Bab 2

2.1K 129 14
                                    

Mereka kembali menonton film dengan gambar berubah menujukkan ruangan pertemuan yang biasa mereka tempati ketika membahas suatu yang penting.

"Kalian membiarkannya begitu saja? Tanpa perlawanan!"

Shikamaru dan Naruto meringis atas kekesalan Tsunade setelah menerima laporan insiden di atap dan memberi bukti mayat Akatsuki.

"Dia lebih menyeramkan dari ibu!" Kiba melihat Tsunade melotot dan lupa kalau Tsume yang juga hadir di sana mendelik padanya.

"Kau bilang apa tadi" ucapnya membuat Kiba meringis dengan geleng kepalanya cepat tanpa membalasnya, karena akan makin diomeli nantinya. Duduk di kursi belakang, Hana mendengus saat melihat kelakuan keluarganya di depan.

"Kami sudah menanyakan motifnya, tetapi dia malah memperingati kami,  bahwa akan ada peristiwa besar di desa kita!" jawab Shikamaru.

"Dan itu melibatkanku!" ucap Naruto menambahkan, dan itu membuatnya lebih banyak dapat perhatian shinobi yang hadir. Ada yang bingung kenapa bisa begitu.

Dan ada juga yang telah menebak itu menjurus ke mana. "Apalagi yang dia katakan?" dari sekian banyak orang, Kakashi bertanya serius tampa buku kesukaannya.

Kurenai melirik Kakashi di sampingnya juga tak membawa buku orange ke sana "Kapan kau berhenti baca buku itu?"

Paham buku apa yang dimaksudnya itu, Kakashi menjawab. "Entahlah.. aku juga lupa!" dia tak mau bilang kalau dia telah berhenti saat akan jadi sensei dari anak Yondaime yang dirahasiakan tetua desa.

Kurenai menaikan alisnya atas jawaban Kakashi sebelum dia kembali fokus pada filmnya.

"Tak banyak! Dia hanya menyuruhku untuk berlatih keras, supaya kita tak kehilangan orang yang kita sayangi!"

Itu jawaban Naruto, dan Shikamaru masih memikirkan setiap kata yang diungkapnya mengandung kesedihan dan pengertian yang dialaminya saat ini seolah hal itu nyata.

Pernah dirasakan dan peringatannya yang tak ada keraguan seolah itu kan terjadi. "Dia.. mirip Youndaime!"

Para Jounin tersentak atas pemikiran si pemalas, karena mereka merasakan hal yang sama. Itu juga berlaku untuk para ketua klan mendengus melihat Shikaku.

"Nara memang merepotkan!!" ucap Ibu Kiba itu kagum pada pengamatan tajam sosok dewasa dari anak temannya.

"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya!" itu komentar Shibi dengan pribahasanya.

"Sepertinya kau sudah menyusun Fazzel yang baru ditemukan, Shikaku?!" Hiashi berasumsi saat ketua Nara yang terdiam hanya sekilas melihatknya, lalu kembali fokus ke filmnya.

"Shikamaru...!" Kakashi bicara lebih segera dipotong Shikamaru, agar tak dianggap konyol saat mereka sedang serius.

"Dia punya rambut pirang. Mata biru, terlebih cara dia pergi.. sama seperti beliau yang sering kudengar! Apa itu aneh jika kuungkapkan?" jelasnya.

"Aku setuju dengannya!..." Genma narik perhatian Jounin di barisannya. "..Akan sangat bodoh jika tak menyadari banyak kemiripannya!"

"Tapi, itu tak mungkin Yondaime, kan?" ucap Aoba itu banyak dipikirkan orang, mau itu di film atau yang menonton.

Karena mereka tahu siapa Yondaime.

Beliau adalah sosok pahlawan Konoha yang tewas dalam peristiwa Kyuubi 13 tahun lahun lalu. Generasi yang hidup pada zaman itu tahu akhir monster itu dimana sekarang.

Kalau saja si pirang Gennin ada disana pasti akan jadi pusat perhatian seperti yang ada di film.

Mereka melihatnya dengan kebencian sementara untuk generasi baru mulai mempertanyakan kenapa itu terjadi.

NobarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang