(16)

177 11 2
                                    

Dulu aku takut, kakak tak akan bisa menempati janjinya tapi ternyata kakak benar-benar menempati janjinya pada Dae Eun juga pada diriku.

Kakak memang tak akan mau mengecewakan juga membuat ku dan Dae Eun sedih.

Aku harap, aku, ayah, dan kak Mark akan selalu bisa bersama-sama hingga kami tak bernapas lagi dan kembali bertemu dengan Dae Eun.

Aku sangat sayang dengan kakak, adik ku, ayah, adik tiri ku, dan semua orang yang menyayangi ku maupun kakak
kesayangan ku.

Diary ini adalah halaman terakhir ku tentang diriku yang selalu menunggu kesembuhan kakak ku dan pada
akhirnya itu semua
terwujud.

Aku akan menutup diary ini dan akan ku simpan dengan baik.

Mungkin akan aku baca atau aku berikan pada keturunan ku nanti, yang mana nantinya mereka bisa tahu perjuangan kakak ku untuk sembuh dari sakitnya juga perjuangan ku yang
menunggu kakak sembuh dari
sakitnya.

Aku senang dan aku bahagia sekarang, begitupun ayah dan kakak.

Oh iya, ini tambahan...mumpung kertasnya ternyata masih ada satu halaman.

Setelah sebulan dari hari kelulusan kakak, ayah, dan ibu Yoona
memutuskan untuk menikah.

Jangan heran mengapa itu bisa terjadi karna walau kita jarang bertemu tapi bu Yoona yang berada di Jepang kadang akan mengirimkan surat juga hadiah untuk ku maupun kakak
bahkan terkadang pada ayah pun, jadi tak aneh jika akhirnya kami menjadi satu keluarga.

Sepertinya ayah dan bu Yoona
memang selalu berhubungan dengan baik, seperti saat bu Yoona masih berada di Korea.

Tentu saja itu membuat ku dan kakak jadi mempunyai ibu baru, atau kami memanggilnya dengan sebutan mommy pada ibu Yoona, juga kami jadi mempunyai saudara perempuan yang sempat ku kira dan kak Mark jika dia adik ku, Dae Eun.

Wajahnya bisa di katakan lumayan mirip hanya saja, sifat dan sikapnya sungguh berbeda.

Saudara perempuan tiri kami ini lebih kalem juga pemalu, berbeda sekali dengan Dae Eun sampai-sampai saat kami pertama bertemunya, dia sama sekali tak berani menatap wajah
kami. Tapi aku dan kak Mark terus berusaha untuk dekat dengannya dan saat dengan dengannya...wah dia benar-benar seperti Dae Eun. Tapi yah...jika dengan orang baru, dia benar-benar kalem juga pemalu.

Namanya juga hampir sama kebetulan hingga terkadang membuat ku dan kakak tak mengerti dengan apa yang telah Tuhan rencanakan pada kami berdua. Tapi kami berdua berjanji untuk tidak melupakan Dae Eun karna bagaimanapun, dia adik kami dan tak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi dirinya tapi kami tetap akan menerima Dae Mi layaknya
Jisung dan Chenle.

Mommy Yoona dan Dae Mi akhirnya pindah ke rumah besar kami. Kamar Dae Eun di tempati Dae Mi.

Sebenarnya Dae Mi tidak mau memakai kamar Dae Eun, katanya dia lebih baik di kamar yang berada di bawah sebab dia merasa tak pantas dan merasa mengambil apa yang Dae Eun punya.

“Aku akan memakai kamar yang ada di bawah saja. Itu milik
Dae Eun, aku tak ingin mengambil miliknya.”

Tapi aku dan kak Mark maupun ayah memberinya pengertian.

Sempat dia tolak dan tetap kekeuh untuk tidak menggunakan kamar Dae Eun tapi ternyata, Dae Mi akhirnya setuju untuk menempati kamar Dae Eun karna katanya.

"Dae Eun mendatangi ku semalam dan merengek padaku jika kamarnya ingin di tempati oleh ku. Jika aku tak menempatinya dia akan sangat marah padaku."

Seperti itu membuat ku dan kak Mark senang karna akhirnya kamar Dae Eun tak kosong lagi.

Yah, walau kami jadi tak bisa tidur disana sesuka hati kami lagi. Tapi yah, Dae Eun sendiri kan yang meminta Dae Mi untuk tidur di kamarnya.

Sebenarnya aku dan kak Mark sedikit tak percaya jika Dae Eun sudah mendatangi Dae Mi saja karna biasanya, adik perempuan kami itu sangat cemburuan jika kami, kakak-kakaknya ada yang mengambilnya.

Sepertinya dia juga turut senang jika Dae Mi menjadi kakaknya juga sekarang.

Ngomong-ngomong, Dae Eun lebih muda memang daripada Dae Mi. Dae Mi seumuran dengan ku soalnya jadi dia akan sekelas dengan ku nantinya juga ketiga sahabat ku yang lain.

Oh iya, ketiga sahabat ku itu terutama Haechan yang sempat bermain ke rumah ku sampai syok saat melihat Dae Mi karna dia mengira jika Dae Mi itu Dae Eun.

Dia sampai memeluk Dae Mi yang pada saat itu baru saja turun
dari lantai dua, kamarnya.

Aku dan kak Mark ingin tertawa kencang saja tapi kami yang melihat wajah tak nyaman Dae Mi segera menjauhkan Haechan yang terus mengira jika Dae Mi itu adik kandung kami.

Memang sih, jika di lihat-lihat terus, Dae Mi dan Dae Eun bisa di katakan mirip. Entah bagaimana bisa tapi kadang itu membuat ku bisa menangis tanpa sadar saat aku berada di
dekat Dae Mi karna sangat merindukan sosok yang dulu selalu
menempeli ku dan kak Mark.

Dan sejak saat itu, Haechan jadi sering bermain ke rumah. Entah ingin bermain dengan ku atau bertemu Dae Mi.

Memang aneh dia ini. Mana suka sekali keceplosan memanggil Dae Mi dengan Dae Eun. Tapi untungnya Dae Mi tak terlalu keberatan dan entah mengapa, Haechan malah jadi dekat dengan Dae Mi, sama seperti Haechan dekat dengan Dae Eun bahkan kedua sahabat ku, Jaemin, dan Renjun.

Walau begitu, aku, kak Mark, kak Hendery, Haechan, Jaemin, Renjun, dan Dae Mi di setiap bulannya pasti akan liburan.

Janji ketiga sahabat ku sebenarnya pada kak Mark, jika dulu mereka akan mengajak kak Mark jalan-jalan dan saat ini kan kakak sudah bisa di katakan sembuh total.

Oh iya, kakak tengah berkuliah di Universitas Yonsei dan mengambil jurusan bisnis karna ingin membantu ayah mengurus
perusahaan-perusahaannya walau begitu, kak Mark sudah di ajarkan ayah mengurus perusahaan besarnya saat dia masih duduk di kelas 3 Senior High School.

Lebih tepatnya dulu kakak di suruh untuk sementara menjadi Ceo besar di perusahaan pusat ayah dan hebatnya kakak mampu menanganinya padahal saat itu kakak masih bersekolah juga masih dalam tahap pemulihan penyakitnya.

Kakak memang sangat ingin membantu ayah di perusahaannya
sedari saat dia masih sakit waktu itu.

Jadi yah, tekad itu mampu membuat kakak bisa layaknya seperti ayah. Aku sangat bangga dengan itu.

Sebenarnya aku pun sudah di suruh ayah juga untuk mengenal perusahaan juga mengurusnya bahkan sudah di minta tanggung jawab layaknya kakak saat masih berada di tingkat 3 Senior High School tapi aku menolak karna masih belum siap dan percaya diri.

Ayolah, perusahaan ayah itu sudah sangat besar apalagi aku juga di suruh belajar di pusat perusahaannya yang pastinya jika aku melakukan kesalahan nantinya akan berpengaruh pada cabang perusahaan ayah lainnya padahal ayah maupun kakakku akan membantuku tapi yang paling benar sih alasannya, aku masih ingin bersenang-senang hehehe dan tambahan belajar agar aku tetap berada di peringkat 1 untuk semua kategori.

Nanti saja aku belajar memengang perusahaan ayah jika aku sudah melaksanakan ujian akhir sekolah maka aku siap untuk seperti ayah dan kakak.

Ah sudahlah, halamannya sudah tidak muat jadi aku akhiri saja yah.

Tak mungkin kan jika aku harus menulis di sampul bukunya, itu akan sangat merusak ke estetik kan buku
diary Lee Jeno yang tampan.

Oke, sekian...

Diary Lee Jeno yang tampan.

Salam hangat dari Lee Jeno yang tampan, adik kak Lee Mark yang tampan, dan juga kakak Lee Dae Eun yang cantik:-)

His Diary [Sekuel My Brother]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang