Wanita Racun Dunia

2K 197 5
                                    

Hari ini mungkin menjadi hari tersial bagi Sunoo. Pagi-pagi sekali ia sudah harus menghadapi keributan, kali ini bukan dengan Ni-ki ataupun Jungwon tapi dengan seorang siswi sekelasnya yang tiba-tiba saja menjadi usil.

"Kinan!" bentak Sunoo kala siswi itu terus-terusan menendang bangkunya. Sebenarnya Sunoo dan Kinan sudah saling kenal, namun hanya sebatas kenal saja karena mereka berasal dari SMP yang sama.

"Ayolah noo, cuma ngefoto Kak Jay setiap pagi aja kok." rengek Kinan yang kini bertumpu pada meja Sunoo.

Kepala Sunoo mendongak menatap Kinan, "Lo kira gue apaan nan? Sasaeng? Kalo lo mau foto Bang Jay setiap pagi ya minta pap ke dia. Bukan malah minta ke gue."

"Ah pantes ibu lo mati. Rese begini. Cuma minta fotoin Jay aja gamau. Huh!" ucap Kinan membuat seisi kelas langsung terdiam.

"Mulut lo dijaga ya nan!" tegur Taegeon selaku ketua kelas disana.

"Apa? Orang gue bener ibu dia mati. Gue denger-denger ibu lo mati karena narkoba ya? Lo ngga ikutan?"

"Minta maaf sekarang." ucap Sunoo lalu bangkit dari duduknya dan menatap tajam ke arah Kinan.

Kinan bersedekap,"Kenapa? Kena mental?"

"Minta maaf sekarang!" ucap sunoo sekali lagi dengan nada yang lebih tinggi. Namun Kinan justru meremehkan perkataan Sunoo sampai akhirnya Sunoo yang bergerak menampar pipi kinan sampai wanita itu terjatuh ke lantai.

"Sunoo!" teriak Jay yang datang entah darimana bersama dengan Jake. Jay membantu Kinan berdiri dan kemudian...

Buagh

Satu pukulan mendarat sempurna di wajah putih Sunoo.

"Jay! Lo apaan sih bangsat!" ucap Jake tak terima dengan perlakuan Jay pada Sunoo.

"Diem lo Jake! Noo, gue ngga pernah ajarin lo beladiri buat nyakitin perempuan! Kenapa lo lakuin itu?" tanya Jay menggebu-gebu.

"Dia duluan." jawab Sunoo singkat.

"Jawab yang bener Hwang Sunoo!" bentak Jay sambil mencengkram rahang orang yang lebih pendek darinya itu.

Sunoo yang kaget, reflek menangkis tangan Jay dari wajahnya.

"Bang Jay sampe lakuin ini buat belain tu cewe?" tanya Sunoo dengan nada suara yang bergetar. Ia sedikit terkejut karena selama ini ia belum pernah diperlakukan serendah ini oleh Jay. Apalagi cuma gara-gara perempuan.

"Gue suruh lo jawab Sunoo bukan balik tanya!"

"Gue udah jawab! Ngga denger? Apa tuli gara-gara hasutan tu cewe?"

Plak

"Jaga mulut lo Sunoo!" rahang Jay semakin tajam sekarang.

"Jay stop!" Jake berusaha menyudahi pertengkaran ini namun sayang kedua belah pihak masih terlalu panas untuk dipadamkan.

"Ahaha gila lo bang. Segininya lo cinta sama Kinan? Sampe lo tega nampar bahkan mukul gue?" ucap Sunoo tak habis pikir dengan Jay. Tentu saja ia kecewa.

"Itu karena lo salah Noo!"

"Lo gatau apa-apa bang. Lo ngga tau seberapa sakitnya hati gue waktu Kinan ngefitnah mama. Coba kalo mama lo dikatain mati karena narkoba, lo terima ngga?" Perkataan Sunoo terhenti sejenak karena dadanya terasa sesak untuk sekedar berbicara. "Gue ngga pernah masalah kalo Kinan hina gue separah apapun, tapi kalo dia udah berani hina orang tua gue, apa gue harus diem aja?" lanjut Sunoo dengan mata yang berkaca-kaca.

Jay terdiam. Ia berusaha mencerna setiap perkataan yang Sunoo ucapkan. Bahkan Jungwon dan Ni-ki pun sedikit merasa iba pada Sunoo karena ia terlihat menyedihkan.

"Gue ngga nyangka lo bakal lebih belain orang lain daripada gue, temen lo sendiri." setelah mengatakan itu Sunoo langsung pergi dari sana.

Jay menatap Jake dengan tatapan yang sulit diartikan, "Jake gue salah ya?" tanyanya.

"Lebih baik lo minta maaf sekarang Jay. Sebelum terlambat." jawab Jake sambil menepuk-nepuk bahu Jay.

Jay berlari. Ia mencari Sunoo ke beberapa tempat namun tak kunjung menemukan apa yang ia cari. Jay merasa bodoh kenapa tadi ia harus memukul Sunoo segala.

Jay yakin sekarang Sunoo pasti sangat kecewa kepadanya. Jika ia menjadi Sunoo ia pun akan merasakan hal yang sama. Seandainya waktu bisa diulang, seandainya ia tak termakan emosi.

Berandai-andai adalah hal paling menyakitkan, karena berandai hanya memberi harapan namun tidak dengan kenyataan. Jay tak akan pernah bisa memutar waktu, ia juga tak akan pernah bisa menarik segala perbuatan buruknya. Semua sudah terjadi, ia harus menghadapi akibat dari hal yang ia perbuat.

Di sisi lain, di sebuah taman bermain. Sunoo duduk sendirian di atas ayunan besi yang hanya terisi oleh dirinya sendiri. Hari ini adalah sejarah Hwang Sunoo bolos sekolah.

"Sunoo kangen mama. Disini sepi gada mama. Tapi gapapa, asal mama bahagia disana. Lebih baik buat Sunoo." monolog Sunoo kepada dirinya sendiri.

"Ma apa Sunoo salah? Sunoo cuma ngga terima mama dikatain, tapi Bang Jay malah belain orang yang ngehina mama."

"Apa salah kalau Sunoo kecewa? Apa salah kalau Sunoo marah?"

"Ma kadang Sunoo ngerasa ngga punya siapa-siapa karena mama udah ga ada dan papa sibuk kerja. Tapi semenjak ada Bang Jay dan Bang Jake, hidup Sunoo jadi ngga terasa sepi lagi. Sunoo seneng punya temen kaya mereka. Tapi sekarang, apa Sunoo bakal sendirian lagi? Apa hidup Sunoo bakal sepi lagi?"

"Seandainya mama masih ada. Pasti mama langsung ngasih solusi ke Sunoo. Pasti Sunoo ngga bakal sepusing ini mikirin masalah Sunoo sendirian."

Bocah enam belas tahun itu terus mengoceh sendirian disana. Ia sudah tidak peduli jika ada orang yang melihatnya berbicara sendiri. Ia tak peduli jika dianggap gila, setidaknya ia tidak gila sungguhan untuk menahan segala perasaan yang sangat menyiksanya itu.















































Hallo apa kabar?
Aku up lagi nih.
Kali ini konflik kecil dulu ya.
Semoga suka.

HEY BROTHER!  [ ENHYPEN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang