Bab 17

984 53 31
                                    

Esok harinya, setelah ratusan orang hampir mati, para warga desa terus menggeruduk kantor Hokage.

Mereka marah karena tuntutan yang sebelum sebelumnya selalu saja tidak digubris. Padahal jelas.. ketentraman hidup damai mereka selalu terancam oleh adanya jelmaan Kyuubi di desa.

Mereka tak ada yang mengomentari itu, karena dengan kebenciannya terhadap Naruto bukan hal aneh para warga kan bereaksi demikian.

Selain meneriakan "bunuh iblis" juga mereka melempari bangunan kantor Hokage, sebagai luapan amarah, dan kemarahan itu semakin menjadi-jadi lantaran keinginan mereka menemui Hokage dihadang sama shinobi yang menjaga pintu masuknya.

Sedangkan Tsunade sendiri yang lagi didemo malah berada di rumah sakit dengan para shinobi kepercayaannya untuk berbincang dengan Naruto-md tentang masalahnya.

"Kau datang kepada orang yang salah, Tsunade" ucap pirang dewasa dengan pandangan tertuju pada Kurenai yang tidur di ranjang, dan tangannya terus, memegangnya erat.

"Hah..!" Entah Kurenai harus malu, atau senang saat melihat dirinya ditampilkan lagi, dalam keadaan yang belum pernah didapatkan dari lawan jenisnya, sampai sekarang.

"Terlebih situasi yang salah!" dengan tangan yang bebas pirang menyisikan helaian rambut hitam yang menutupi wajah cantik Kurenai disana.

Kakashi, yang menonton itu juga, segera melihat Kurenai sedang nutup wajahnya dengan sebelah tangan.

"Mungkin malu?" pikirnnya, lalu beralih pada keberadaan Hinata di seberangnya lagi cemberut.

Kakashi tersenyum maklum mungkin si putri Hyuga cemburu saat nonton sosok cintanya dekat dan perhatian ke wanita lain, selain dirinya.

Dengan diam, Tsunade meperhatikan Naruto-md, pasti, menemaninya terus sepanjang waktu, seperti laporan dari Kakashi tentang mental Kurenai yang tidak mau ditinggalkannya.

"Apa aneh jika aku iri dengannya?" ucap Anko untuk kesekian kalinya dia merasa ingin juga mendapat perhatian dari pria yang peduli padanya.

"Tidak" timpal Hana merasakannya juga lalu mengamati setiap wanita diruangan khususnya Yugao di dekatnya juga sama irinya. Sedang yang di depan tak terlalu jelas karena wajahnya tak terlihat.

Sampai akhirnya, membuat dia harus mendatangi keberadaannya sendiri ke sana.

Tsunade menghela nafas, sebelum dia bicara "Ya aku tahu dan maaf soal itu, Tapi setidaknya aku harus ngasihtahu masalah penduduk.. yang sangat sulit untuk dikendalikan sekarang!"

"Kenapa malah Naruto yang terlihat jadi pemimpinnya" komentar Kiba, mewakili pemikiran orang yang juga menonton.

Namun sebagian dari mereka menduga, masalahnya jelas berhubungan dengan Naruto yang berstatus sebagai Jinchuriki selalu dibenci warga dan sosok Tsunade dalam film lagi meminta pendapatnya.

"Kenapa harus pusing, jika kau peduli kepada diriku yang muda, kau tinggal bungkam mereka dengan jabatan dan kekuatanmu, kalau sebaliknya, turuti saja keinginan mereka!.. Bereskan!"

"Kalau aku.. akan kuratakan semuanya" dengus Tsunade tak peduli dengan para warga. Shizune setuju atas pilihannya.

Hiruzen geleng kepala dengan mengela napas dalam pikirnya akan makin sulit, membuat Tsunade tetap tinggal di desa.

Di belakang Aoba yang sudah menang kembali mengajak Ebisu taruhan, tapi Ebisu kali ini menolaknya, dan diapun dapat ejekan dari Aoba bersama yang lainnya.

Termasuk Hayate yang sebelumnya itu sempat dikatai cemen olehnya.

Pandangan Tsunade melotot, Naruto terlalu nganggap masalahnya enteng. "Itu tak mungkin!! Aku tak bisa milih antara adikku dan warisan leluhurku

NobarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang