The Blind Date Mr. Wang (Yizhan)

BAB 18

--- The Blind Date Mr. Wang ---

***

Suara dentingan garpu yang beradu dengan piring terdengar nyaring saat Wang Yibo berniat mengiris daging ham di depannya. Netranya menatap malas ke arah dua orang di depannya yang sedang asyik memakan daging tersebut dengan lahapnya.

"Brengsek. Kenapa mantan si Zhao Yi Qin ini harus ikut. Mengganggu acara kencanku saja," gerutunya dalam hati. Detik kemudian tiba-tiba terbesit sebuah ide di kepalanya. Diam-diam Wang Yibo mengirim pesan ke nomor seseorang.

Dilraba menatap daging Wang Yibo yang masih utuh di atas piring. "Kenapa kau tidak makan, Yibo Ge?" tanyanya dengan polos.

"Nafsu makanku hilang melihatmu di sini, gadis nakal!" Wang Yibo hampir melontarkan kalimat itu ke muka Dilraba, tetapi saat melihat wajah Xiao Zhan, ia segera mengurungkannya.

Dengan perasaan kesal Wang Yibo segera mengiris dagingnya dengan penuh perasaan seolah daging itu adalah Dilraba. Ia menikmati setiap irisan pisau pada daging itu.

Sebelah alis Xiao Zhan terangkat ke atas ketika mengamati Wang Yibo saat mengiris dagingnya. Ekspresi puas dan marah terlintas di wajah tampan itu. "Apa dagingmu keras, Yibo?" tanya Zhan.

Wang Yibo mengangkat wajah menatap Xiao Zhan. "Oh, tidak, dagingnya empuk, kok," jawabnya sambil tersenyum kecil.

"Tapi---" Xiao Zhan ragu saat melihat ekspresi Wang Yibo yang terlihat kaku.

"Lihatlah, aku bisa dengan mudah mengirisnya, bukan?" ucap Wang Yibo sembari melirik Dilraba dengan sengit.

Xiao Zhan merasa ada yang aneh dengan sikap dingin Wang Yibo terhadap adiknya, Dilraba. Ia menebak jika kesalnya pria itu disebabkan karena dirinya mengajak Dilraba di kencan mereka ini.

Namun begitu, ia lah yang mengizinkan Dilraba untuk ikut. Xiao Zhan takut jika ia pergi berdua saja dengan Wang Yibo, ia tak akan bisa mengontrol dirinya sendiri. Sesungguhnya, ia masih takut untuk memulai hubungan baru, apalagi dengan seorang playboy seperti Wang Yibo.

Xiao Zhan takut akan tersakiti untuk yang kesekian kalinya. Perlahan ia menundukkan kepala, menyembunyikan raut kesedihannya.

Sekilas Wang Yibo menangkap kesedihan di wajah Xiao Zhan. Ketika ia hendak bertanya, tiba-tiba ada seseorang yang datang ke meja mereka.

"Hai, Yibo."

Panggilan itu mengalihkan atensi ketiga orang itu. Mereka serentak menoleh ke arah datangnya suara.

Wang Yibo pura-pura terkejut ketika melihat pria yang tengah berdiri di sisi meja mereka. "Yi Qin?"