25. Dating Rumours (1)

389 23 0
                                    

Setelah berbaikan dengan Jeno, Yangyang pulang dan meninggalkan Cherry berdua dengan Jeno. Tadinya, Yangyang telah menawari Cherry apabila ia ingin pulang bersamanya, tetapi Jeno melarangnya, karena Jeno bilang ia yang akan mengantarkan Cherry pulang nanti.

"Ayo Cher, masuk dulu!", ajak Jeno menggandeng tangan Cherry dan masuk ke dalam rumahnya.

"Cher, mama ada di rumah, gue panggil dia dulu ya!", ucap Jeno.

Cherry mengangguk pelan. Ini kali pertamanya akan bertemu dengan mama Jeno, jadi ia merasa gugup sekarang.

Tidak berapa lama, mama Jeno pun datang.

Cherry langsung berdiri begitu melihat mama Jeno yang datang menghampirinya.

"Tante, saya Cherry, teman sekelas Jeno.", ucap Cherry mencium tangan mama Jeno.

Mama Jeno tersenyum.

"Nama Tante, Yumna. Ini pertama kalinya loh ada teman perempuan Jeno yang datang ke rumah, biasanya paling teman-teman cowok segrupnya.", ucapnya lalu tersenyum ke arah Jeno.

"Oh iya, kayaknya kita harus tukeran nomor telepon deh, Cherry. Kalo Jeno nakal dan bikin ulah di sekolah, kamu bisa langsung hubungi Tante.", lanjutnya.

"Ma....", ucap Jeno menatap kesal mamanya.

Cherry dan Yumna sama-sama tertawa melihat ekspresi kesal Jeno.

***

Saat ini, Cherry sedang berdiri di depan garasi rumah, menunggu Jeno yang sedang mengeluarkan motornya.

"Ini, pake dulu.", ucap Jeno menyuruh Cherry mengenakan helm darinya.

"Oh iya, gue belum sempat tanya sesuatu. Lo sakit apa, Jen?", tanya Cherry sambil memasang helmnya.

"Gue nggak apa kok, Cher. Kepala gue cuma agak pusing aja karena lagi banyak pikiran, jadi gue mutusin buat nggak masuk dulu hari ini.", jawab Jeno.

Cherry hanya ber-oh saja mendengar jawaban Jeno.

Syukur deh kalo gitu. -batin Cherry.

"Omong-omong, lo udah makan belum, Cher?"

Cherry menggeleng.

"Kalo gitu, sebelum pulang, kita makan ayam bakar dulu di tempat favorit lo itu ya!"

Cherry mengangguk, meng-iyakan ajakan Jeno.

***

Setibanya di tempat makan, Cherry turun dan masuk lebih dulu untuk memesankan makanan. Sementara, Jeno masih memarkirkan motornya. Hari ini tempat itu lebih ramai dari biasanya, jadi Jeno agak kesulitan mencari tempat untuk parkir motornya.

'Pssttt... Itu si anak baru, Cherry kan? Tadi gue lihat ada Jeno juga di depan.'

'Iya, kayaknya mereka ke sini bareng deh.'

'Heran gue, tadi pulang sekolah gue lihat dia dibonceng Jaemin, sekarang malah jalan sama Jeno.'

'Kelihatannya aja cewek dingin, padahal kalo ketemu cowok modelan Jeno, Jaemin, jadi kegatelan tuh cewek.'

'Haha... Ya, kalo modelan cowoknya mereka sih, siapa yang bisa nolak?'

Walau pelan, bisikan-bisikan itu terdengar di telinga Cherry. Melihat seragam mereka yang sama dengannya, sepertinya mereka satu sekolah dengannya.

Cherry mencoba tetap tenang dan mengabaikan ucapan-ucapan tak mengenakkan itu.

Setelah memesankan makanan, Cherry pergi ke salah tempat duduk yang sudah ada Jeno di situ.

"Udah pesannya?", tanya Jeno.

Cherry mengangguk.

"Ini.", ucap Jeno menyerahkan selembar uang seratus ribu rupiah.

"Hari ini gue yang traktir.", lanjutnya.

"Ngg-"

"Udah ambil aja, Cher."

Cherry lalu mengambil uang itu, "Makasih, Jen."

Jeno lalu menatap Cherry kesal, "No. Lo nggak perlu bilang makasih, gue nggak suka. Justru gue yang harusnya bilang gitu. Karena kehadiran lo, selalu ngebuat perasaan dan pikiran kacau gue jadi jauh lebih baik."

Perkataan Jeno berhasil membuat Cherry terdiam sejenak.

"Lo lagi ada masalah ya, Jen?", tanya Cherry khawatir.

Ekspresi Jeno langsung berubah karena pertanyaan Cherry. Wajahnya menjadi muram.

"Kalo lo nggak mau cerita nggak ap-"

"Orang tua gue mau cerai."

Cherry membelalakkan mata kaget.

"Gue pikir dengan mereka akhirnya memutuskan untuk cerai, semua akan jadi jauh lebih baik. Tapi, hati gue sakit, Cher.", ucap Jeno menundukkan kepala.

"Gue bingung harus gimana sekarang.", gumamnya.

"Jen, everything will be okay.", ucap Cherry mengusap punggung Jeno.

Jeno menggelengkan kepala, "No Cher, I'm not okay. Gue nggak mau mereka pisah, gue nggak siap."

"Apa lo udah coba ngomong terus terang tentang perasaan lo itu ke mereka? They are your parents Jen, I think they will understand how you feel."

"Should I?"

Cherry mengangguk, "Masih belum terlambat, Jen."

Jeno hanya diam dan menghela nafas panjang.

Tanpa sadar, dari bangku seberang, ketiga anak berseragam sama dengan Cherry tadi, memotretnya dan Jeno. Alasannya? Karena Jeno merupakan bintang sekolah, tentunya foto itu akan menjadi gosip panas jika tersebar.

***

Keesokan harinya...

Mona
Cher!
Cherry!!
Lo udah lihat akun menfess sekolah?
[4 panggilan tak terjawab]

Cherry
Sorry Mon
Gue baru bangun
Kenapa emangnya?

Mona
Lo harus lihat ini!

MonaLo harus lihat ini!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

______________________________________
Vote-ment yaa! Thank you. (⁠ ⁠.◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

Happy Birthday Renjunie~

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang melaksanakan ♡🙏🏻

Hadiah awal puasa, hari ini ay up 2 Chapter. So, ay hope you like it ;)

ILY My Protector | JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang