Info nih!
Kalo nemu tulisan italic-italic narasinya panjang, sepakat itu part of flash back ya! Lupa mulu mau infoin dari awal.Enjoy!
——————————
"Kalo kamu minta maaf satu bulan yang lalu, aku bisa terima. Eh... Oh, nggak deh! Sadar kamu salah aja nggak. Ngapain minta maaf?"
"Duh!!!"
Apa sih? Salah apa sih?
Aku sudah berusaha mengingat berulang-ulang. Di hari di mana Shani meminta kami putus, sehari sebelum Shani minta putus, dua hari sebelum Shani minta putus. Sekali lagi, aku bisa pastikan selama hari-hari itu, aku tidak melakukan kesalahan!
Kami bahkan masih kissing tuh, sebelum pulang, sebelum di tengah jalan Shani minta stop, tiba-tiba minta putus.
Lantas apa kesalahan yang dimaksud Shani itu? Aku salah di mana? Kenapa sih dibuat rumit? Tinggal bilang apa susahnya? Aku bisa perbaiki.
"Hai! Gabung ya?"
"Psst!" Sisca menyikut lenganku agar tersadar dari lamunan. Di depanku, kini berdiri seorang perempuan dengan crop top putih membawa piring dan gelas di kiri dan kanan tangannya.
"Hai... Boleh, Nin. Duduk." Setelah mendapat jawaban, Anin dengan girang duduk tepat di depanku. Terlihat mie instant goreng lengkap dengan telur yang juga di goreng, ditambah es teh manis dalam gelas yang ia bawa. What a great combo!
Di sebelahku, nampak Sisca menatap dengan tatapan selidiknya. Bolak-balik kedua bola matanya itu memandangku dan Anin secara bergantian. Dasar manusia kebanyakan drama.
"Baru selesai kelas, Gre?"
"Iya. Sambil nunggu kelas pengganti, mampir kantin dulu sama Sisca. Kamu?"
"Nunggu rapat. Laper, kepikiran mie cuaca agak mendung-mendung gini kayaknya enak." Bener banget! Cuaca kalau sedang semi mendung, ditambah lapar, paling enak pesen mie di kantin! Apa lagi ditemenin es teh manis! Cakep banget udah!
"Mie rebus gak sih, harusnya." Aku mengoreksi, yang disambut dengan anggukan kencang setuju dari Anin.
"Setuju!! Harusnya mie rebus nih! Tapi lagi kosong yang soto."
"Sumpah, suka yang soto?! Di antara orang-orang yang lebih suka sama ayam bawang?!" Langka sekali di antara umat manusia yang lebih memilih mie instant ayam bawang, ternyata ada yang sependapat kalau rasa mie instant soto tiada bandingannya. "Sisca, nih. Salah satu sekte yang bilang kalo mie rebus ayam bawang lebih enak di banding soto!"
"Enggak-enggak! Mie rebus soto pake telur, sawi, cabe rawit udah kombinasi yang nggak ada lawannya!" Kami tertawa karena saling setuju. Kecuali Sisca.
2 lawan 1
Jelas kalah jumlah :p"Ehemmmm..." Sambil berdehem yang dibuat-buat, Sisca melirik jam dari ponselnya. Merapikan bungkus-bungkus cemilan yang sudah habis kami makan untuk di buang ke tempat sampah. "Udah mau kelas nih, cabut yuk, Gre!"
"Apaan sih, masih sepuluh menit."
"Sepuluh menit bisa dipake buat jalan ke kelas! Lo kan lelet!" Cibirnya sambil berdiri dari kursi tempatnya duduk. Menarik lenganku agar aku ikut bangun dan segera pergi. "Cepet ih! Belom touch up! Anter toilet dulu!"
"Iya-iya-iya madam. Aku sama Sisca duluan ya! Sorry, ditinggal. Udah mau kelas soalnya."
"Santai, Gre. Kapan-kapan kita nyoto bareng lah yaaa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
PUTUS
Fanfiction"Kita putus itu, artinya kita nggak baik-baik aja. Ngapain abis putus malah jadi berhubungan baik?"