Aku selalu bahagia
saat hujan turun
karena aku dapat mengenang mu untuk ku sendiri
aku bisa tersenyum sepanjang hari
karena hujan pernah menahan mu di sini
untukku
-Hujan : Utopia****
"Tunggu bentar, Dek. Abang finger dulu," ujar Nana seraya turun dari motornya.
"Oke, Bang," balas Zia.
Nana baru saja menjemput Zia dari kampus. Sebenernya adik bungsunya itu biasa pulang pergi sama Dara, tapi karena Dara belum selesai kelas, terpaksa Nana yang menjemput. Tidak ingin adik manisnya itu menunggu lama. Nana memutuskan menjemput nya sampai lupa absen pulang, setelah shift nya selesai.
Jadilah sekarang dia berlari masuk ke dalam Mako Brimob, untuk mengabsen dengan menggunakan fitur fingering. Lima menit kemudian gadis itu keluar, lalu kembali ke arah motor nya.
"Mau jajan sesuatu dulu?" tanya Nana seraya memasang helm.
"Nggak deh, Bang. Di rumah, bunda pasti bikin banyak makanan. Nanti mubazir kalo gak kemakan," jawab Sang adik.
Benar juga. Rumah mereka tidak pernah kehabisan makanan, karena bunda nya selalu membuat berbagai makanan dan cemilan. Tak jarang juga Mika membawa makanan buatan nya ke rumah, untuk adik adiknya.
Hanya terkadang Vina dan Dara yang doyan jajan, dan malah beli berbagai macam cemilan di luar. Entah itu jajanan pasar, pinggir jalan, kuliner kekinian atau hanya sekedar jajanan di supermarket.
Untungnya selalu habis, karena di tebengin sama Nana dan Zia. Kedua anak bunda ini lah yang jarang jajan, karena lebih suka nebeng punya sodara sodara nya yang lain. Sekalian hemat uang katanya, biar bisa umroh muda.
"Yaudah, langsung pulang nih, ya... berarti?" kata Nana lagi memastikan, setelah mendudukkan dirinya di atas motor sport.
"Siap, Bang!" sahut Zia.
Nana mengangguk lalu menghidupkan mesin motor. Menjalankan kuda besi itu keluar dari area Mako Brimob.
"Kayaknya bentar lagi hujan deh, Zi," tutur Nana seraya menaikan laju kendaraannya. Takut takut hujan tiba-tiba turun.
"Iya, Bang. Gak papa santai.... Zia bawa jas hujan, kok. Muat buat kita berdua," sahut Sang adik pula.
Nana terkekeh kecil. "Bagus deh, tapi kamu aja yang pake. Abang gak papa, udah pake jaket kok."
"No, no! Gak boleh gitu, kata bunda kita harus berbagi biar adil." Zia menasihati, mengingat ajaran Bunda pada mereka untuk saling berbagai.
Perkataan nya itu membuat Sang kakak tersenyum bangga padanya. Satu satunya adik yang bisa membuat Nana tersenyum hangat, memang hanya Zia.
"Iya, deh... serah kamu," cetus Nana pula.
CIIIIT!!!
Nana merem motor nya mendadak, karena ada sebuah motor yang mencegat mereka. Untung saja dia sigap dan adik nya tidak nyungsruk, karena langsung pegagan ke kakak nya.
"Zia aman, Dek?" tanya Nana seraya menoleh ke arah belakang.
"Aman, Bang," jawab Zia walaupun dengan kepanikan sedikit. Dia memegangi dadanya memeriksa debaran jantung yang kagetan.
Nana melepaskan helm nya, lalu turun dari motor. Menatap lurus ke arah motor gede dengan model klasik stang tinggi. Menghampiri pengendara motor yang berpenampilan serba hitam.
Siapa sih? cari masalah aja, batin Nana seraya berjalan ke arah orang itu, yang juga sudah turun dari motor nya. Begitu sang pengendara melepaskan helm, Nana yang terkejut.
![](https://img.wattpad.com/cover/337290395-288-k915793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNOYING KOMANDAN {END} ✓
Ficción General"Aiptu Nachita Yuananda." "Kamu tanggung jawab saya, mulai sekarang dan seterusnya." "Sampai ketemu besok atau di waktu tertentu. Kapanpun itu. Saya akan selalu menunggu saat kita ketemu lagi dengan Euforia yang sama." Kisah cinta sepasang Abdi nega...