13

537 63 15
                                    

"Selamat pagi, Ibu." Sapa Beomgyu saat memasuki kedai yang sepertinya baru saja dibuka, sang Ibu yang sedang mengelap meja langsung menoleh ke arahnya.

"Selamat pagi juga anak Ibu yang sangat tampan. Kenapa pagi sekali datang kemari?" Wanita tersebut langsung menghentikan aktivitasnya dan menghampiri sang anak, memberikan pelukan hangat serta satu kecupan di kening. Perlakuan yang begitu Beomgyu inginkan sejak lama.

"Aku memang sengaja datang lebih pagi agar bisa membantu Ibu di kedai. Oh ya Ibu, ini Heeseung, Ibu masih mengingatnya?" Kedua mata cantik wanita tersebut terbelalak, ia baru menyadari bahwa tak hanya mereka berdua di sana.

"Heeseung? Astaga, Nak. Kau tampan sekali, Bibi sudah lama sekali tidak bertemu denganmu. Lihatlah, kau gagah dan tinggi sekarang. Dulu saat masih kecil, kalian berdua sering sekali bertengkar." Ujarnya sembari mengusap-usap punggung Heeseung, wajahnya yang berseri seakan menunjukkan betapa rindunya ia akan kehidupan dan keutuhan keluarganya dulu.

"Sampai sekarang kami juga masih tetap sering bertengkar, Bibi. Aku sudah beberapa kali datang ke rumah Bibi karena mengenal Yeonjun hyung, namun tidak sempat bertemu Bibi karena sedang di kedai." Wanita tersebut mengangguk.

"Meskipun kau bertemu dengan Bibi, belum tentu kau masih mengingat Bibi. Bagaimana kabar kedua orangtuamu, Nak?"

"Ayah dan Ibu baik-baik saja, Bibi. Bahkan Ibu ingin sekali bertemu dengan Bibi setelah kuberitahu bahwa aku akan bertemu dengan Bibi hari ini."

"Ajak Ibumu kemari, Bibi juga sangat merindukannya."

"Baik, Bibi. Aku akan mengajak Ibu dan Ayah kemari."

"Kau memang harus mengajak mereka kemari. Oh ya, apa kalian sudah sarapan?" Keduanya menggelengkan kepala dengan senyum penuh arti.

"Ibu, salah satu tujuan utama kami kemari adalah untuk makan." Wanita tersebut terkekeh lirih.

"Baiklah, silahkan duduk para pangeranku, hidangan akan segera siap." Ujarnya sebelum pergi ke dapur.




























"Bagaimana masakan Ibu? Enak?" Beomgyu dan Heeseung mengangguk mantap dengan pipi yang menggembung dipenuhi makanan.

"Bibi, masakan Bibi adalah yang paling enak!" Wanita tersebut terkekeh kecil saat Heeseung mengacungkan kedua ibu jarinya dengan yakin.

"Terima kasih, kalau begitu habiskan makanan kalian ya. Jika ingin menambah, bilang saja, jangan malu-malu." Heeseung melemparkan lirikan tajam saat Beomgyu dengan sengaja mengambil dagingnya.

"Ibu? Bagaimana keadaan hyung? Dia baik-baik saja kan?" Pertanyaan Beomgyu sukses mengendurkan senyuman sang Ibu.

"Kondisinya sudah lebih baik, Nak. Kau tahu sendiri kan jika kondisi fisik Kakakmu memang lemah. Dia sakit-sakitan sejak kecil." Beomgyu mengangguk lirih, entah mengapa setiap membahas sang Kakak, rasa nyeri selalu menyelimuti.

"Lalu, dimana hyung sekarang?"

"Dia sedang dikamarnya bersama Taehyun dan Hueningkai. Kedua bocah itu selalu menempel kepada Kakakmu saat libur sekolah seperti ini."

"Berhenti mengambil dagingku!" Gerutu Beomgyu sembari mengamankan mangkuknya.

"Astaga, kenapa malah berebut daging? Tunggu di sini, Ibu akan ambilkan daging lagi untuk kalian."

"Kukira kau tidak memakannya karena masih banyak." Ujar Heeseung.

"Justru aku menyimpannya untuk dimakan di akhir!" Kesal Beomgyu.




























Andai Saja Aku Tahu [BEOMJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang