Already love
.Jangan Lupa Follow
.
HAPPY READING GUYS
"Sudah sampai mas" Ucap sopir taxi, menyadarkan lamunan Tiara. Dan Tiara tak melihat keberadaan anrez.
Beberapa detik kemudian, ia baru menyadari banyak kerumunan orang di depannya sana. Dan matanya tertuju pada Pria yang sangat ia kenali, pria yang berdiri menatap bangunan yang sudah hangus terbakar itu.
"Anrez."
________________
Setelah sampai di depan tujuannya, anrez langsung keluar dari mobil, dengan mata nya yang sudah memerah, menatap hasil jerih payahnya yang sudah hancur di lahap api.
"Bos"
Anrez menoleh, kala si manager kafenya itu, kini datang menghampiri nya. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut anrez, dan anrez tidak ingin mengeluarkan suaranya sama sekali. Ia takut, nanti sekali nya bicara, ia melukai orang.
"Maaf bos"
Anrez meraup wajahnya gusar, lalu berbalik menghadap bawahannya itu.
"Lo tau gak sih? Gue udah susah payah bangun ini semua, gi! Segalanya gue lakukan buat bikin ini tempat! Dan sekarang? Kenapa kalian ceroboh sekali?!"
Egi hanya menundukkan kepalanya, sungguh dirinya juga tidak ingin tempat ternyaman nya ini terbakar, tapi mau gimana lagi? Ini sudah kehendak dari Tuhan. Kebakaran yang berasal dari dapur, dan ledakan tabung gas yang menggema tak bisa di elakan. Sudah ia hubungi pemadam kebakaran, namun belum juga sampai.
Ia juga sudah berulang ulang kali menghubungi atasannya itu, tapi tidak pernah di angkat.
"Bangsat!" Makinya, meninju awang Awang, dengan kesal.
Anrez memilih pergi meninggalkan tempatnya sekarang, meninggalkan Egi yang masih menunduk takut. Kalau ia tidak pergi, ia takut dirinya akan semakin emosi dan bisa bisa menghajar bawahannya itu.
Di sini anrez sekarang, di salah satu ruko kosong, duduk menelungkup kan wajahnya di antara kedua lengannya itu. Pikirannya berkecamuk.
"Gue tau lo sedih, Lo kecewa, tapi Lo gak boleh marah marah sama bawahan Lo tadi, dia juga gak ingin hal ini terjadi"
Anrez tak mengindahkan suara dari orang yang entah sejak kapan berdiri di sampingnya itu.
"Anza"
Anrez yang semula enggan untuk menoleh sekalipun, kini ia menoleh.
"Lo gak kangen gue apa?"
Anrez terdiam, mendengar pertanyaan dari Cewek yang berusaha ia lupakan akhir akhir ini.
"Sorry yah, kalau selama ini gue nyakitin Lo" Lagi, Ucapan yang terdengar tulus itu, menusuk telinga Anrez yang sudah seharusnya tak perlu mendengarkannya lagi.
Anrez tidak ingin berharap.
Sungguh!
Ia lelah sekarang.
Anrez menghela nafasnya kasar, lalu bangkit menatap kesal pada Cewek di hadapannya sekarang itu.
"Gue salah apa sih sama tuhan?" Tanya Anrez, menatap sendu cewek di depannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Already love
Roman pour AdolescentsAlready Love >Φ teenfiction of Tirez |¦ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ¦| jangan ikut campur urusan Gw!" peringat tiara, anrez tersenyum tipis " mending sekarang lo pergi , atau gw duluan yang pergi" usir tiara, hendak pergi namun "denger yah, sampai...