7

1K 156 42
                                    

Tahu apa kebiasaan jelek Gracia kalau sedang kalut? Teng nong! Benar! Manusia ini refleks mengigiti kuku ibu jari tangannya sambil mondar-mandir di tempat yang sama.

Sementara Shani? Pusing!
Sudah tak enak badan, harus melihat tingkah mantannya yang tak mau diam itu mondar-mandir sambil dah-duh-dah-duh berulang kali.

Tadi sore, setelah mengaku kondisinya membaik, Shani meminta untuk pindah. Tentu saja setelah nguping-nguping soal omongan Jingga dan Gracia yang bilang kalau Gracia akan menginap. Jingga tidak sepenuhnya bohong 'kan soal Shani? Selain hobi beres-beres rumah, satu keahlian lainnya adalah pura-pura tidur padahal nguping obrolan.

Rencana awalnya, Shani hendak menginap di tempat Jingga. Jaga-jaga kalau nanti malam panasnya naik lagi, tak ada orang yang bisa dimintai tolong selain Jingga. Beberapa kali mengalami gejala sakit yang sama, biasanya selalu seperti itu, sudah hapal. Tapi biasanya juga si Gracia-Gracia itulah yang akan terjaga semalaman.

"Ge..."

"Kok bisa kelupaan soal ituuu!" Desisnya sambil melipat kedua tangan di depan dada. Berhenti sebentar, menatap Shani yang terbalut selimut, memperhatikannya dari tempat tidur. "Shan..."

"Apa?"

"Nyesel gak, punya pacar bego?"

"Makanya putus, 'kan?"

"Bener juga." Gracia mengangguk. Sadar sudah sepenuhnya sebab dari ucapan putus Shani malam itu. Meski sebenarnya, Gracia tidak mendengar dengan jelas apa saja yang Shani ucapkan malam itu di atas motor. Yang jelas, yang terdengar di telinganya, hanya Shani yang meminta Gracia menghentikan laju motor. Lalu terjadi lah percakapan putus itu.

"Shan, mau denger penjelasan aku, nggak? Soal malem itu?"

"Malem mana?"

"Pas kita dugem!"

"Pas kamu kissing sama Anin kali."

TUH, KAN!

"Bukan kissing!"

"Apa dong namanya kalo bukan kissing? Cuma nempelin bibir kamu di bibir Anin? Sama dong itu? Kamunya diem aja, Anin yang gerak? Mau ngasih pembelaan apa?"

"Ya tapi 'kan dia duluan yang nyium! Bukan aku!"



Pembelaan tolol.



"Berarti ngaku kissing 'kan?"

"..."

"Udah ah, jangan bahas sekarang. Aku pusing. Nggak mood sama sekali buat bahas hal yang udah lalu-lalu."

"Shan..."

"Aku selama ini udah berusaha percaya kalo kamu emang nggak ada niatan selingkuh. Berusaha biasa aja waktu si Anin-Anin itu selalu ngajak kamu ngobrol, meskipun agak gerah ya Ge, rasanya liat dadanya dia itu sengaja banget ditempel-tempelin ke lengan kamu kalo ngobrol! Mana pake crop top terus!"

"Jangan bilang aku, itu jadi alesan kamu pake crop top akhir-akhir ini?"

"Pede banget." EMANG IYA! KENAPA? MASALAH? BODY GUE JUGA OKE! MESKIPUN NGGAK SEBERISI DIA,

Itunya.



"Sumpah..." Gracia mengeluh lagi. Kebakaran jenggot sendiri sementara Shani malah sudah terlihat legowo dengan kejadian lebih dari satu bulan lalu itu. Dipikirnya, Shani tak tahu.

Sumpah deh!

Sebenarnya kalau boleh jujur, ada banyak perkara lain yang enggan Shani bahas. Mengapa akhirnya ia memilih untuk usai dengan Gre. Bukan semata karena kejadian Anin yang tiba-tiba saja mencium Gracia malam itu, bukan! Shani sudah terlalu banyak menahan kelakuan Gracia selama ini.

PUTUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang