Hinata duduk di kursi di halaman samping kediamannya. Pelayan ingin mengambil gambar untuk diletakan di dinding mansion sebagai kenangan kehamilan sang puan.
"Nyonya cantik sekali." Kepala pelayan tersenyum lembut ke arah wanita muda yang tengah mengandung itu.
Kehamilannya saat ini sudah menginjak usia enam bulan. Perutnya membesar dengan cepat, sepertinya bayinya bertumbuh dengan sangat sehat.
Nyonya Ling datang ke sini beberapa waktu sekali untuk memeriksa kandungannya. Naruto yang meminta Nyonya Ling datang sejak Hinata tak diperbolehkan lagi keluar rumah.
Sedangkan pria itu ternyata pergi lebih lama dari perkiraan. Katanya dia akan kembali dalam tiga minggu, tapi nyatanya sudah tiga bulan penuh dia pergi.
Pelayan mengambil beberapa gambar puannya yang sedang duduk di kursi di halaman samping menggunakan kamera analog.
"Terima kasih, Bi." Hinata lalu beranjak dari kursi dan menghampiri Bibi pelayan untuk melihat hasil fotonya.
"Nyonya." Suara seorang pria menginterupsi.
Hinata menoleh dan mendapati penjaga mansion yang Naruto pekerjakan itu menghampirinya. "Ada apa?" Dia mulai terbiasa mendapati orang-orang asing itu berada di area mansion.
"Tuan akan datang siang ini, dia baru saja kembali dari Tokyo semalam." Penjaga itu memberikan informasi dari salah seorang rekannya di pusat kota.
"Dia sudah kembali?" Hinata terkesiap. Dia tak pernah mendengar kabar soal pria itu sejak tiga bulan lalu.
"Em, Tuan akan membawa Nyonya ke klinik milik Nyonya Ling di pusat kota." Penjaga diminta memberikan informasi ini kepada nyonya mereka.
Inilah yang Hinata sangat takutkan, akhirnya datang juga hari dimana pria itu akan memeriksa apa bayi yang dikandungnya ini laki-laki atau perempuan. Untuk memutuskan apa yang akan mereka lakukan setelah ini.
"Ayo Nyonya, bersiap." Kepala pelayan membantu nyonya mudanya untuk kembali masuk ke dalam mansion.
...
"Dia menawarkanku bekerja di perusahaan broker miliknya." Tuan Saito memberitahu soal berita ini kepada Naruto sebab dia pikir pria muda itu ingin tahu soal Otsutsuki.
"Jadi perusahaannya sudah dibuka." Naruto menyesap kopi di dalam cangkirnya. Sekembalinya dia dari Tokyo, dia menemui Tuan Saito di pusat kota Nagoya untuk membicarakan lahan yang dulu ditawarkan Tuan Saito di Osaka. Dia berencana membuka kasino lain di sana setelah kesuksesan kasino Nagoya belum lama ini.
"Em, beberapa rekan bisnisku mulai bekerja kepadanya. Menaikan harga tanah lima kali lipat dari harga normal." Tuan Saito dengar kegilaan itu. "Dia merusak harga pasar yang sesungguhnya."
"Sebentar lagi kenaikan harga jual tak dapat dihindari." Naruto akan membeli beberapa aset di tanah Jepang sebelum itu terjadi.
"Sayang sekali Hiashi tak lagi berada di project itu. Dia akan miliki banyak uang jika saja masih hidup dan masih bekerja pada Otsutsuki." Tuan Saito bergumam.
"Dengan siapa Otsutsuki itu mendirikan perusahaan broker itu sekarang?" Naruto masih mencari benang merah antara hutang dan kematian Hiashi dengan perusahaan broker milik Toneri. Dia yakin semua berawal di sana.
"Toneri hanya dibantu seorang akuntannya bernama Konan." Tuan Saito mendapat informasi ini secara langsung sebab Toneri menawarkan pekerjaan ini kepadanya sendiri.
"Konan?" Naruto mengerutkan kening. "Untuk apa dia bekerja dengan seorang akuntan untuk perusahaan broker?"
"Konan adalah pengelola uang keluarga Otsutsuki. Dia adalah dompet bagi keluarga bangsawan itu." Tuan Saito mendengkus pelan. "Selain Hiashi, wanita licik itu lah yang menyimpan banyak rahasia keluarga Otsutsuki."
KAMU SEDANG MEMBACA
As You Remember
FanfictionSemua orang mengatakan pada Hinata, untuk menipu pria itu di momen dia melupakan segalanya. Buatlah skenario seakan-akan sejak dulu hingga hari ini semua baik-baik saja, toh pria itu tidak akan tahu.