sebentar lagi saya akan jadi ayah." mata Ryan sudah berkaca-kaca saking bahagianya.

"Tapi aku nggak." wajah Ryan mendongak. Yang tadinya menatap haru alat itu jadi datar melihat wajah Rina yang datar. "Aku sama sekali gak bahagia dengan kehamilan ini."

"Maksud kamu apa?" tanya Ryan dengan nada datar.

"Bisa-bisanya Om tanya gitu.. Aku masih muda, umur aku baru mau memasuki 24. Bahkan aku belum lulus kuliah."

"Lalu masalahnya dimana? Jaman sekarang anak SMP 16 tahun saja sudah hamil, bahkan itu diluar pernikahan. Sedangkan kamu hamil saat. sudah menikah dengan Saya."

"Karena aku gak mau hamil. Aku masih mau melanjutkan kuliah, aku mau fokus ke kuliah aku dulu Om. Aku sama sekali gak pernah mengharapkan anak ini ada." Ryan melepaskan kacamatanya.

Om, Eh SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang