baby ajaib / 14

4.3K 823 215
                                    


Author pov.

"Apa yang telah kau lakukan Lili!" Geram Jennie menyingkirkan Lili dari Lucas.

Lili sedikit terhuyung kebelakang, tapi untung saja dia bisa menahan tubuhnya. Lili terdiam, hatinya tercubit melihat bagaimana paniknya Jennie membantu Lucas untuk duduk.

"Tenapa Mommy telus membelanya? Dia jahat!" Lili menatap Lucas dengan tajam.

Jennie menoleh menatap Lili, dia geram karena kelakuan Lili kali ini sangat tidak pantas dan terkesan kurang hajar.

"Sudah Mommy peringatkan berulang kali untuk tidak membuat ulah tapi kenapa kau malah semakin menjadi-jadi Lalisa Ruby Kim! Dan apa yang kau lakukan saat ini adalah tindakan kejahatan! Kau mencelakai Lucas! Kau ingin jadi pembunuh eoh!" Teriak Jennie benar-benar marah.

Lili mengepalkan tangannya kuat-kuat, tidak terima dikatai pembunuh.

"Lili tidak begitu! Mommy ndak tau apa-apa, Mommy hanya melihat dali lualnyan caja, tidak dengan dalamnya!" Pekik Lili.

"Mommy melihatnya secara langsung Lalisa! Kau tidak usah mengelak lagi! Sungguh tingkah mu sekarang ini membuat Mommy kecewa, ini bukan seperti kau putriku" Jennie melayangkan tatapan kecewanya.

Degh

Jantung Lili tidak karuan setelah mendengar ucapan Jennie.

"Dan kau ahjumma, Kenapa tidak melarang Lili? Kau tau ini sangat amat salah dan tidak bisa di biarkan begitu saja!" Jennie marah pada ahjumma.

Ahjumma menunduk dan menghela nafasnya.

"Maaf nona"

"Dan kau malah mendukung mereka?! Serius ahjumma?"

"Awalnya aku sudah melarang Lili nona, tapi Lili kekeuh dan menyuruhku untuk diam. Dan juga, pria itu kasar dan tidak baik" kata ahjumma.

Jennie mendidih mendengarnya, ahjumma terkesan membelah Lili pikirnya.

"Tidak usah membela anak nakal ini!. Untuk sementara waktu ahjumma di berhentikan!" Kata Jennie.

Ahjumma menghela nafas berat, dengan amat berat hati dia mengangguk menerima pemberhentian dari Jennie.

"Mommy jahat!" Teriak Lili.

"Kau yang jahat!" Balas Jennie.

"Ssshh J-jennie perih" Lucas menyentuh lengan Jennie.

Mendengar rintihan kesakitan Lucas, Jennie kembali panik, dia berbalik dan membantu Lucas untuk berdiri.

"Mommy tidak sayang Lili lagi! Mommy lebih pelcaya tultas itu dali pada Lili anak tandung Mommy cendili!. Dan Mommy ingin pelgi belkencan dengannya? Apa Mommy macih walas?!"

Jennie mendelik tajam ke arah Lili, kesabarannya benar-benar habis di buat anak ajaib itu.

"Memangnya kenapa kalau aku pergi berkencan, hah?! Apa masalahmu?! Itu hak ku, kau tidak punya hak untuk melarang-larang ku!. Aku masih muda, aku ingin seperti anak gadis pada umumnya yang menghabiskan waktu di luar bersama pasangan ataupun bersama teman-teman ku. Aku juga tidak pernah berkencan! Semenjak kau ada dengan tiba-tiba di dalam perutku aku hanya menghabiskan setiap waktu ku bersama mu. Aku juga butuh hiburan kau tau!" Bentak Jennie.

Degh

Degh

Jantung Lili berdetak kencang, hatinya amat begitu sakit mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Mommy nya.

"Tenapa lacanya cakit cekali" batin Lili menyentuh dadanya.

"Mommy cudah mempunyai anak! Jadi cudah cewajalnya begitu!. Dan talaupun ingin menghabistan waktu di lual, Mommy bisa pelgi belcama Lili maupun aunty chu dan aunty oci. Tidak mesti belcama ci tultas itu!"

"Terserah ku! Aku ingin hal yang baru! Jangan pernah melarang-larang ku karena kau hanyalah anak kecil!"

"Ayo Lucas, kita ke rumah sakit" Jennie memapah tubuh Lucas.

"Sssh sakit Jen" nafas Lucas terengah-engah.

"Maaf Lucas, aku akan bertanggung jawab" lirih Jennie.

"Mommy!" Jennie mengacuhkan Lili.

"Mommy! Lihat Lili!" Pekik Lili.

Jennie berhenti dan menoleh sejenak.

"Jangan pelgi atau Mommy atan menyesal! Bialtan ci tultas itu pelgi dengan cendili!"

"Sungguh aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran mu Lalisa. Membiarkan orang yang kau sakiti pergi sendirian? Tidak masuk akal" setelah itu Jennie kembali melangkahkan kakinya.

"Jangan pelgi Lili bilang! Mommy atan menyesal kalena Lili tidak atan memaaftan Mommy!"

Seakan tuli Jennie hanya melanjutkan langkahnya tanpa menoleh ke belakang lagi.

Ceklek

Pintu di buka Jennie, Lili kembali berteriak menyuruh Jennie berhenti.

"Jangan pelgi mom! Mommy atan menyecal celius!" Teriakan Lili melirih.

Jennie mengigit pipi dalamnya, hatinya juga sakit mendengar teriakan lirih Lili. Tapi mau bagaimana lagi? Dia bertanggungjawab membawa Lucas ke rumah sakit karena kekacauan ini semua di akibatkan oleh putrinya.

"Mommyyy!" Pekikan keras Lili melihat Jennie benar-benar pergi membawa Lucas.

"Tembali Mommy! Lili malah celius!"

"Mommy!"

"Mommy!"

"Mommy!"

"Aaaaak Mommy!"

Lili terus berteriak memanggil nama Jennie.

"Hiksss.." Lili luruh di lantai, terduduk lemas menangisi kepergian Jennie.

"Mommy.. hikss tenapa ndak mau mendengaltan Lili. Hikss hati Lili cakit Mommy, cangat cakit.." Lili terisak menepuk-nepuk dadanya.

"Huwaaaa Mommy jahat! Ndak cayang Lili lagi. Mmph- huhh huh M-mommy atan menyecal cetelah tau tebenalannya, hiksss.." tangisan lirih Lili membuat ahjumma, Lauren, dan Ella ikutan sedih.

"Hiksss Mommy ndak menginginkan Lili lagi, hiks hik Mommy membutuhtan pacangan. Hiksss.. bawa caja Lili pelgi dali cini" Lili mendongak ke atas.

"Hiksss.." Lili menangis lirih sambil memeluk lututnya.

"Lili.." Lauren dan Ella mendekat dan memeluk tubuh Lili.

"Jangan berkata seperti itu, kita ada disini bersama Lili. Dangerous baby" Lauren menitikkan air matanya.

"Lili jangan sedih, aku dan Lauren akan selalu bersama Lili. Ingat kita ini dangerous baby" lirih Ella mengusap-usap punggung mungil Lili.

"Laulen.. Ella.. huwaaaa~" Lili membalas pelukan keduanya.

"Meoww~" Leo datang dan melompat naik ke pangkuan Lili.

"Leo-yaa" Lili beralih memeluk tubuh gempal Leo.

Kucing itu menyentuh wajah Lili, dia ikutan sedih melihat babunya bersedih.

"Meow~" Leo mengeong seakan menyuruh Lili berhenti menangis.

"Hiksss anak tucing mmph- hik meong meong.." Lili bernyanyi lirih membenamkan wajahnya di perut gembul Leo.

"Hati Lili cakit mom, hiksss" batin Lili menangis lirih.

•••

tbc

18/03/23

Huffff 😌🥺

Vote komen lanjut.

Baby ajaib✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang