Author pov."Mommy, tita mau temana?" Tanya Lili saat Jennie membelokkan setir ke arah lain.
Jennie mengulum bibirnya sebelum menjawab pertanyaan Lili.
"Emm ke cafe baby" jawab Jennie.
Lili mengernyitkan keningnya dan seperdetik kemudian dia mengingat akan perkataan Lucas kemarin.
"Mommy beltemu ci tultas? Untuk apa" Lili melipat kedua tangannya menatap Jennie.
"Mmm Mommy sudah mengiyakannya baby, tidak enak menolaknya secara blak-blakan" Jennie sedikit gugup di tatap intens oleh Lili.
"Co?" Lili menaikkan satu alisnya.
"Y-yah untuk ucapan terimakasih karena telah membantu Mommy. Dan mmm berkenalan juga, hehehe" Jennie mengigit bibirnya.
"Kemalin Mommy cudah beltelimakcih, dan Mommy juga cudah tau namanya ci tultas. Tenapa ingin beltelimakcih dan beltenalan lagi? Why?" Lili menatap tajam mata Jennie.
"Emm yah apa salahnya Mommy menambah teman kan?. Sudah, baby jangan marah okey, Mommy hanya milik baby sepenuhnya" Jennie mencium bibir Lili.
"Menyebaltan" Lili mengerucutkan bibirnya.
"Kkkhh so cute" Jennie mencubit pelan pipi Lili.
Lili hanya memutar matanya malas.
"Aigoo masih kecil pintar sekali memutar mata. Anak siapa hemm?"
"Anak cetan" jawab Lili asal.
"Heh, yang benar jawabnya. Anak siapa hemm" lembut Jennie mengusap kepala Lili.
"Anak tucing" jawab Lili tanpa menatap Jennie.
"Hisshh, yang benar baby" Jennie sedikit merengek.
"Benal tan? Mommy milip tucing dan Lili ini anak tucing" kata Lili sambil menahan senyumnya.
"Iissh tidak begitu baby, mata Mommy yang mirip kucing. Mommy manusia dan baby juga manusia. Jadi, baby ini anak siapa hemm?" Jennie menggenggam tangan kecil Lili.
Lili menatap Jennie, dia tersenyum lalu mengecup tangan Jennie.
"Anak Jennie Luby Jane Tim. Yang cantik cedunia!" Dan Lili terkikik setelahnya.
"Hahaha bagus baby, anak Mommy memang pintar" Jennie memajukan tubuhnya mencium kening Lili.
"Xixixii love me Mommy" Lili menampilkan gigi kecilnya.
"Love you- eh? What? Katakan lagi baby"
"Hehe baby love you Mommy, muach" Lili berdiri dan mencium pipi mandu Jennie.
"Mommy love you more baby, muach" balas Jennie mencium pipi gembul Lili.
Keduanya tersenyum, ibu dan anak itu saling memeluk dan menyalurkan kasih sayang satu sama lain.
"Chaa kita sudah sampai baby" Jennie memarkirkan mobilnya, turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Lili.
"Kajja baby" Jennie menggendong Lili dan membawanya memasuki cafe.
"Jennie" Lucas tersenyum menyambut Jennie.
Jennie balas tersenyum dan mendekati Lucas.
"Hai, ayo silahkan duduk" Lucas dengan gentle mempersilahkan Jennie duduk.
"Terimakasih Lucas" ketika Jennie hendak duduk Lili si anak ajaib itu merengek mendusel di dada Jennie.
"Mommy, baby haus. Uyyu please"
"Nanti yah baby, disini ada banyak orang" Jennie mengusap sayang kepala Lili.
"Tapi Lili haus Mommy, mau uyyu.." rengek Lili sambil membuka kancing kemeja Jennie.
"Baby, nanti yah nak" Jennie memegang tangan Lili.
"Ndak mau! Maunya cekalang Mommy.." rengek Lili mengepak-ngepakkan kaki kecilnya.
"Bab-"
"Cekalang!" Pekik Lili dan Jennie menghela napasnya.
"Geuree. Maaf Lucas, aku izin ke toilet dulu sebentar, putriku sedang rewel" Jennie tidak enak hati.
"Aah gwenchana, anak memang yang paling utama kan? Aku tidak apa-apa" Lucas tersenyum dan Lili mengejeknya dalam hati.
"Cih, buaya dalat" gumam Lili memutar matanya malas.
"Nee. Kalau begitu aku ke toilet dulu, permisi" setelah itu Jennie pergi membawa Lili ke arah toilet.
"Wleek" ejek Lili menatap Lucas yang juga tengah menatapnya.
"Cih" Lucas membuang mukanya kesal.
"Hihihii ndak atan Lili bialtan tau tultas. Mommy is mine" batin Lili menyeringai.
-
"Anak tucing meong meong.." Lili bernyanyi membuat wajah jeleknya dan memperlihatkannya pada Lucas.
"Wleek" ejek Lili menjulurkan lidahnya.
Lucas mendengus kesal, menuruti Lili sangat nakal dan menyebalkan.
"Selagi Mommy mu tidak ada disini, dengarkan perkataan ku baik-baik. Kau anak nakal, jangan merusak rencana ku untuk mendekati Jennie, kau hanya anak kecil yang bisa ku singkirkan kapan saja" Lucas menatap tajam mata Lili.
Lili juga menatap mata Lucas, tatapannya sangat tajam dan penuh intimidasi.
"Ndak takut, atu anak ajaib. Atu tuat!" Lili membesarkan matanya.
Lucas mengepalkan tangannya, anak ajaib itu tidak kenal takut dan itu membuatnya kesal dan marah.
"Shibbal!" Lucas marah, mengambil kopi panas yang ada di atas meja lalu menuangkannya di tangan Lili.
"Aaaaaaak! P-panas panas huff huff Mommy huwaaaa tangan baby telkena topi panas uwaaa Mommy hiksss.." tangisan keras Lili membuat pengunjung yang ada disana langsung menatap ke arah mereka.
Lucas panik dan dengan cepat dia mendekati Lili seolah-olah dia menenangkan anak itu.
"Sssh sudah paman katakan kopi ini panas, tapi Lili malah memegangnya dan akhirnya tumpah kan? Sssh Jangan menangis Lili ssst kita akan mengobatinya" Lucas mengusap-usap punggung Lili.
"Huwaaaa hiksss Mommy.. cakit, tangan b-baby hik luka hiks hiksss.." Lili terisak-isak merasakan sakit di tangannya.
"Baby!" Jennie menghampiri Lili dengan wajah paniknya.
"Mommyyy.. hiks cakit~" lirih Lili menunjukkan tangannya yang terkena kopi panas.
"Astaga!" Mata membulat sempurna melihat tangan Lili sudah membengkak.
•••
Baby❤️
tbc
11/03/23
Lili and Mommy sweet. Jahat ya🤬
Yang baca ulang jangan spoiler, masih banyak yang baca 😑. nanti ga suprise lagi buat yang baru baca. Unpublish juga nih.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby ajaib✓
Fanfiction"Anak tucing meong meong.." Lili si bocah ajaib yang tidak mempunyai kekuatan. Plagiat menjauh cok! start : 05/03/23 end : 25/03/23 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 4.