6

731 87 8
                                    

Dug!

Yeonjun meringis sakit sembari mengusap-usap hidungnya setelah wajahnya bertabrakan dengan dada bidang pemuda di hadapannya. Kedua kakinya beringsut mundur setelah mendongakkan kepala, menyadari siapa sosok yang kini tengah menghadang jalannya.

"Kau tak apa?" Tanpa sadar kepalanya mengangguk lirih, beberapa pemuda bertubuh tinggi tegap yang tengah mengelilinginya membuat nyalinya menciut dan tanpa sadar menyudutkannya.

"Kau ada kelas malam hari ini?" Yeonjun menggelengkan kepala, perasaannya tak enak saat melihat senyum licik pemuda di hadapannya.

"Kau ingat kan jika kau harus membayar kesalahanmu karena merusak ponselku beberapa hari yang lalu?" Anggukan lirih tersebut membuat Beomgyu semakin menggebu-gebu dengan rencananya.

"Kalau begitu, ayo ikut aku!" Yeonjun hanya bisa diam saat Beomgyu menarik pergelangan tangannya dan mengisyaratkan untuk berjalan beriringan dengannya. Namun baru beberapa langkah, tubuh Yeonjun ditarik dengan kuat hingga genggaman Beomgyu terlepas. Tubuhnya terhuyung kebelakang dan nyaris jatuh jika Heeseung tak segera merengkuh pinggangnya.

"Jangan mengganggunya! Aku sudah berulang kali mengatakan hal ini padamu!" Tegasnya dengan jari telunjuk yang terangkat. Hendak menegaskan pada pemuda di hadapannya.

"Kau tidak tahu apa-apa, berhentilah ikut campur!" Ujar Beomgyu dengan malas, ia berusaha meraih tangan Yeonjun, namun Heeseung menghalanginya dengan menepis kasar.

"Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu membawanya!" Yeonjun hanya bisa menatap takut dari balik punggung yang lebih muda.

"Dia harus membayar kesalahannya!"

"Memangnya kesalahan apa yang sudah ia buat?"

"Heeseung-ah, biarkan aku ikut bersamanya, aku sudah berjanji untuk bertanggung jawab." Perkataan lirih tersebut membuat rahang Heeseung mengeras, kedua tangannya terkepal.

"Memangnya apa yang sudah kau lakukan sampai harus bertanggung jawab pada si brengsek ini?" Hatinya berdenyut sakit saat melihat yang lebih tua beringsut menjauhinya tanpa menjawab pertanyaannya terlebih dulu.

"Sudah kubilang bukan, jangan ikut campur!" Seluruh tubuhnya terasa panas melihat bagaimana Beomgyu menarik kasar pemuda manis itu.





















"Ki-kita ada dimana?" Yeonjun buru-buru menatap keluar saat mobil Beomgyu berhenti. Ia mengamati lingkungan sekelilingnya yang nampak asing.

"Rumahku." Jawabnya singkat, ia segera keluar dari mobilnya, membuat Yeonjun bergegas mengikutinya.

Decakan kagum tak henti-hentinya ia loloskan. Ia begitu terpana melihat rumah yang begitu megah ini, bahkan rumahnya mungkin lebih kecil dari garasi yang dipenuhi mobil-mobil mewah ini.

"Ya! Choi Yeonjun?" Karena terlalu tenggelam dalam rasa kagumnya, ia tak menyadari bahwa Beomgyu menghentikan langkah.

Dug!

Lagi-lagi hidung bangirnya membentur dada bidang yang lebih muda. Yeonjun segera membungkukkan badan sembari mengucap maaf.

"Kalau sedang berjalan, kau harus fokus pada jalan, bukan sekelilingmu. Kau belum pernah melihat rumah mewah ya?" Ujarnya dengan nada mengejek, sementara Yeonjun hanya bisa menunduk malu.

"Ayo cepat!" Beomgyu segera menarik tangan Yeonjun agar pemuda manis itu berjalan beriringan dengannya. Ia sudah tidak sabar saja ingin memulai rencananya.

"Tuan muda sudah pulang? Ingin makan sekarang? Bibi akan segera menyiapkannya." Ujar seorang wanita paruh baya, ia tersenyum lembut ke arah Yeonjun saat pandangan mereka tak sengaja bertemu.

Andai Saja Aku Tahu [BEOMJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang