HORROR MOVIE !ENDING!

1.3K 137 16
                                    

Pemusnahan telah dimulai. Makhluk itu terus meraung kesakitan kala Sunoo menyerap energi negatif yang makhluk itu miliki dengan menyentuh kepalanya.

Anak-anak Hwang yang lain duduk lumayan jauh dari tempat pemusnahan. Mereka terus memanjatkan doa agar semuanya berjalan dengan baik sampai akhir. Namun sepertinya Tuhan tak berkehendak demikian. Karena setelah setengah jam Sunoo melakukan pemusnahan, gerak geriknya menjadi aneh. Ia terdiam cukup lama dan menghentikan acara pemusnahan padahal sosok itu belum hancur.

"Arghh!" teriak Sunoo mengejutkan sambil menjambak surainya.

"Sunoo lo gapapa?" Jake hampir saja menghampiri Sunoo, untung Heeseung sigap menarik tangan adiknya itu.

"Jake jangan... itu bukan Sunoo." ucap sang kakak tertua.

Benar apa yang dikatakan Heeseung. Sekarang tubuh Sunoo sudah diambil alih oleh sang makhluk, karena ia tak sanggup menampung energi negatif yang terlalu kuat dari sosok makhluk itu.

"Dasar manusia hina! Beraninya kalian berencana memusnahkanku?" seru Sunoo menggila. Matanya berubah menjadi merah dan kukunya tumbuh hitam panjang. Artinya makhluk itu sudah sepenuhnya menguasai tubuh sang inang.

Sunghoon meratap sedih. Ia takut Sunoo tak kembali menjadi manusia. Begitu pun dengan yang lain. Karena keadaan semakin runyam Heeseung segera mengumpulkan adik-adiknya.

Heeseung melirik jarum jam yang menunjukkan pukul lima pagi. Kekacauan ini harus segera dihentikan sebelum para maid dan supir berdatangan ke rumah. [Maid dan supir hanya bekerja dari pukul setengah enam pagi sampai jam sebelas malam.]

"Sorry gue harus bilang ini tapi mulai sekarang mau ga mau kalian harus hajar Sunoo sampai tenaga dia habis." ucap Heeseung lalu dijawab anggukan oleh para adiknya.

Semua orang disana mulai menyerang Sunoo secara bersamaan. Sialnya tenaga makhluk itu sangat besar sampai Jungwon terbanting ke lantai setelah menerima pukulan dari Sunoo. Melihat kejadian itu, Jay langsung mengambil pot bunga berukuran lumayan besar dan melemparkannya ke arah Sunoo. Berhasil, tapi walaupun tersungkur Sunoo bisa bangkit dengan mudahnya.

"Sial!Sial!Sial!Sial! Akan ku bunuh kau!" makhluk itu berseru dan berlari menghampiri Jay.

Merasa dalam bahaya, Jay pun berlari karena ia tahu pukulan ataupun tendangan tak akan bisa menyentuh makhluk itu. Satu-satunya cara yang ampuh untuk menyerang Sunoo adalah dengan jarak jauh seperti memukulnya dengan tongkat, melemparkan benda atau cara lainnya yang tidak mengharuskan bersentuhan langsung dengan Sunoo.

Sial, lari pun sepertinya tak berguna. Jay justru terpojok di dapur, membuat kemungkinan makhluk itu bisa lebih mudah untuk menyerang dirinya. Namun dalam keadaan seperti inilah insting hidup dan mati seseorang muncul. Ia pasti akan melakukan apa saja agar bisa tetap hidup. Begitu juga dengan Jay, ia langsung menggapai apapun yang ada di dekatnya untuk digunakan sebagai senjata. Ia berhasil menggapai batu cobek yang ada di meja. Tapi Jay sedikit ragu, jika ia memukulkan cobek yang ia dapatkan pada makhluk itu, Sunoo pasti akan terluka. Tapi jika dia tak melakukan itu, maka dirinya yang akan mati.

Sudah tidak ada waktu lagi. Makhluk itu sudah semakin dekat. Jay tak punya pilihan ia terpaksa memukul Sunoo dengan cobek tadi. Setelah makhluk itu jatuh, Jay kabur menuju dimana saudaranya yang lain berada.

Sementara Sunoo sendiri masih terduduk di lantai dengan kepalanya yang berdarah. Tak lama kemudian, ia bangkit seraya mengambil pisau dapur. Tentu saja akan ia gunakan untuk membunuh Hwang bersaudara. Namun dengan keadaanya yang sekarang seharusnya Sunoo dengan mudah bisa dikalahkan. Mungkin dengan satu atau dua pukulan lagi, ia pasti akan tumbang.

Hwang bersaudara berkumpul di ruang tengah, masing-masing dari mereka membawa satu benda. Mulai dari tongkat baseball, sapu, penyangga lilin, patung, dan lain sebagainya. Lampu disana dinyalakan, sehingga suasana tidak terlalu mencekam.

Jantung Heeseung dan adik-adiknya berdegup tak beraturan saat menunggu Sunoo memasuki ruangan yang sama dengan mereka. Dan beberapa saat kemudian akhirnya yang mereka tunggu muncul juga.

"Akan ku bunuh kalian semua! Dasar manusia-manusia kurang ajar!" teriak Sunoo di ambang pintu.

Penampilan Sunoo yang mengerikan ditambah darah yang mengucur dari dahinya membuat Hwang bersaudara merinding. Mereka ber enam memasang kuda-kuda tanda waspada.

"Menghindar!" seru Sunghoon kala makhluk itu dengan cepat menghampiri mereka.

Sayang sekali, Jake justru tertangkap. Sehingga Sunoo mencekiknya sampai kaki Jake tak lagi menapak di lantai.

"Keuk!" suara Jake tercekat. Selain rasa sakit karena cekikan yang diberikan oleh Sunoo, lehernya juga terasa terbakar seperti sedang disulut api.

"Mati!Mati!Mati!Mati!" ucap Sunoo sembari memperkuat cekikannya.

Berandalkan kenekatan, Ni-ki mendekati makhluk itu dan menyerangnya dengan penyangga lilin. Namun karena firasat yang dimiliki kuat, makhluk itu dapat dengan mudah menahan pukulan Ni-ki dengan pisau yang tadi ia bawa dari dapur. Bahkan ia memukul balik penyangga lilin si bungsu dengan pisaunya sampai Ni-ki terhempas menabrak dinding. Ia melakukannya dengan satu tangan tanpa harus melepaskan tangan lainnya pada leher Jake.

"Akh!" rintih si bungsu sambil bersandar di dinding.

"Ni-ki awas!" Jungwon berlari memeluk sang adik dan menariknya ke sisi kanan saat Sunoo secara mengejutkan melempar pisau ke arah si bungsu.

Untung saja mereka berhasil menghindar dan pisau itu berakhir tertancap di dinding.

Heeseung mengepalkan jemari tangannya. "Maafin gue noo."

Dengan tongkat baseball yang ia pegang, Heeseung langsung berlari menghampiri Sunoo dan memukulnya dengan keras.

Jake terjatuh bersamaan dengan jatuhnya Sunoo.

"Lo gapapa Jake?!" tanya Sunghoon khawatir.

"Gapapa kok, cuma perih dikit doang." jawab Jake berbohong.

Akhirnya saat-saat yang menegangkan, kini sudah berakhir. Mereka bertujuh langsung pergi ke rumah sakit untuk memastikan kesehatan mereka.

Jangan ditanya betapa terkejutnya para supir saat Hwang bersaudara minta diantarkan ke RS terdekat dengan keadaan tubuh mereka yang luka-luka dan berdarah. Apalagi saat melihat Heeseung menggendong Sunoo yang masih pingsan. Walaupun begitu, Heeseung dan yang lain tetap meminta para supir untuk merahasiakan hal ini dari In Yeop.





























































"Maaf tuan, sepertinya makhluk yang saya kirim telah musnah."

"Tak apa. Itu tidak masalah."


















Hallo, akhirnya update juga ya~
Sebenernya chapter ini udah mulai author tulis dari kemarin-kemarin tapi ga selesai-selesai. Karena biasanya kan author emang sering nulis itu dari jam 1-3 pagi. Nah pas nulis itu author malah sering ngalamin kejadian aneh :) mulai dari muncul aseplah, lampu mati hidup sendiri lah, suara-suara aneh lah gitu deh pokoknya. Tapi emang salah author sendiri sih bikin cerita beginian di jam-jam rawan. Jadi author memutuskan untuk ngelanjutin nulis chapter ini dari tadi sore dan baru jadi sekarang 😭 mana tadi juga ga sengaja ke publish padahal belum jadi. Maaf ya🙏



HEY BROTHER!  [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang