4

537 24 0
                                    

Aurin sudah tiba di cafe tempat Shena bekerja. Baru pertama kali ia kesini. Dan, wow!! Meski cafe nya sederhana tapi nyaman.Terdapat tanaman gantung di depan cafe, di setiap sudut juga ada--entah itu tanaman yang berukuran kecil atau sedang. Dan jangan lupakan dekorasi yang terlihat lucu dan klasik!! Aurin suka!! Warna tanaman nya juga tak hanya hijau, tetapi ada warna lain yang tak bosan untuk di pandang!!

"Hai!!" Saat Aurin sedang asyik menelisik sudut-sudut dan dekorasi cafe. Seseorang menepuk pundak nya.

Ah, Shena!!

"Hai!! Sorry lama, tadi mandi dulu."

"Santai aja. Cafe nya indah, ya?" Tanya Shena. Sedari awal Aurin datang, ia sudah memantau nya. Bagaimana cara Aurin menatap kagum pada dekorasi cafe atau bagaimana cara Aurin menunjukkan ekspresi kagum nya pada cafe ini. Saat kagum, mata Aurin terlihat sangat berbinar. Bagi Shena, itu salah satu wujud keindahan yang di ciptakan oleh Tuhan. Dan diri nya terpana, padahal bukan sekali-dua kali ini ia melihat nya!!

"Iya. Indah banget malah!! Aku suka sama bangunan cafe ini, apalagi sama dekorasi nya."

Hati Shena menghangat tatkala melihat Aurin tersenyum ke arah nya. Aurin itu cantik, namun cantik nya berbeda dari yang lain. Ia manis, apalagi ketika tersenyum. Dan, cantik nya juga khas bagi Shena.

"Aku sama Bunda yang nge-dekor, syukur kalau kamu suka."

"Oh, iya'kah??"

Aurin tak menyangka Shena memiliki selera seperti ini. Kalau Bunda nya sih wajar. Bunda Shena kalem dan murah senyum, sudah pasti selera nya seperti ini. Kalau Shena.. ia terlihat--apa ya?? Aurin bingung mendeskripsikan nya!!

"Ayo duduk."

Shena menuntun Aurin ke meja yang berada di pojok dekat jendela. Dari tempat duduk nya ini, Aurin dapat dengan bebas melihat jalan raya dan melihat orang berlalu-lalang. Siang saja sudah indah seperti ini, apalagi kalau malam!! Lain kali Aurin akan berkunjung di malam hari.

"Kamu mau mesen apa?"

"Best seller minuman dan makanan yang ada disini aja."

"Oke."

Netra nya menatap punggung Shena yang kian menjauh lalu menghilang di sebalik pintu dapur.

***

"Ini novel nya. Menurut saya bagus, diksi nya juga indah." Ucap Shena seraya memberikan satu novel itu kepada Aurin.

Kedua nya berada di depan pintu samping cafe. Cafe nya sudah tutup dan Shena kebagian pulang paling akhir. Aurin yang sedari siang sudah di cafe itu betah-betah saja menemani Shena hingga malam tiba. Diri nya juga tidak di usir oleh karyawan lain, lagipula diri nya sempat memesan makanan dan minuman lagi kok!!

"Mau langsung pulang?" Tanya Shena.

"Iya. Besok aku kuliah, tapi kelas siang sih. Cuma 'kan pagi nya kamu harus kerja."

"Oke."

Mereka jalan beriringan. Shena berangkat kerja ke cafe nya tak menggunakan alat transportasi apapun. Jarak rumah Omah dan cafe nya dekat, hanya 10 menit jika menempuh nya dengan jalan kaki. Hitung-hitung olahraga.

Kedua nya mulai tak canggung, malam ini topik obrolan bermunculan secara tiba-tiba. Topik nya hanya sekedar hal random ataupun mengungkit masalalu--maupun Aurin atau Shena, kedua nya sama sekali tak mempermasalahkan kisah masalalu nya itu. Bagi mereka, kejadian itu lucu dan ajaib.

Tanpa Aurin ketahui. Ada seseorang yang diam-diam menatap nya kagum dan ada seseorang yang amat sangat mendambakan nya. Kagum terhadap binar mata Aurin, kagum terhadap bagaimana Aurin tersenyum, dan kagum terhadap ocehan-ocehan lucu yang keluar dari mulut Aurin. Seseorang itu Shena. Shena-lah yang amat sangat mendambakan Aurin.

Meski Shena harus memendam cinta nya seperti ini, tapi tak apa. Sebab Aurin tak harus membalas cinta nya, atau bahkan mengetahui cinta nya--yang masih ada sampai sekarang. Masih bisa berteman dan melihat Aurin tersenyum saja Shena sudah sangat bersyukur.

"Bahkan ketika lampu kota tak lagi menyinari wajah mu--kamu selalu tetap indah, Rin. Dalam gelap pun, saya masih bisa melihat seri di wajah indah mu."

Shena sudah jatuh-sejatuh nya terhadap pesona Aurin. Aurin terlalu indah untuk di lihat sekilasan. Mungkinkah Shena jatuh cinta hanya karena pesona yang di miliki Aurin?? Namun rasa nya tidak. Mau bagaimana pun pesona nya, Shena tetap menyukai Aurin. Shena tak memiliki alasan mengapa ia menyukai Aurin. Ia jatuh cinta sebab orang itu adalah Aurin Maheswari.

Aurin 'lah yang sering menghabiskan waktu dengan nya, meski Shena harus menempeli Aurin terlebih dahulu. Dan hanya Aurin 'lah yang bisa menerima baik-buruk nya sifat Shena. Ketika Shena menunjukkan sifat buruk nya, Aurin tetap tinggal di sisi Shena--sama sekali tak meninggalkan Shena seorang diri. Bahkan ketika Shena mengungkapkan perasaan nya, Aurin juga tetap tinggal di sisi nya. Dari awal mereka berteman, Aurin setia. Meski kala itu Shena sempat menjauhi nya, namun sekarang--ia kembali lagi.

Shena & Aurin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang