Jay setia menunggu di depan pintu kamar Sunoo, namun Sunoo tak kunjung terlihat batang hidungnya padahal hari sudah hampir gelap. Jay juga sudah menghubungi Sunoo puluhan kali namun panggilan selalu tak terjawab.
Ia khawatir sekarang. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan temannya itu. Hati Jay tak bisa tenang sampai kakinya tak kunjung berhenti mondar-mandir.
"Belum balik juga?" tanya Jake dari ambang pintu kamarnya.
Jay menggeleng, "Belum. Apa gue cari aja ya keluar?"
"Kalo gitu gue ikut." Jake tidak mau membiarkan Jay dan Sunoo hanya bertemu berdua saja. Takutnya seperti tadi lagi.
Namun sebelum Jay dan Jake beranjak dari sana. Sunoo sudah datang terlebih dulu. Dengan tampilan yang berantakan, Sunoo langsung masuk ke kamarnya tanpa memedulikan dua orang yang sudah menunggu kedatangannya daritadi.
Blam
Pintu tertutup dengan kasar.
"Kayanya Sunoo marah sama gue ya? Sekarang gue harus gimana Jake?" tanya Jay dengan wajahnya yang tampak putus asa.
"Mending lo istirahat dulu. Besok baru minta maaf, keliatannya Sunoo masih emosi jadi dia masih belum mau ketemu sama orang." jawab Jake menenangkan.
Jay masih muram, "Gue seketerlaluan itu ya?"
"Yaa gitu lah pokoknya. Semoga kalian cepet baikan deh, gabetah gue liat kalian berantem lama-lama." Jake tentu tak tega melihat Jay yang tampak sangat menyesali perbuatannya namun ia juga tak bisa membela Jay karena disini Jay lah yang salah.
"Gue juga ngga betah berantem kaya gini. Tapi gimana, udah terlanjur." tukas Jay lesu.
Pagi pun datang. Meski hari telah berganti, suasana tetap tidak berubah. Sunoo selalu saja menghindar dari Jay dan Jake. Bukannya masih marah, bocah itu hanya bingung harus berbicara apa dengan mereka setelah kejadian kemarin. Jujur ia sudah memaafkan, namun mengingat perlakuan Jay kemarin membuat Sunoo tak percaya diri untuk berhadapan dengan Jay lagi. Takut jika nanti malah mereka berkelahi lagi.
Hari ini Sunoo dan Jay berpapasan beberapa kali. Namun Sunoo selalu bersembunyi dan kabur kala melihat ada Jay di sekitarnya.
Jay sendiri sadar bahwa Sunoo sedang menghindarinya sedari tadi. Ia tak mengejar, karena ia telah memutuskan untuk memberikan Sunoo waktu agar bisa menenangkan diri. Jika nanti waktunya sudah tepat, ia akan menemui Sunoo dan meminta maaf.
Di tengah keramaian kantin. Heeseung menghampiri siswa yang tengah duduk di bangku paling ujung.
"Sendirian aja?" ujar Heeseung menepuk bahu Sunoo yang tengah melahap makanannya.
"Iya." jawab Sunoo setelah menelan makanan dimulutnya.
"Biasanya juga bareng Jay Jake. Kenapa? Lagi ada masalah sama mereka?"
Sunoo terdiam. Ia tak memiliki niat untuk menjawab pertanyaan Heeseung.
Heeseung duduk di bangku depan Sunoo, "Jake lho daritadi ngga semangat belajar. Gue tanyain kenapa eh dia diem aja. Sama kaya lo sekarang." ucapnya.
"Kalo ada masalah cerita aja. Walaupun kita belum kenal lama, gue bisa jaga rahasia kok." lanjut Heeseung.
Sunoo menunduk. Apa akan baik-baik saja jika berbagi cerita buruk pada orang selain Jay dan Jake, pikirnya.
"Kalo gamau cerita juga gapapa. Tapi kalo lo berubah pikiran, lo bisa temuin gue kapan aja." tukas Heeseung kemudian menyantap mie ayam yang ia pesan.
Kedua siswa itu lanjut memakan makanan mereka dalam diam. Beberapa menit kemudian, bel masuk berdering sehingga mereka harus kembali ke kelas masing-masing.
Setelah kegiatan belajar mengajar selesai Jay meminta izin keluar untuk membeli sesuatu bersama dengan Jake. Mengetahui itu, Sunoo menjadi sedikit lega untuk kembali ke kamarnya tanpa harus bertemu dengan kedua temannya itu.
Selama berbaring di kasur ber sprei putih miliknya, Sunoo terbayang ucapan Heeseung yang menawarkan diri untuk mendengarkan keluh kesahnya. Ia bertanya-tanya apakah pilihannya benar untuk memendam masalahnya sendiri? Atau justru salah? sebab jika memendamnya sendiri ia tak kunjung menemukan solusi untuk menyelesaikan masalahnya dengan Jay.
Benar, mungkin ia harus menemui Heeseung untuk meminta solusi. Tanpa pikir panjang, langsung saja Sunoo keluar dari kamarnya lalu menuju kamar Heeseung.
Diketuknya daun pintu kayu itu.
Cklek
Kriett
"Udah siap cerita sekarang?" tanya Heeseung yang sudah paham apa maksud Sunoo datang ke kamarnya.
Sunoo mengangguk kemudian keduanya masuk ke kamar Heeseung. Sambil duduk di sofa yang berada di samping tempat tidur, Sunoo menceritakan semua permasalahannya dengan Jay kepada kakak tingkatnya itu.
Setelah cerita selesai Heeseung mengangguk kecil, "Rumit juga ya. Tapi kalo lo ngga keberatan, seandainya nanti lo ketemu sama Jay lagi, coba jangan menghindar. Gue yakin dia pasti ada keinginan buat minta maaf ke lo, tapi kalo lo nya ngehindar terus, masalah ini ga bakalan selesai sampai kapanpun."
"Tapi bang, gue takut Bang Jay ngga ngerasain hal yang sama kaya yang lo omongin." ucap Sunoo dengan segala rasa tak percaya dirinya.
"Percaya sama gue. Dia pasti lagi nyesel sekarang dan ada niat buat minta maaf ke lo, gue yakin seratus persen." Heeseung berusaha meyakinkan Sunoo dengan omongannya.
Sunoo menarik nafas panjang, "Oke! Bakal gue coba. Tapi seandainya semua ngga berjalan sesuai perkiraan, gue boleh nemuin lo lagi ngga?"
Dengan kepala yang mengangguk Heeseung berkata, "Kenapa engga?"
Hallo aku up lagi nih
Semoga suka sama ceritanya
Have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY BROTHER! [ ENHYPEN ]
FanfictionBagaimana jika ketujuh anak dari ayah yang sama tapi beda ibu dipertemukan? Inilah kisah mereka, kisah Heeseung, Jay, Jake, Sunghoon, Sunoo, Jungwon dan Ni-ki yang menjadi anak dari seorang aktor terkenal, sehingga keberadaan mereka sebagai anak har...