Bugatti hitam itu terparkir tepat di depan gedung apartemen Karina. Berkali-kali Aksara menelan salivanya gugup. Baru kali ini ia merasa tak karuan saat ingin berkencan dengan seorang wanita. Biasanya, Aksara akan bersikap acuh tak acuh dengan siapa pun pasangannya.
Namun, ini adalah Karina. Gadis yang Aksara benar-benar sukai. Ia bahkan sampai memilih pakaian yang paling pantas demi makan malam hari ini. Sebuah setelan berwarna biru safir yang begitu sesuai dengan warna matanya. Aroma black musk terkuak dari tubuhnya juga ikut menambah kesan maskulin pria itu.
Aksara masih ingat bagaimana reaksi ibunya saat ia menunjukan pakaian itu di hadapan ibunya. Anna benar-benar histeris bahkan hingga mengambil beberapa foto dengan ponselnya. Sepertinya wanita itu tidak menyangka anak sulungnya bisa bersikap modis dalam first date.
Me:
Aku sudah sampai, Kar.Karina Shaw (soon to be Bourge):
Baik, aku sedang turun.Jantung Aksara berdetak semakin tak karuan. Ia membayangkan pakaian yang akan dikenakan Karina. Apa wanita itu juga berdandan seperti dirinya? Yah, meski tidak, Aksara juga tidak masalah. Baginya, hanya kehadiran wanita itu yang paling penting.
Pintu mobilnya terbuka. Aksara benar-benar tertegun saat melihat gadis yang ada dalam balutan dress itu.
"Maaf, apa kau menunggu lama?" sapa Karina sambil menengok ke arahnya. Mata hitam gadis itu sama-sama membelalak saat bertatapan dengan Aksara. "Bagaimana ... bisa ...?"
Keduanya menggunakan pakaian berwarna biru safir yang amat senada. Padahal tidak ada janji di antara mereka, namun entah kebetulan apa yang selalu saja mengiringi.
"A-aku ha-hanya mengambil baju dengan asal, aku tak menyangka ini bisa senada," bohongnya. Jelas-jelas Aksara memikirkan betul-betul tentang baju yang harus ia kenakan malam ini. Semuanya itu Aksara pikirkan sendiri bahkan ia tak meminta bantuan kepada ibunya.
Hati Karina sedikit mencelos saat mendengar jawaban itu. Ia pikir bahwa Aksara benar-benar memikirkan tentang hal kecil di kencan pertama kali ini. Bolehkah dia sedikit berharap keniatan hati pria itu?
"Dress ini sudah lama tidak aku pakai. Jadilah aku memakainya. Bagaimana menurutmu, kau suka?" tanyanya ikut berbohong. Padahal ia sampai meminta tolong pada Noella untuk membantunya memilihkan sebuah dress. Karina juga bahkan lupa memiliki dress yang memiliki warna sama dengan mata pria itu.
Aksara mengangguk tanpa ragu. "Aku sangat menyukainya. Kau sangat cantik, Kar."
"Thanks." Karina tersenyum malu-malu. Setidaknya pujian dari Aksara bisa membuat hatinya kembali membaik.
Mobil itu dilajukan oleh Aksara, meninggalkan gedung apartemen Karina. Pasangan itu tak berbicara banyak selama perjalanan. Kegugupan benar-benar melingkupi hati keduanya hingga sulit sekali bagi mereka untuk menyatakan sepatah dua patah kata.
Beruntung tak butuh waktu lama sampai Bugatti itu berhenti di sebuah restoran Timur Tengah yang amat mewah. Aksara turun dari mobilnya dan ia membukakan pintu bagi gadis itu. Setelah memberikan kunci mobilnya dan memastikan bahwa petugas valet akan memarkirnya dengan benar, ia menggandeng tangan Karina masuk ke dalam. Seorang pelayan menyambut mereka dengan ramah.
"Reservasi atas nama Aksara Bourge."
"Baik, silakan ikuti saya," ujarnya sambil berjalan lebih dulu. Ia membawa keduanya ke sebuah ruangan privat. Aksara sendiri yang meminta agar bisa mendapat sedikit privasi di tempat ini. Ia tahu persis Karina tidak begitu menyukai perhatian. Jika mereka duduk di tempat biasa bersama pelanggan lain, sudah pasti besok akan beredar kabar tak mengenakan soal mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire's Desire
Ficción GeneralAXJ SERIES #1 18+ Menjadi putra pertama keluarga Bourge membuat Aksara Damien Bourge menjadi satu-satunya pewaris perusahaan turun temurun keluarganya. Pria blasteran Amerika-Indonesia itu memang salah satu yang paling tampan di sejarah keturunan Bo...