Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sebenarnya ia dari kecil sudah yatim piatu. Tidak mempunyai kakak maupun adik. Ia hanya sebatang kara. Meski begitu, ia mempunyai prestasi yang meningkat saat kecil, sehingga ia bisa menjadi mahasiswa jurusan kedokteran. Namun, sebelum ia menjadi siswa yang paling pintar saat dulu. Ia bertemu dengan seorang pria berambut cokelat berikat datang menghiburnya. Karena saat itu Kazuha sudah menjadi yatim piatu. Pria itu bernama 'Tomo'. Ia mempunyai nasib yang sama seperti Kazuha. Akhirnya pria itu mengajaknya untuk menjadi teman dekatnya. Mereka tinggal berdua di rumah Kazuha itu. Pria itu seperti merawat Kazuha seperti adiknya sendiri. Akhirnya mereka berdua mempunyai hubungan seperti kakak beradik. Tomo yang selalu mengajar Kazuha layak seperti seorang guru kepada muridnya. Sejak saat itu, Kazuha menjadi terkenal semenjak di waktu Sekolah Dasar. Namun, tidak berapa lama kemudian saat itu. Hal buruk terjadi menimpa Kazuha yang malang itu. Ia harus merelakan bahwa teman dekatnya sekaligus guru dan berperan sebagai kakak kandungnya harus pergi meninggalkannya seorang diri. Hal itu membuat Kazuha semakin tenggelam dalam pikirannya tentang orang-orang yang ia sayangi harus ditinggalkannya. Namun, hal itu tidak membuat Kazuha patah semangat. Ia akan terus berjuang dan berjuang menjadi siswa kebanggaan orang tuanya. Walaupun sudah berbeda alam. Dan akhirnya, karena saat waktu tes memasuki kampus itu Kazuha lulus. Kazuha harus terpaksa pindah rumah ke perumahan 'Narukami'. Karena jarak antara rumahnya dengan kampus itu agak jauh. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke perumahan itu. Karena jaraknya tidak terlalu jauh dengan kampus itu. Jadi begitu Ayaka-chan".
Ayaka yang sedang memakai wajah penuh serius, bergumam dalam hatinya.
'Ya ampun, kasihan sekali Kaedehara-san, ia harus menderita di masa kecilnya. Ia juga harus kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Sungguh malangnya pemuda itu, kalau begitu aku akan berusaha membuatnya bahagia. Aku akan menggantikan penderitaan yang di alami Kaedehara-san itu'.
"Ooh, begituu.. sungguh malang sekali Kaedehara-san. Ia harus meninggalkan sahabat paling ia dekat".
Wajah Ayaka ikut prihatin mendengar kisah masa-masa penderitaan pemuda itu. Tak lama kemudian bel kampus yang tidak jauh dari restoran itu berbunyi nyaring dengan kencangnya. Mungkin, hanya sebagian cerita saja yang dijelaskan oleh Yoimiya.
"Wahh bel di kampus sudah berbunyi, mungkin kita sudah cukupkan saja ceritanya. Kita mau lanjutkan kapan nih??".
Tanya Yoimiya dengan buru-buru menghabiskan makanannya.
"Mungkin kita lanjutkan minggu depan saja deh, karena saya ada praktek editor di kantor penerbitan buku besok. Mungkin saja, saya akan menginap di kantor itu".
"Ooh begitu kalau begitu ayo kita secepatnya membayar makanan atau tidak kita akan telat masuk kelas!".
Jawab Yoimiya dengan tegas, mengajak Ayaka untuk segera kembali ke kampus. Ayaka hanya bisa mengangguk-angguk kepalanya, dan berlari sambil tertawa kecil. Ia tidak pernah merasakan perasaan senang ini. Ia merasa sangat tenang ketika bercerita kepada Yoimiya. Mungkin ini saatnya Ayaka mempunyai teman lagi.