"Di mana Naruto-kun" Hiruzen mencari keberadaan anak lelaki pirang diantara para shinobi Gennin yang hadir di sana bersama Jounin senseinya dan beberapa shinobi kepercayaannya.
Mereka saat ini sedang berada di sebuah tempat yang cukup luas dengan banyak kursi berjejer rapi untuk menonton film bersama.
Kakashi yang ditugaskan jadi senseinya berkata. "Maaf Hokage-sama!. Tadi saat saya mengajaknya, dia bilang tidak bisa ikut, karena sakit perut!"
Namun Kakashi tahu itu cuman alasan, karena tanpa sepengetahuan yang lain, Naruto sebenarnya kurang nyaman jika berada di sekitar banyak orang.
"Sayang sekali...!" ucap Hiruzen sebelum kembali menghisap tembakaunya penuh kenikmatan.
Dia pikir, ketidak hadiran si pirang jelas terasa akan mengurangi nilai hasil dari rencananya untuk memperkuat ikatan para shinobinya. Terlebih untuk shinobi yang masih muda.
"Kalau begitu kalian boleh duduk!" titah Hiruzen sembari melihat shinobinya di sana mengangguk, dan segera bergerak mencari tempat yang nyaman.
Kakashi memilih tempat duduknya tepat di sebelah Kurenai bersama Hinata yang bersisian dan dengan begitu membuat si wanita cantik itu berada di tengah.
Kakashi memilih tempat itu jelas karena mereka berdua takkan berisik, seperti si pinky yang telah mengganggu kesehatan telinganya.. semenjak mereka jadi dekat sebagai murid dan sensei.
Tingkah Kakashi ditatap tidak suka oleh Asuma yang awalnya berencana duduk dengan gebetannya dan sekarang malah terpaksa duduk bersisian dengan Maito Guy yang kursi kosongnya tinggal itu.
Sedang Kurenai melirik Kakashi dengan heran, dia kira pria uban itu akan duduk dengan Jounin lain. Kakashi yang sadar akan hal itu pun berkata. "Maaf jika aku mengganggumu..."
Namun dia tak ada niatan untuk pindah. "...Akhir-akhir ini telingaku sakit!" lanjut Kakashi jujur dengan mata beralih pada keberadaan Sakura yang terlihat senang setelah rebutan dengan Ino untuk dapat duduk di samping sang Uchiha terakhir.
Kurenai mengangguk paham setelah dia melihat arah tatapan Kakashi. Dia pikir, akan merasakan hal yang sama, jika dia yang menjadi senseinya.
Sekarang dia bersyukur, karena Hinata yang menjadi muridnya, walaupun ada Kiba yang tempramental itu lebih baik daripada gadis kipas.
Melihat semuanya telah duduk di mana para Jounin seperti Anko, Genma, Raido, Aoba, Ebisu, Hana ditambah Yugao dan Yamato tanpa topeng duduk di belakang serta ketua klan berbaris duduk di kursi yang paling depan bersamanya, Hiruzen segera menyuruh pengurus tempatnya untuk memutar film-nya.
Chouji yang duduk di baris kedua dekat Shikamaru dan Gennin lainnya, segera membuka keripik kentang kesukaannya dengan mata tertuju pada layar lebar di depannya mulai menyala.
Shikamaru yang berpikir acara di sana membosankan mulai mengantuk. Kiba menyesal tidak membawa cemilan dan Shino mengamati keberadaan mereka dengan tanda tanya untuk apa di sana.
Sedang perasaan Ino terlihat kesal dan menggerutu dalam hati, karena setelah kalah dari Sakura, dia harus bersisian dengan anak aneh yang alisnya tebal.
Sakura menghayal sesuatu yang sangat romantis dengan Sasuke-kun nya seperti film yang akan mereka tonton. Sungguh sangat menyenangkan bisa duduk dekat cintanya, ditambah si idiot Naruto yang suka mengganggunya tak ada disana.
Sementara Sasuke, jangan ditanya? Dia sudah mengumpat dari tadi! Untuk apa mereka di sana? Menurutnya apa yang mereka lakukan sekarang ini sangat tak berguna.
Harusnya dia tak hadir seperti si pirang berisik dan lebih giat lagi berlatih untuk balas dendam pada bajingan kakaknya.
Setelah film dimulai dengan judul tebal disana tertulis pengganti, Hiruzen yang merasa film-nya salah segera protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nobar
FantasyUntuk mempererat hubungan shinobinya, Hiruzen mengajak mereka nonton bareng. Namun apa yang mereka lihat sungguh sangat mengejutkan. Khususnya untuk para Gennin yang baru lulus.