"Dimana Choi Yeonjun?" Tanya Beomgyu sembari menatap satu persatu teman sekelas Yeonjun. Mereka semua terlihat bingung dan menatap satu sama lain.
"Apa kalian semua tidak memiliki mulut?"
"Su-sudah beberapa hari ini dia tidak masuk sekolah, sepertinya dia sedang sakit." Ujar seorang pemuda berkaca mata, dari gaya bicara dan penampilannya, sepertinya ia adalah ketua kelas.
"Kalian tahu dimana rumahnya?" Beomgyu mendengus kesal melihat beberapa dari mereka menggelengkan kepala. Bisa-bisanya tak seorang pun dari mereka tahu dimana rumah Choi Yeonjun.
"Sebenarnya aku tahu daerah tempat dia tinggal, tetapi aku tidak tahu persis dimana rumahnya. Aku hanya pernah mengantarnya sampai di depan gang masuk ke rumahnya." Celetuk seorang pemuda yang berpenampilan seperti berandal. Beomgyu hanya melirik sekilas, ia juga tahu kalau soal itu.
"Kemana dia? Atau jangan-jangan dia benar-benar sakit." Lirih Beomgyu sembari berjalan meninggalkan kelas Yeonjun. Jujur, ia benar-benar khawatir akan keadaan Yeonjun, apalagi ponselnya juga tidak aktif.
"Jangan-jangan..." ingatan kejadian beberapa hari yang lalu membuat langkah Beomgyu terhenti. Hari dimana dirinya dan Heeseung meniduri pemuda manis itu. Saat dirinya terbangun, Choi Yeonjun sudah pergi tanpa meninggalkan jejak. Padahal ia sudah berkespektasi jika pemuda itu akan langsung berteriak histeris saat terbangun, namun kenyataannya tidak.
"Aku harus segera menemuinya." Lirihnya sebelum berlari tergesa.
"Hei! Kau mau kemana?" Teriak Heeseung saat melihat Beomgyu memasuki kelas hanya untuk menyambar tasnya dan pergi dengan tergesa.
"Selamat pagi anak manis Ibu. Bagaimana demamnya? Apa sudah turun?" Yeonjun menggelengkan kepalanya lemah, jangankan turun, sejak semalam ia tidak bisa tidur karena perutnya yang terus mual sehingga ia harus bolak-balik ke kamar mandi karena muntah.
"Kasihan sekali anak Ibu. Kita pergi ke rumah sakit saja ya." Tawarnya sembari menyibak poni basah sang anak dan menempelkan plester penurun demam.
"Tidak usah, Ibu. Aku hanya perlu beristirahat saja. Sebentar lagi demamnya pasti turun."
"Kenapa kau tak mau menuruti perkataan Ibu? Lihatlah! Wajahmu sangat pucat, Nak." Yeonjun hanya bisa mengulas senyum, lantas mengusap tangan sang ibu yang tengah menangkup wajahnya.
"Kenapa Ibu tidak percaya padaku? Demamnya pasti akan segera turun, jika sampai besok demamku belum turun juga, kita pergi ke dokter." Sang Ibu mendecih.
"Kalau bisa sekarang, kenapa harus menunggu sampai besok? Kau sudah 3 hari tidak masuk sekolah." Yeonjun mengerucutkan bibirnya, kebetulan sekali ia sudah lama tak mendengar omelan sang Ibu.
"Ibu, anak Ibu ini sangat pintar. Meskipun satu minggu tidak masuk sekolah, anak Ibu pasti tetap menjadi juara kelas. Lihat saja nanti." Lagi-lagi sang Ibu mendecih, namun kedua tangannya mencubit pipi gembil Yeonjun dengan gemas.
"Iya, Ibu tahu betul kalau anak Ibu ini memang sangat cerdas. Kalau begitu cepat makan sarapanmu dan minum obat, setelah itu kembali beristirahat." Yeonjun mengangguk patuh, perlahan ia bangun dibantu oleh sang Ibu.
"Mau Ibu suapi?" Yeonjun tentu saja langsung mengangguk, meskipun dirinya sudah SMA dan akan segera masuk universitas, tetap saja ia suka jika makan disuapi oleh sang Ibu.
"Ibu, hari ini ibu mengurus kedai sendirian?" Wanita cantik tersebut mengangguk.
"Iya, Bibi Kim sedang pergi ke rumah anaknya di Busan selama 3 hari, jadi Ibu harus mengurus kedai sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Saja Aku Tahu [BEOMJUN]
FanfictionAnda saja Beomgyu mengetahui semuanya dari awal, penyesalan tak berujung ini mungkin tak akan ia rasakan. Choi Beomgyu x Choi Yeonjun Top/Dom Beomgyu Bott/Sub Yeonjun 01/02/2023