"Ibu rasa hanya itu saja yang perlu kalian tahu. Terlepas dari hubungan Ibu dan Ayah yang renggang. Ibu harap kalian saling menyayangi satu sama lain." Yeonjun tak berhenti meneteskan air mata sejak tadi. Kedua tangannya yang terkepal di atas paha seolah mengikat erat emosinya agar tak meledak begitu saja.
Sementara Beomgyu kerap kali melirik ke arah Yeonjun dengan tatapan khawatir. Wajah pemuda manis itu semakin pucat mengetahui fakta menyakitkan ini.
"Nak, kau senang kan bisa bertemu dengan adikmu?" Usapan lembut di kepalanya seolah menjadi sengatan rasa sakit, dadanya semakin bergemuruh sesak.
"Jangan menangis, Ibu tahu betul bagaimana perasaanmu." Yeonjun menggelengkan kepalanya lirih, sang Ibu tidak tahu saja jika dirinya tidak sedang menangisi hal ini, melainkan kenyataan pahit yang baru saja ia hadapi.
Yeonjun tak bisa membayangkan bagaimana reaksi sang Ibu saat mengetahui jika pemuda yang melecehkan hingga menghamilinya merupakan adik kandungnya sendiri. Jika kenyataannya akan sepahit ini, Yeonjun akan lebih memilih untuk tidak mengetahui siapa Choi Beomgyu sebenarnya.
"Ibu harus memasak untuk makan siang. Kalian bisa melepas rindu satu sama lain."
"Ibu..." wanita tersebut mengulas senyum saat Yeonjun menahan sebelah tangannya sembari menggelengkan kepala.
"Nak, dia adikmu." Yeonjun benar-benar ingin menangis dan berteriak histeris saat sang Ibu melepas genggaman tangannya dan beranjak pergi, meninggalkan dirinya bersama pengukir rasa sakit pada fisik dan mentalnya.
Suara pintu yang tertutup membuat jantungnya semakin berdebar kencang. Ia ingin berlari menjauh, namun apa daya kedua kakinya yang terasa begitu lemas tak mampu menolongnya.
"A-aku minta maaf." Yeonjun memalingkan wajahnya yang berurai air mata, suara serak pemuda tersebut seakan meremas dadanya tanpa ampun, ia hanya bisa menangis dalam diam.
"Hyung, aku benar-benar minta maaf atas semua kesalahanku, tolong maafkan aku." Yeonjun memejamkan kedua matanya rapat-rapat saat Beomgyu bersimpuh di hadapannya sembari mengeggam kedua tangannya, kondisinya pun tak kalah kacau.
"Pergi dari sini!" Suaranya nyaris tak terdengar, begitu lirih, namun Beomgyu masih bisa menangkapnya dengan jelas ditengah kesunyian ini.
"Kau sudah puas membuatku seperti ini? Kalian berdua benar-benar brengsek!" Beomgyu menundukkan kepala setelah Yeonjun menarik tangan dari genggamannya.
"Hyung, tolong maafkan aku, aku sangat menyesal, aku benar-benar meminta maaf." Yeonjun terkekeh saat pemuda tersebut bersujud dan mencium kakinya.
"Jika kenyataan ini tidak terungkap, mana mungkin kau mau bersujud dihadapanku dan menyesali semua perbuatanmu." Suaranya terdengan begitu lembut, namun sangat mengoyak hati.
Cukup lama keduanya terdiam dengan isi kepala masing-masing, bahkan keduanya tak sedikit pun beranjak dari posisi awal, dan Beomgyu masih bersimpuh dengan kepala yang setia menunduk.
"Keluarlah dari kamarku, aku ingin beristirahat." Ujar Yeonjun sebelum kembali berbaring di ranjangnya. Beomgyu hanya bisa mengangguk lirih. Ia tahu betul, kenyataan pahit ini begitu sulit untuk Yeonjun terima, apalagi ia sudah banyak mengukir luka nyata maupun batin dikehidupan pemuda manis itu.
"Aku akan berusaha untuk menebus semua kesalahanku." Ujar Beomgyu sebelum beranjak pergi.
"Nak? Kenapa kau tak memakan makananmu? Apa masakan Ibu tidak enak?" Wanita tersebut akhirnya menyadari bahwa sejak tadi Yeonjun hanya duduk melamun tanpa memakan makanannya.
"Nak?" Yeonjun terjingkat kaget saat sang Ibu mengusap punggung tangannya lembut, isi pikiran yang tervisualisasi dalam lamunannya mendadak buyar dan mengembalikannya pada kenyataan.
"A-ada apa, Bu?" Kedua mata Yeonjun bergerak gusar hingga tak sengaja bersirobok dengan manik sendu Beomgyu.
"Kenapa kau tak lekas memakan makananmu, Nak?"
"Ibu, sebenarnya aku sedang tidak nafsu makan, apapun yang masuk ke dalam mulutku terasa hambar semenjak sakit." Lirihnya dengan kepala menunduk, yang baru saja ia katakan hanyalah kebohongan belaka. Nyatanya pemuda yang duduk tepat di samping sang Ibu lah yang merenggut nafsu makannya tanpa sengaja.
"Nak, kau harus tetap makan agar bisa minum obat, makanlah sedikit saja, yang penting perutmu harus terisi." Yeonjun mengangguk lirih dan mulai memakan makanannya, baru beberapa suap, perutnya sudah terasa mual karena mencium bau amis dari sup rumput laut buatan sang Ibu. Ia sadar, kehamilannya lah yang membuatnya sensitif terhadap bau seperti ini.
"Nak? Kau baik-baik saja?" Yeonjun mengangguk lirih dan berusaha menelan makanannya.
"Bagaimana kalau kita pergi ke dokter saja? Kebetulan aku membawa mobil." Usul Beomgyu, ia begitu khawatir melihat keadaan Yeonjun. Ia juga sadar jika dirinya adalah penyebabnya.
"Tidak perlu. Aku sudah merasa lebih baik." Ujar Yeonjun.
"Ibu, Ayah harus bertemu Ibu dengan Kakak." Kedua mata wanita itu langsung membola sebelum akhirnya menggelengkan kepala dengan raut khawatir.
"Tidak, Nak. Ibu tidak bisa."
"Ibu, aku tahu betul Ibu dan Ayah masih saling mencintai, hanya saja kalian memilih untuk tidak lagi hidup bersama. Ibu dan Ayah belum bercerai. Ayah bahkan masih menyimpan foto pernikahan dengan Ibu." Yeonjun menundukkan kepalanya dalam-dalam hingga dirasa tak ada seorang pun yang mampu melihat air matanya.
"Aku yakin, pasti Ayah juga sangat ingin bertemu dengan Ibu."
"Ibu, aku sudah selesai makan. Aku akan kembali ke kamar." Ujar Yeonjun lantas berdiri dan pergi dari ruang makan, sang Ibu hanya bisa menatap sendu, wajah manis yang kini menunduk tersebut pasti sedang menyembunyikan luka.
"Nak, kau tahu jika Ibu dan Ayah memutuskan untuk tidak lagi hidup bersama, kau pasti juga mengetahui alasan dibaliknya." Beomgyu mengangguk lirih, denyutan nyeri kembali timbul di hati, yang kelamaan menimbulkan gelenyar aneh di sekujur tubuhnya.
"Ibu sangat menyayangi Kakakmu melebihi apapun. Dan Ibu ingin sekali menjaga perasaannya dengan tidak berhubungan lagi dengan Ayahmu. Tolong mengertilah. Kau bisa kemari kapanpun kau mau, karena kau juga anak Ibu. Ibu juga sangat menyayangimu."
Halowww
Ada yang nungguin buku ini gak?
Maaf kalau updatenya agak lama😂
Maklum ya, udah semester tua, jadi agak sibuk🥲 dan tugas tiada habisnya
Jangan lupa tinggalkan komentar, kritik dan juga sarannya yaa😁
Sekian dan terima kasih...😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Saja Aku Tahu [BEOMJUN]
FanfictionAnda saja Beomgyu mengetahui semuanya dari awal, penyesalan tak berujung ini mungkin tak akan ia rasakan. Choi Beomgyu x Choi Yeonjun Top/Dom Beomgyu Bott/Sub Yeonjun 01/02/2023