22

2.6K 425 12
                                    

"Ternyata anakku laki-laki, dia lahir semalam di mansion." Naruto memberitahu kepada Kakashi soal berita itu.

Kakashi tersenyum simpul mendapati berita itu. "Selamat atas kelahiran putramu."

"Kuberi nama Boruto Uzumaki." Naruto harap Hinata mengingat nama yang dia katakan di malam sebelum berpisah.

"Boruto." Kakashi bergumam, itu nama yang bagus untuk seorang anak laki-laki. "Akhirnya kau bisa melanjutkan nama keluargamu."

Naruto menyesap cerutunya seraya mengangguk. "Akan kubawa dia ke Jerman saat sudah sedikit lebih besar."

"Untuk ditunjukan kepada siapa?" Kakashi bertanya, dia yang paling tahu bahwa tak ada lagi keluarga tersisa di sana, meski mereka memang memiliki rumah di sana.

"Setidaknya dia harus menginjakan kaki di pusara makam ayahku." Naruto ingin beritahu mendiang ayahnya bahwa dirinya saat ini pun sudah jadi seorang Ayah.

Kakashi pikir Naruto akan jadi ayah yang cukup baik, seperti mendiang Minato. Bagaimanapun juga dia pernah memiliki sosok ayah yang begitu luar biasa sebagai panutannya. Tak akan sulit baginya memperlakukan seorang anak laki-laki. "jangan lupa mengajak istrimu juga."

Naruto tak mengatakan ya, soal itu. "Jika aku gagal membuka rahasia kematian Hiashi, apa dia akan terus menganggapku pembunuh?"

"Prespektifnya begitu penting untukmu?" Kakashi balas bertanya.

"Tentu saja." Naruto tidak ingin Hinata menutupi perasaannya yang sesungguhnya dan menganggapnya seorang pembunuh jauh dalam hatinya. "Dia bisa meninggalkanku kapan saja karena alasan itu."

"Kalau begitu kita akan buktikan segalanya." Kakashi tersenyum simpul. "Bicara soal Jerman, apa kau ingin menengok brankas kita di sana?"

Naruto mengerutkan kening "bukankah kita akan segera pergi ke Osaka?"

"Kudapatkan informasi menarik tiga hari lalu." Kakashi tersenyum simpul. "Konan, pergi ke Jerman untuk berjudi, dia menipuku soal akan pergi ke Osaka mengurus bisnis."

"Kau pergi ke mana sebetulnya kemarin?" Naruto bertanya dengan kening menyerenyit. Kakashi sempat mengulur waktu keberangkatan mereka ke Osaka dan menghilang, kemudian dia kembali hari ini membawa informasi yang janggal.

"Ke rumah bordil, kudengar dari anak buahku bahwa Konan ada di sana sedang berurusan dengan pemilik rumah bordil itu." Kakashi memang meminta seorang anak buahnya mengikuti Konan begitu kapalnya berlabuh. Sebab dia yakin ada sesuatu yang disembunyikan wanita itu dibalik kekayaannya yang tidak masuk akal.

"Apa yang wanita itu lakukan di sana, menjual diri?" Naruto pikir ada sesuatu yang aneh dengan wanita bernama Konan itu.

Kakashi menggeleng. "Dia mengambil uangnya yang dititipkan di sana, kemudian mencari kasino lain untuk berjudi."

"Jika dia pergi ke Jerman untuk berjudi, artinya dia akan ke kasino milik kita?" Naruto menatap Kakashi dengan raut serius.

Kakashi hanya menyeringai. "Ya, sempat ku pengaruhi dia agar berjudi di sana, awalnya hanya untuk membuatnya  menghabiskan uang di kasino milik kita, namun setelah mengetahui fakta bahwa dia adalah akuntan pribadi keluarga Otsutsuki, kita mungkin bisa menggali informasi soal kematian Hiashi."

Naruto tidak menyangka Kakashi melakukan hal yang luar biasa di kapal, membuka jalan bagi mereka untuk menggali kebenaran. "Aku yang akan pergi ke Jerman kalau begitu, dia sudah terlanjur mengenali wajahmu."

Kakashi mengangguk "kau bisa menekannya untuk menjawab semua pertanyaanmu."

"Bagaimana jika dia lari?" Naruto yakin wanita macam itu sudah terbiasa dalam situasi semacam ini.

As You RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang