: ̗̀➛ 01 🍁ׂׂૢ🌸

68 9 0
                                    

Gadis berbaju kaus putih dengan cardigan biru langit, berlari sekencang mungkin memasuki kampus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berbaju kaus putih dengan cardigan biru langit, berlari sekencang mungkin memasuki kampus itu. Jantungnya berdebar sangat kencang semenjak dari rumah. Berharap ia tidak akan telat setelah masuk kampus. Tanpa memikirkan sekelilingnya, ia tidak peduli. Akhirnya..

Duak!

Ayaka sempat tertabrak dengan seorang pemuda yang tidak jauh tinggi darinya, berkemeja putih, dan celana berwarna merah tua dengan corak daun maple. Setelah kejadian yang tak diduga itu, pemuda itu datang kepada Ayaka dan mengulurkan tangannya.

"Maafkan saya, tidak melihat saat sedang berjalan, apakah anda baik-baik saja?"

Penglihatan Ayaka yang tadinya buram, sekarang sudah membaik. Terlihatlah yang dihadapannya adalah sesosok pemuda dengan kemeja putih. Dengan terdiam, Matanya berbinar-binar saat melihat pemuda itu.

"Maaf?, uhm.. anda baik-baik saja?"

Saat pemuda itu menanyakannya kembali, Ayaka akhirnya tersadar. Dan menjawabnya dengan gugup.

"A-ah, i-iya, saya baik-baik saja".

"Ayo, ulur tanganmu, saya akan bantu anda berdiri".

"Te-terimakasih.. sudah membantu saya, anda pasti sangat kesal terhadap saya karena saya yang membuat ini terjadi".

Namun, apa yang terjadi? Pemuda itu hanya tersenyum memandangi gadis itu. Ia tidak marah, terhadap sosok gadis di hadapannya. Memang wajar seorang lelaki tidak main kasar terhadap wanita.

"Tidak apa-apa, anda pasti sedang buru-buru, apakah anda terluka? Saya melihat di tangan anda ada luka lecet. Saya obati nanti di kampus ya. Saya ada kotak P3K".

Grab

Pemuda itu memegang tangan gadis itu. Sambil berlari memasuki kampus itu. Dengan hati berdegup kencang, Ayaka tidak percaya, ia telah ditolong oleh seorang pemuda. Sebelumnya Ayaka tidak pernah ditolong oleh lelaki-lelaki sejak dulu. Mungkin karena ia tidak pernah dekat dengan seorang lelaki? Mungkin saja. Di tengah mereka berlari, pemuda itu bertanya.

"Ngomong-ngomong, siapa namamu?"

"E-eh?,"

'di-dia menanyakan namaku??, Gawat. Hatiku tidak bisa berhenti berdegup dengan pelan.'

"Sa-saya Kamisato Ayaka, saya di kelas fakultas sastrawan"

"Ooh, begitu. Salam kenal, saya Kaedehara Kazuha, fakultas kedokteran".

'Ka-Kaedehara-san?, Itu seperti tulisan yang terpajang di papan di depan rumah sebelah. Apakah dia tetanggaku?, Hebat sekali bisa memasuki jurusan kedokteran. Tetapi, dia tidak ada di rumahnya. Apakah dia pindah rumah? Mungkin saja'

Pikiran Ayaka saat itu tenggelam dengan pertanyaan-pertanyaan itu. Saking penasarannya mungkin. Tapi sayangnya mereka belum terlalu dekat, sehingga pertanyaan itu selalu menghantui Ayaka.

╰┈➤ 春から秋へ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang