Assalamualaikum.
Sebelum membaca biasakan untuk follow terlebih dahulu. dan jangan lupa votmen.Maaf cerita ini masih banyak sekali typo.
HAPPY READING!
•
•
•
oOoHari ini Salwa memutuskan untuk pergi ke kampus, walau masih ada trauma saat mengingat tempat itu, ia tetap harus melanjutkan studinya.
Dengan wajah yang tak seceria biasanya, Salwa melangkah keluar dari kamar. Tak lupa ia mengambil ransel beserta ponselnya.
"Pagi sayang," sambut bunda Almeda saat melihat Salwa baru turun dari anak tangga.
"Pagi bunda," balas Salwa dengan suara sedikit serak.
Setelah Salwa duduk di kursi meja makan, ia kembali menelungkupkan kepalanya diatas meja.
"Sayang, kalo kamu belum mau masuk kuliah kamu istirahat aja dulu," kata bunda sedikit khawatir.
Salwa menggeleng, lalu kembali menegakkan tubuhnya. "Enggak bunda, Salwa mau kuliah," balas Salwa dengan suara pelan.
"Tap--" ucapan bunda Almeda terpotong.
"Gpp bunda, ayah yakin Salwa akan baik-baik aja, Salwa juga harus kuliah," potong ayah Yusuf meyakinkan.
Ia juga sama khawatirnya dengan keadaan Salwa, tapi kuliah juga penting.
Salwa tersenyum tipis untuk meyakinkan bunda nya, "Salwa gpp kok Bun,"
Menghela nafas pelan, bunda Almeda mengangguk, "yaudah deh, tapi beneran kamu gpp?" tanya bunda menatap wajah sayu Salwa.
"Iya bunda, Salwa gpp."
oOo
Hari ini Salwa memang ada kelas pagi, dan tepat pukul delapan pagi ia sudah berada di dalam kelas. Hanya ada ia dan beberapa mahasiswa lainnya yang baru datang. Sedangkan kedua sahabatnya belum menampakkan batang hidung.
Sambil menunggu pelajaran dimulai, Salwa menelungkupkan kepalanya di atas meja. Pikirannya kembali melayang pada kejadian tempo hari. Tak dapat ditahan, air mata kembali membasahi wajah Salwa. Jika saja ia memiliki kekuatan untuk menghilangkan ingatannya, mungkin kejadian buruk yang menimpanya sudah ia buang jauh-jauh.
Tak lama suara bising mengalihkan pikiran Salwa yang sudah berkelana jauh. Dengan segera Salwa menghapus air matanya saat mendengar suara kedua sahabatnya.
"Salwaaaa!!!" teriakan heboh Abel mampu membuat beberapa orang melirik ke arah mereka, bahkan ada yang menatap Abel kesal.
"Ihh Abel, ga usah teriak!" omel Salwa.
"Lo kemana aja sih hah?! tiga hari ga ada kabar! tau-tau sekarang udah nangkring aja di kelas?!" kesal Abel tanpa mendengarkan omelan Salwa.
"Iya Wa, lo kemana aja 3 hari ngilang ga ada kabar?" sambung Vannesa yang sudah duduk di kursi samping Salwa.
Menghela nafas pelan, Salwa menatap kedua sahabatnya dengan tatapan bersalah. "Maaf ya, aku beberapa hari lalu tiba-tiba ga enak badan," dalih Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAK DOSEN ITU SUAMIKU!
General Fiction[Sebelum membaca biasakan untuk follow terlebih dahulu] Note : Judul dan Cover di ubah ( Judul sebelumnya "THE LECTURER IS MY HUSBAND" ) *** "Kesalahan yang saya buat memang sangat fatal, tapi karena itu lah saya bisa mengenalmu" ~ Alif Wildan Al-a...