Bab 27

681 36 14
                                    

"Bereinkarnasi?..." kerutan di kening Shikamaru tua terlihat jelas. "Apa itu bisa?!" dia lihat Boruto dan Naruto-R sekilas meliriknya, sebelum di jawab Boruto  "Jujur saja.. aku sudah sekali mencobanya.. di hari kelahiran ayah, tapi prosenya itu malah mengganggu kelahiran ayah yang terlahir menjadi anak perempuan!"

Menonton itu, sekarang tatapan mereka tertuju pada Naruko, karena cuman dia yang mereka lihat itu sosok Naruto versi perempuan, terlebih Boruto juga pernah mendatangi dunianya.

"Kenapa lihatin Ruko?.. Apa kalian ingin ramen juga!" anak kecil pirang berkedip bingung. "Tidak sayang!.. Mereka hanya ingin lihat Ruko-chan yang lucu!!" sahut Tsunade, diangguki Minato dan Kushina merasa tak masalah meskipun kelahiran Naruko akibat gangguan Boruto. Mereka senang dan masih sangat menyanginya.

Mereka juga tak mungkin menyalahkan Boruto karena berkatnya yang memberi tahu tentang masa depan pada Hiruzen.. sekarang mereka bisa berada disamping anaknya.. tak seperti sosok mereka yang lainnya, harus berkorban meninggalkan anaknya dalam penderitaan.

Banyak yang terkejut dengan itu, tapi Jiraya terkekeh, sebelum ditegur oleh Kushina itu menurutnya bukanlah hal yang lucu.

"Dasar Jiraya bodoh" ucap Tsunade kesal pada sosok rekannya yang tak bisa lihat situasi dan Jiraya yang nonton jadi malu sendiri sekarang, karena kelakuan sosok dirinya di film.

Naruto-R geleng kepala. "Kenapa kau melakukan suatu hal sejauh itu? Tak bisakah kau tinggal bersama ibu dan ayahmu yang lainnya, jika kau hanya sedang merasa kesepian?. Atau tidak denganku!.." ucap prihatin Naruto-R ditatap sinis Boruto.

"Mungkin karena ada kecanggungan dia jadi tak melakukannya!!" komentar dari Kakashi banyak yang menyetujuinya.

Namun tidak untuk Asuma "Bisa saja dia takut iri dengan sosoknya yang lain, bisa dapat perhatian dari orang tuanya!"  

"Kau jangan munafik ayah!" ucapnya masih lanjut.. meski ditatap tak suka oleh yang lainnya disana. "Terus kau, kenapa malah menjaga jarak dari ibu dengan pergi menjelajahi dunia lain.. setelah ngebantu sosokmu yang lain"

Dengan itu Kakashi melajutkan bahasan sebelumnya. "Ucapanmu yang barusan.. cocoknya ditujukan pada ayahnya!"

Asuma mendengus.. tak ingin kalah dari Kakashi. "Itu juga berlaku untuk Boruto" mereka terus berdebat siapa yang bener tapi segera berakhir ditengahi Jiraya sok bijak.

Naruto-R termenung tak dapat ngasih alasannya, namun Boruto tahu. "Jelas alasanmu hanya lari dari kenyataan.. bahwa kau tak bisa memiliki Ibu lagi, karena kau sadar... kalian beda dunia ditambah sosokmu yang lainnya telah mengisi hati Ibu! Jadinya kau memilih pergi daripada nantinya cemburu dan merebut cinta Ibu dar..!" ucap Boruto terhenti disaat Naruto-H menegurnya agar tak menyalahkan Naruto-R.

Sudah jelas berada di posisi Naruto, mau yang manapun itu.. memang sulit untuk dijalani.

"Berarti tujuanku tak salah dong! Dan seharusnya, dia yang paling mengerti, gimana rasanya hidup sendiri.. dalam waktu yang sangat lama, sampai lupa dengan usia sendiri!" ungkap Boruto.

Mereka pikir, mengapa penderitaannya, malah turun ke anaknya.

"Kenapa kau tak menikah saja,, kalau merasa kesepian!" sahut Jiraya malah ditatap sinis Boruto "Untuk apa kalau akhirnya ditinggal sendiri lagi, hal itu hanya nambah kesedihan!"

"Apa dia tak bisa diam saja, daripada dia nanya yang sensitif?" komentar Tsunade kembali kesal nontonnya. "Tapi tanyaan Jiraya-sensei sesuai dengan bahasannya' timpal Minata dapat dengusan Tsunade. "Ya... tapi lihat jawabannya, itu beneran sensitif untuk Boruto!"

NobarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang