(8)

72 7 0
                                    

15 Oktober

Hari ini hari ulang tahun Dae Eun jadi sepulang sekolah, aku dan ketiga sahabatku tambahan kak Hendery pergi ke makam Dae Eun dengan aku yang membawa bunga besar kesukaan adik ku begitupun dengan ketiga sahabat ku dan kak Hendery
walau tak sebesar punya ku.

Aku menyempatkan bercerita pada Dae Eun dan lagi-lagi ketiga sahabat ku juga turut ikut bercerita tentang diriku di depan makam Dae Eun seolah-olah mereka tengah mengadu pada Dae Eun jika aku belakangan ini banyak kehilangan semangat dan lebih banyak murung sampai-sampai aku akan selalu melupakan jam makan ku juga waktu istirahat karna aku lebih memilih menyibukkan diriku agar pikiran buruk ku tak terus berputar-putar di kepalaku.

“Dae Eun, datanglah ke mimpi Jeno dan beri tahu kakakmu itu untuk tidak melupakan waktu istirahat juga waktu makannya. Kakakmu yang satu itu jadi lebih keras kepala sekali Dae Eun. Aku tahu jika kau pasti akan di dengarnya. Tenang saja…jika dia balik marah padamu akan aku marahi dia nanti, kau bilang saja padaku yah, temui aku oke…walau hanya di mimpi." Haechan

“Iyah bener Dae Eun, tolong nasihati dia yah. Aku tahu pasti
kamu gak bakalan mau melihat kakakmu sakit kan?." Renjun

“Iyah setuju, aku yakin sih kalo Jeno bakalan lebih nurut sama
kamu Dae Eun. Sama kita soalnya hanya di dengar sebentar sama kuping kanannya terus di keluarin lagi lewat kuping kirinya." Jaemin

“Tolong nasihati Jeno Dae Eun jika kamu menemuinya. Kakak
sangat yakin jika dia akan mendengarkan mu." Hendery

Yah, aku akui jika aduan-aduan sahabat-sahabatku itu memang
benar dan mungkin Dae Eun disana akan sangat kecewa dan sedih dengan itu. Tapi aku yang sedang memikirkan kakak ku karna kata ayah, kondisi kakak tak menentu membuat ku terkadang di setiap malam akan menangis, takut kakak pergi menemui Dae Eun.

Sebenarnya kondisi kak Mark terus di sembunyikan terhadap ku tapi beberapa hari lalu ayah menelpon ku dan aku menangis, meminta ayah untuk menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi pada kakak disana dan benar, ayah akhirnya mau menceritakan kondisi kakak yang sebenarnya, sampai-sampai ayah menangis juga dan itu membuat ku semakin menangis dan takut.

Aku ingin pergi ke Amerika saja sebenarnya tapi sayang tidak tepat karna belum waktunya liburan sekolah dan aku pun sudah berjanji pada kakak untuk rajin sekolah juga tak pergi ke Amerika jika itu bukan liburan sekolah dan itu terkadang
membuat ku tanpa sadar menangis hingga aku terlihat sekali kehilangan semangat ku juga diriku yang selalu murung. Tapi untungnya kak Hendery maupun ketiga sahabat ku selalu berusaha menghibur ku.

Aku benar-benar beruntung memiliki mereka walau kadang aku ingin adik perempuan ku juga turut memberiku semangat walau hanya lewat mimpi.

“Aku merindukanmu Dae Eun, temuilah kakak dan berilah
kakak semangat Dae Eun. Kakak butuh dirimu sekali sekarang. Benar kata sahabat-sahabat ku, aku akan mendengarkan nasihatmu jika kau menemui nanti. Aku sudah menyiapkan kedua kuping ku untuk mendengarkan ceramahan panjang lebar mu bahkan aku sangat siap jika kau mencupit pinggangku seperti dulu…saat aku nakal”.

His Diary [Sekuel My Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang