Masa-masa perkuliahan sudah berakhir begitu saja, hanya tersisa kenangan kebersamaan dengan mahasiswa-mahasiswi di universitas itu. Namun, meskipun begitu Ayaka akan tetap menjalani dengan berbagai macam kehidupan barunya. Betapa ia harus mencari pekerjaan, memperbaiki diri dan mencari pasangan hidup tentunya. Pagi menuju kesiangan pukul 09:00, Ayaka menetap di rumahnya. Memikirkan ia akan bekerja novelis, namun masalahnya yang muncul di benaknya adalah. Dimana ia akan bekerja sebagai seorang novelis? Sambil meminum teh hangat di kamarnya, mengacak-acak rambutnya. Membuat Ayaka pusing dengan masalah itu. Maka, untuk menyelesaikan masalah itu, ia harus keluar mencari angin. Jika ia terus menetap di ruangannya, maka Ayaka semakin mendalami pikiran dan membuat masalah baru di kepalanya.
Gadis itu keluar dengan gaun favoritnya. Bermotif seperti layaknya anak sejarawan. Berwarna biru, seperti langit yang begitu indah dilihat. Ditambah dengan motif kupu-kupu yang melekat pada baju Ayaka. Ayaka juga memakai sebuah topi jerami dengan motif bunga berwarna kuning di sekitarnya, begitu juga dengan rambutnya. Ikatan menjalin rambutnya sudah terlihat sempurna. Dari penampilannya saja, Ayaka sudah terlihat seperti seorang putri sejarawan.
Begitu sempurna Ayaka mengenakannya. Gadis itu keluar dengan membawa sebuah pulpen dengan buku catatan kecil. Gadis itu menghela napasnya dengan sedikit lega. Karena dengan melihat suasana alam, mungkin pikirannya sudah sedikit tenang dan bisa memikirkan hal positif dengan baik. Kazuha yang sedang bersantai duduk di luar. Di teras. Melihat gadis dengan berpakaian gaun layaknya seorang putri sejarawan. Kazuha sudah mengetahui apa yang dipikirkan oleh gadis itu, ia tidak ingin mengganggunya atau semacam berbicara, menyapa atau semacamnya. Karena mungkin ia akan tidak fokus dengan pikirannya sekarang. Dari kondisi wajah gadis itu saja, sudah di ketahui oleh Kazuha. Pemuda itu hanya melihat gadis itu pergi dari rumahnya, dan melanjutkan untuk bersantai lagi.
Setelah beberapa waktu berjalan, ia melihat sebuah taman tidak jauh dari perjalanannya. Ia memutuskan untuk beristirahat di taman itu, sambil belajar untuk menulis sesuatu. Tidak berapa lama, seorang wanita tua dengan membawa sekantung kardus roti berjalan menuju ke tempatnya. Wanita tua itu menyapa gadis itu dengan ramah. Dan Ayaka gerak cepat memberhentikan tulisannya, menanggapi sapaan dari wanita tua itu. Wanita tua itu berkata bahwa, ia tidak usah bersikap canggung kepadanya sembari memberikan sekantung kardus berisi roti kepadanya. Ayaka, lantas menawarkan roti itu kepada wanita tua itu dulu. Ia khawatir, jika ia memakan roti itu ternyata wanita tua itu belum memakannya sama sekali. Sungguh memiliki jiwa yang baik hati. Namun, wanita tua itu mengatakan bahwa ia hanya ingin memberikan roti itu kepadanya, dan juga ia berkata bahwa ia sudah makan roti. Lalu, Ayaka menerima sebungkus roti itu dengan senang hati. Suasana berubah sejak, Ayaka memakan roti dengan cita rasa manis dan lembut. Di saat Ayaka tengah memakan roti tersebut, wanita tua itu mulai menanyakan sesuatu kepada Ayaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
╰┈➤ 春から秋へ
Diversos"𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙟𝙞𝙬𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙪𝙣𝙞 𝙙𝙪𝙖 𝙢𝙪𝙨𝙞𝙢." ☕ ... -❄️🌸 "𝙈𝙪𝙨𝙞𝙢 𝙙𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙥𝙖𝙡𝙖𝙠𝙪, 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙢𝙪𝙨𝙞𝙢 𝙨𝙚𝙢𝙞 𝙖𝙗𝙖𝙙𝙞 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙝𝙖𝙩𝙞𝙠𝙪." -𝘼 ...