Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Badai salju yang dahsyat semalam, kembali mereda saat pagi. Terdapat Ayaka yang sedang tertidur di ranjangnya. Sementara itu, Kazuha sedang tidak ada di rumahnya. Mungkin karena dia sibuk? Atau, ia memang sudah kembali ke rumahnya tanpa pamit? Ntah lah. Jam weker tepat di meja belajar Ayaka tiba-tiba berbunyi, jam weker itu menunjukkan jam 9:20. Meskipun jam itu sudah berdenging berkali-kali, tetap saja gadis berambut putih panjang itu masih saja tertidur. Mungkin karena semenjak badai salju dahsyat, Ayaka terbawa suasana tertidur dengan pulas. Namun, hal yang di tanyakan sekarang adalah, dimana Kazuha? Kenapa semenjak pagi sudah menghilang? Apakah ini hanya mimpi belaka Ayaka saja? Atau ia keluar tanpa pamit? Masih menjadi misteri.
Tak lama kemudian, akhirnya Ayaka terbangun dari bunga tidurnya. Dan memeriksa segala keadaan, ia merasa ada sesuatu yang kurang di rumahnya.
Sepertinya, ada sesuatu yang kurang. Oiya, benar juga. Dimana Kaedehara-san??. Semenjak aku bangun dari tidurku, dia sudah tidak ada disini. Kemana dia ya??".
Gumam Ayaka sambil mengecek ke seluruh ruangan rumahnya. Meski Kazuha sudah tidak ada di rumah Ayaka, yang ada timbul perasaan cemas Ayaka. Ia khawatir kalau ia tidak akan balik ke rumahnya, memastikan bahwa Kazuha baik-baik saja. Untuk menurunkan rasa cemasnya itu, Ayaka memutuskan untuk memakai cardigan biru langit sembari buru-buru keluar dari rumahnya. Menuju ke tempat tinggal Kazuha berada, namun yang ada apa? rumah yang kosong tidak berpenghuni dan sepi yang ada. Ayaka semakin panik, ia merasa ada sesuatu yang terjadi lagi kepada Kazuha, sehingga pemuda itu tidak sama sekali memberi kata-kata sebelum ia pergi. Ayaka yang tadinya terdiam, buru-buru ia kembali ke rumahnya. Memeriksa seluruh ruangan rumahnya lagi, tidak mungkin pemuda itu tidak mengatakan apa-apa sebelum ia pergi. Ia pasti menitipkan kata-katanya di suatu kertas.
Ternyata memang benar, terlihat sebuah surat yang tergeletak di meja dekat dengan jam weker dimana Ayaka sering melihat jam weker di mejanya. Ayaka, dengan pelan-pelan membuka isi surat tersebut. Dan surat tersebut berisi.
Teruntuk Kamisato-san.
Terimakasih atas pertolongan dan bantuannya selama rumahmu. Saya mungkin sudah cukup baik-baik saja setelah ini. Kemarin sebelum saya terbangun itu, handphone saya berdering di rumah saya, mungkin karena rumah anda tidak kedap suara, jadi saya bisa mendengar handphone saya yang terus berdering terus menerus. sejak pagi buta itu. Ternyata handphone saya di telpon oleh karena di perintahkan oleh guru saya, untuk pergi ke rumah sakit untuk berlatih di hadapan pasien-pasiennya yang sakit. Saya mungkin agak telat pulang karena saya akan balik ke rumah seminggu lagi. Saya sangat meminta maaf karena membuat anda khawatir, tapi anda jangan khawatir. Karena saya sudah benar-benar sehat kok. Sebagai ungkapan terima kasih saya. Saya sudah membuat Sup Miso lagi di dapur. Semoga rasanya tidak hambar lagi, saya sudah mengikuti di buku resep yang anda miliki. Semoga suka dengan supnya yaa".
Dari temanmu, Kazuha.
Setelah membaca surat itu, hati Ayaka sudah tidak berdegup kencang lagi. Ia sudah merasa tenang setelah mendapat kabar dari surat yang Kazuha beri. Dengan begitu, Ayaka langsung melihat ke dapurnya. Sebelumnya seingat Ayaka, dapurnya itu, penuh dengan beberapa piring dan gelas yang kotor. Kini, dapur itu terlihat bersih sekali, ia sudah tau. Kalau ini adalah perbuatan Kazuha. Ayaka jadi merasa bersalah. Seharusnya dari malam itu, ia yang seharusnya mencuci piringnya. Bukan malah Kazuha. Namun, karena Kazuha sudah pergi dari rumahnya. Ia hanya bisa memakan sup itu sendiri. Satu suapan melayang di mulut Ayaka.