Skylight [FINISHED✔]

10-BEAUTIFUL LIAR

Setelah keduanya saling membuka hati masing-masing mereka berjanji akan selalu saling terbuka dalam hal apapun. Tetapi ada satu hal yang membuat mereka belum bisa terbuka yaitu perasaan mereka yang sebenar-benarnya dimana Nanon awalnya hanya memanfaatkan uang Ohm saja sedangkan Ohm hanya berniat mengerjainya saja karena selalu bertingkah aneh-aneh. 

Ohm dan Nanon kini sedang berada di Rumah Sakit dimana Nanon menemani suaminya itu untuk menjalani terapi syaraf pada kakinya dan belajar berjalan. Lambat laun pria tampan itu bisa kembali berjalan walaupun masih sedikit pincang dan memakai tongkat. 

Nanon kini memapah tubuh Ohm menuju mobil kemudian keduanya saling melempar senyum satu sama lain dengan kedua tangannya yang bergenggaman. Mereka duduk di kursi tengah jok mobil sedangkan sebelah tangan Ohm sedang mengecek beberapa produk dan schedule meeting untuk pekerjaannya esok hari. 

"Besok aku ada schedule ke Filipina untuk mengecek bahan baku di pabrik untuk pembuatan produk parfum yang baru. Kamu aku tinggal sendiri dirumah tidak apa kan?" Tanya Ohm kepada Nanon yang dijawab anggukkan kepala oleh pria lesung pipi di sebelahnya sambil menjawab. "Tapi, aku izin menginap di rumah dengan Nonnie boleh? Kalau aku bosan. Kau berapa hari disana?" 

"Dua hari mungkin hari Jumat aku pulang. Kau jangan nakal ya." Seru Ohm sambil mencubit hidung Nanon membuat Nanon menganggukkan kepala sambil tersenyum. 

Keesokan harinya Nanon dan Pak Kraew mengantarkan Ohm menuju Bandara lalu setelah Ohm naik ke eskalator dengan berjalan menuju Gate. Nanon dan Pak Kraew pun pergi dari Bandara hingga keduanya kini sudah tiba di rumah besar tempat Ohm dan Nanon tinggal disana. 

Malam harinya Nanon kembali kerja di Pub milik Drake namun ketika dirinya tengah menuju ruang ganti. Dirinya terkejut melihat Frank dan Drake tengah berciuman disana tetapi Nanon tidak menghiraukannya dan tetap pergi meninggalkan keduanya disana. 

Ia kini membersihkan meja bartender, meja pengunjung bar dan mempersiapkan beberapa peralatan untuk digunakan melayani pelanggan yang ingin memesan minuman nanti. Tak berapa lama Frank kini sudah berdiri di sebelahnya, Nanon hanya terkekeh membuat Frank menoleh kearahnya sambil bertanya. "Kenapa kau ketawa?"

"Pantas saja kemarin aku ajak pulang kerja tidak mau, ternyata sedang menjalin hubungan dengan Bos." Ledek Nanon yang membuat Frank menahan malu sambil memegangi tengkuk lehernya dan tertawa kecil sambil menyenggol bahu rekan kerjanya itu. 

"Bagaimana dirimu dan Ohm? Masih menjalin hubungan kan sampai detik ini?" 

Nanon sejenak terdiam sambil senyum dan menjawab. "Masih. Dia sibuk ke luar negeri hari ini mengurus beberapa pekerjaan disana."

"Dan, kau masih melayani beberapa pelangganmu kalau sedang butuh?" Tanya Frank setengah menyindir namun tiba-tiba dirinya tersenyum pada rekan kerjanya itu sambil berkata. "Bercanda. Jangan dibawa serius." 

"Kadang dan tidak setiap hari."

"Ohm tahu hal ini?" 

Nanon menggelengkan kepala. "Belum tahu, Frank. Aku benar-benar belum bisa melepas side job ini karena--"

"Karena uangnya banyak, karena kau biasa dapat treat dari mereka lebih dari sepupuku itu kan maksudmu?" Frank kini menatap tajam kearah Nanon membuat Nanon sejenak terkejut dengan perkataan Frank kepadanya kemudian rekan kerjanya itu kembali berkata lagi. "Kalau kau memang sudah tidak nyaman dengan sepupuku. Tinggalkan saja dan puaskan dirimu dengan pelangganmu itu mungkin itu lebih bahagia untukmu."

Nanon menoleh kearahnya dengan tatapan marah. "Frank!"

"Apa? Kalau sejak awal kau tidak mau menikah dengan sepupuku, tak perlu menikah dengannya, Nanon. Kau tahu tidak dirinya sudah cukup menderita sejak kecil karena perlakuan paman dari saudara ibunya dan sekarang kau datang ke kehidupannya untuk menghancurkan hal itu lagi? Dimana nuranimu hah?" Geram Frank kemudian meninggalkan Nanon berdiri di meja Bartender sendirian berusaha menetralkan nafasnya. Frank benar dirinya terlalu brengsek untuk Ohm yang baik hati.