OS 04 : "Tapi gak seenak jidat juga!!"

2K 64 0
                                    

•••

Rina menggeliat di tempat tidurnya merasa pegal saat ia meregangkan badannya.

Bugh!

Tangannya tak sengaja memukul kulit yang ada di sampingnya. Ia raba-raba.

Kenapa ada bulunya?

Rina penasaran lalu ia membuka matanya dan melihat tangannya sendiri yang tengah menguyel-nguyel rahang Adryan yang masih terlelap dengan wajah menghadapnya.

"AAAA!!!" Rina kemudian melihat dirinya sendiri yang di bawah selimut tanpa pakai baju dan celana, dalam pun.

Omaygaatt!!!

Rina mendudukan dirinya dan melihat pakaian yang ia pakai semalam sudah berserakan di lantai dengan handuk yang ia ingat Ryan pakai habis mandi semalam. Kelambu-kelambu merah muda cantik yang terpasang rapi semalam di atas ranjang pun sudah pada tergeletak tak berdaya di lantai.

Rina memeluk dirinya sendiri, matanya mulai mengeluarkan air mata. Ia terisak.

Bagaimana bisa seperti ini?

Karena mendengar isakan Rina. Ryan membuka matanya dan membalikan badannya yang semula telungkup. Ia ikut mendudukan dirinya sambil mengucek mata.

"Kamu kenapa?" Rina terkejut, lalu ia langsung menarik selimut dan menjauh.

Rina menarik selimut yang mereka pakai sama-sama kan sebelumnya? Ya otomatis si otong keliatan dong.

Melihat itu Rina langsung menutup wajahnya dan menangis kejer memanggil sang ibu.

"Mamaaahhh!!!" Rina menangis kencang.

"Ka-kamu kenapa hah?"

"HUUAAA!!!!" Ryan merasa bingung, ia pun memakai boxer nya yang sempat ia pakai semalam.

"Coba jelaskan. Kamu kenapa, tiba-tiba menangis seperti ini?" tanya Ryan setelah memakai boxer akan mendekati Rina.

"JANGAN!! JANGAN DEKAT-DEKAT!!!" Rina menjauh sampai ia terjatuh ke pinggir ranjang dan masih mengeratkan selimut di seluruh tubuhnya. "Apa masih belum jelas dengan melihat keadaan seperti ini hah!? Om manfaatin aku! Aku tau aku itu istri Om, tapi gak seenak jidat juga!!" teriak Rina dan Ryan masih belum mengerti.

"Apa yang kamu maksud itu tentang semalam? tentang kita yang-"

"CUKUP!!" Rina kembali terisak. "MAMAHHH!!! RINA PENGEN PULANG!!!"

"Saya luruskan ya. Semalam yang mengajak terlebih dahulu itu kamu.. Saya lelaki biasa, saya gak bisa berbuat apa-apa saat tiba-tiba kamu nyosor dan mencium bibir saya gitu saja." terang Ryan membuat Rina terdiam dan mengingat-ngingat kejadian semalam.

Ia benar-benar tak ingat. Yang hanya ia ingat semalam adalah... Saat ia meminum, jus dan menghabiskan....

"Kamu minum jus yang dibawa kak Ria semalam?" tanya Ryan membuat Rina mendongkakkan kepala menatap dan mengangguk perlahan. "Sudah jelas siapa yang salah disini? Jus itu bukan sembarang jus kamu tahu. Saya tahu kamu tidak sepolos itu kan?" Ryan duduk di pinggir ranjang membelakangi Rina dan membawa ponselnya di nakas.

"T-tapi kan Om bisa nolak aku semalem.. Kalo Om e-emang gak kuat iman untuk nolak, seenggaknya Om jedotin kepala aku ke pinggir ranjang aja biar aku pinksun." gugup Rina masih merasa dirinya kotor.

"Mana bisa begitu. Jika saya jedotin kepala kamu terus sampai sekarang kamu belum siuman juga. Saya akan masuk berita dan diberitakan KDRT di malam pertama. Lagipula jangan panggil saya Om lagi. Kita sudah sepakat kan?" jelas Ryan tanpa menatap.

"Tapi tetap aja ini seharusnya tidak boleh terjadi.. Aku,,, aku menjaga mahkotaku untuk pria yang kucintai, tadinya." Rina merasa sedih saat melihat tubuhnya yang sudah tak polos lagi.

"Pria yang kamu cintai? Siapa? Pria yang tak menikahimu? Itu dosa kamu tau.. Saya suami kamu, apa yang kita lakukan semalam itu bukan dosa dan itu malah pahala. Jadi tidak usah bersedih." dengan tak ada rasa penyesalan Ryan melenggang pergi ke kamar mandi.

"Dasar Om-om gak punya perasaan."

===

Rina menatap ke arah jendela di sisinya, ia begitu malas untuk melihat ke arah si Om mesum itu.

"Aku gak mau pergi bulan madu. Kenapa juga harus ke amerika?" yaps. Satu hari setelah mereka menikah rencananya mereka akan langsung pergi berbulan madu ke Amerika serikat. Sebenarnya lebih tepat ini hanyalah rencana Adryan semata. Karena sedari awal kan Rina memang tak di ikut sertakan kecuali fitting baju dan foto prewed.

"Selain berbulan madu, saya juga ada pekerjaan disana. Jadi mau tak mau harus kesana." Rina membalikan posisinya dengan memandang Ryan yang tengah apa ia tak tahu.. Sedari tadi naik mobil Ryan sibuk dengan Ipad nya. Karena mereka menaiki mobil dengan supir.

"Kalo gitu pergi aja sendiri, kenapa aku harus ikut? Lagipula pernikahan kita itu perjodohan. Acara bulan madu tidak penting tau." sewot Rina.

"Benarkah?" tanya Ryan masih dengan pekerjaannya. "Berhentikan mobilnya." titah Ryan pada supir, membuat Rina tercengang.

Apa yang dia lakukan?

Mobil berhenti.

"Tunggu apa lagi? Kamu tidak ingin ikut kan? Maka keluarlah." Rina tersenyum kecut melihat tingkah pria yang berstatus sebagai suaminya ini.

"Iya memang aku tak ingin ikut tapi tak diturunkan di tengah jalan begini juga dong." Rina sungguh geram. "Seenggaknya anterin aku ke rumah Mamah, papah kek." Ryan melihat jam tangannya.

"Tidak ada waktu." ia kembali menatap Ipadnya.

"Om tega biarin aku turun disini?" Rina mulai berteriak. Supir di depan hanya bisa berdiam diri seolah menutup telinga, tidak ingin ikut campur dengan urusan rumah tangga majikannya itu.

"Kamu sendiri yang tak mau ikut, tak ingin juga turun disini kan. Kalau untuk mengantar, maaf aku tidak ada waktu." Rina semakin geram.

"Aku itu istrimu kan? lagipula semalam kita sudah-" Rina menyetop mulutnya dan melirik supir yang menatap mereka dari kaca spion. "Om udah bikin aku sakit. Aku gak bisa berjalan terlalu lama kalau harus turun disini."

"Jadi? Kamu mau ikut atau tidak? Sudah tidak ada waktu lagi." Rina kembali membelakangi Ryan. "Saya hitung sampai tiga.. Jika kamu tetap tidak keluar. Maka kita akan pergi." Rina masih diam. "Satu... Dua.. Tiga. Jalan pak." mobil kembali berjalan.

Rina bukannya setuju, tapi ia akan ikut sampai bandara saja dan pergi pulang dengan taxi dari sana.. Eazy peazy!!

===

Om, Eh SuamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang