🍀Empat

199 43 5
                                    

            Jangan lupa bintang nya 😊

                        Terima kasih

Maaf kalau banyak typo

Disinilah Sohyun, Suho dan juga Seokjin. Kalau disingkat jadi (S3) udah Doktor tuh gelarnya.
Diruangan praktek Suho, Sohyun berdiri tidak jauh dari kedua laki-laki  yang membuatnya bertanya, ada hubungan apa keduanya.

"Oppa, bisa jelaskan siapa dia?" Tanya Sohyun dengan tatapqn membunuh.

"Haah" Suho mengembuskan nafasnya. Mencoba untuk memahami situasi yang tidak menguntungkan bagi Sohu sendiri. Bagaimana dia akan menjelaskan keadaan saat ini. Suho saja masih belum tau kenapa temannya tiba-tiba mencium Sohyun.

Dan lihat teman bodohnya ini, kasihan juga dia. Wajahnya yang seperti pangeran hacur penuh warna kemerahan ungu kebiru-biruan.

Suho memberikan salep lebab di wajah Seokjin yang masih memasang wajah bodohnya. Masih bisa tersenyum disaat wajahnya nyaris hancur.

Cinta memang bisa merubah rasa sakit jadi obat.

Dia belum tau Sohyun itu selain Dokter yang cantik anggun dan pintar tapi juga pemegang sabuk hitam. Agaknya terlambat, tanpa harus di beritahu pun Jin nampaknya sudah tau karena dia sendiri korbannya.

"Dia ... Kim Seokjin teman Oppa saat kuliah dulu."

"Bisa jelaskan, kenapa kau menciumku? Tuan Kim Seokjin" ada penekana saat nama Jin disebut. Memabuat sang empunya nama sedikit tercekat. Seram juga batinnya.

"I-ini hanya salah paham, aku bisa jelaskan. Tolong dengarkan baik-baik dan jangan ada yang memotong ucapanku nantinya"

Sohyun mencoba menenagkan diri. Sebenarnya saat ini tangannya sudah gatal ingin menghajar laki-laki dihadapannya, jika saja tidak ada Suho. Sohyun sangat menghargai Suho selaku senior di rumah sakit ini. Jasanya juga sudah sangat banyak pada rumah sakit ini. Sohyun mencoba menekan ego dan emosinya yang akan meledak detik ini juga.

"Sebenarnya .... aku ketaman belakang rumah sakit untuk menunggu Suho. karena saat aku keruang kerjamu, suster bilang kau sedang ada oprasi. Jadi aku putuskan untuk berjalan-jalan dan berakhir di taman belakang. Aku berbaring di rerumputan di bawah pohon, memandangi langit yang cerah saat itu. Karena suasana yang mendukung tanpa sadar aku tertidur. Mungkin karena aku kelelahan jadi saat ada orang membangunkanku aku tidak sadar sama sekali. Di tambah aku saat itu sedang memimpikan Dokter Kim ... " belum sempat melanjutkan ceritanya Sohyun sudah lebih dulu menyela.

"Apa!! jadi kau memimpikanku? Dasar mesum" Sentak Sohyun.

"Hmm, aku memimpikanmu. Saat itu kita sedang berciuman di dalam mimpi tapi entah kenapa terasa nyata. Dan aku tersadar saat kau memukulku. Jadi, aku tidak salahkan."  Jin mencoba menjelaskan.

"Apanya yang tidak salah, jelas kau salah. Kau ... " rasanya Sohyun malu untuk mengatakan hal itu. Ternyata pria asing yang ingin di tolongnya hanya sedang tertidur. Jin juga bodoh, mulut nya itu, gampang sekali mengucapkan kata-kata itu. Sohyun jadi malu.

"Dasar aneh, bagaimana bisa kau tidur seperti orang mati. Bahkan aku sudah mengguncangkan tubuhmu dengan cukup keras. Aku yakin kau hanya membual, iya kan! Ayo mengaku saja. Kau itu pria mesum yang cari kesempatan." Sohyun masih dengan argumennya dan meyakini apa yang di pikirannya, bahwa laki-laki di hadapannya ini hanya sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

"Sungguh Dokter Kim, aku sungguh tidak sadar bahwa aku sudah ... " kata-kata Jin melemah seiring dengan senyum malu-malu sambil menunduk. Persis seperti anak gadis yang mendapat rayuan dari buaya.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang