21-WARNING

476 26 0
                                    

Nanon bangun dari posisi tidurnya dengan mencium bau alkohol di sekeliling nya kemudian ia terkejut dengan keberadaan Ohm yang tertidur dengan duduk di kursi yang ada di ruang perawatan tempat dimana Nanon berbaring.

Nanon tersenyum sambil mengelus kepala pria yang tertidur pulas sambil duduk itu kemudian pria itu terbangun sambil tersenyum kearah Nanon dan berkata. "Kamu sudah bangun dari tadi?"

"Kamu tidur saja lagi. Akara ikut?" Tanya Nanon yang menoleh kearah sofa yang ada di ruangan itu terlihat seorang anak laki-laki tertidur pulas disana. Ohm pun menganggukkan kepala sambil tersenyum dan berkata. "Dia menangis saat kamu pingsan. Takut kehilangan orang yang dia sayang lagi." Ohm mengatakan hal itu sejenak membuat Nanon menitikkan airmata kemudian ia pun mendekat kearah Nanon sambil berucap. "Kamu kenapa nangis, sayang? Aku salah bicara ya."

Nanon tersenyum menggelengkan kepala sambil menjawab. "Kamu tidak salah. Aku hanya terharu saja kalau Akara sangat menyayangiku padahal kami kenal saja baru beberapa tahun ini tetapi dia merasa dekat denganku." Ohm mencium pipi Nanon membuat Nanon tersenyum kepadanya.

"Kamu memang layak untuk dicintai. Akara mencintaimu layaknya anak ke ayah. Aku senang." Senyum Ohm membuat Nanon menganggukkan kepala. "Kenapa aku bisa pingsan?" Tanya Nanon lagi yang membuat Ohm mengusak puncak kepala pria yang di cintainya itu.

"Kamu sejak dulu dan sekarang tidak pernah berubah, kalau sakit suka di tahan. Kamu harus bed rest dulu selama seminggu disini. Jangan turun lapangan dulu." Saran Ohm yang membuat Nanon tersenyum kemudian mengecup bibir Ohm membuat pria ekspresi datar itu terkejut dengan apa yang Nanon lakukan padanya. "Kenapa cium aku?"

"Aku suka sifat bawel kamu itu membuatku mendapat perhatian lebih dari kamu." Senyum Nanon yang membuat Ohm terkekeh sambil menunduk lalu menggenggam erat tangan Nanon sambil mencium punggung tangan Nanon.

"Aku akan lebih bawel lagi kalau kamu tidak menurut dengan kata-kata ku." Kekeh Ohm yang membuat Nanon terkekeh juga kemudian Nanon menyentuh wajah Ohm dengan kedua tangannya lalu mengecup bibir pria yang duduk di pinggir kasur itu. "Tadi Dokter bilang kau harus di rawat di Rumah Sakit selama seminggu karena kamu terkena tifus, di khawatirkan kalau kamu tetap memaksakan kerja berbahaya untuk tubuh kamu." Jelas Ohm sambil mengambil mangkuk berisi bubur yang ia pegang lalu menyuapkan kearah Nanon hingga pria yang duduk di kasur itu pun membuka mulutnya dan mengunyah makanan tersebut.

"Kamu sejak pagi disini?" Tanya Nanon kini yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm sambil tersenyum. "Aku mengajukan cuti selama seminggu, sementara di kantor tidak ada jadwal meeting dengan klien. Jadi, aku bisa disini mengurusmu." Jawab Ohm sambil menyuapkan makanan lagi ke arah Nanon.

"Sudah izin dengan Puimek?" Tanya Nanon lagi yang dijawab anggukkan kepala oleh Ohm sambil menghapus jejak bekas makanan pada pinggir bibir Nanon. "Kamu kalau tanya terus aku cium ya lama-lama." Cetus Ohm yang membuat Nanon bungkam tetap dengan mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"Setelah ini perawat akan memberimu obat untuk menurunkan demam. Aku juga pulang dulu mengambil bajuku dan Akara." Ohm sambil menoleh kearah anak laki-laki yang masih tertidur pulas di sofá kamar rawat inap Nanon.

Beberapa menit setelah Ohm menyuapi Nanon makan. Pria tampan itu pun pulang lebih dulu ke rumahnya mengambil baju untuk dirinya dan Akara sementara Nanon setelah minum obat dirinya bukan tidur tetapi malah turun dari kasur menggeser tiang infus berjalan menghampiri anak laki-laki yang sedang tertidur pulas itu sambil mengelus kepalanya lalu mencium kening anak laki-laki itu. "Good night, my boy."

Nanon kembali berjalan menuju kasur nya untuk mengistirahatkan tubuhnya lalu memejamkan kedua matanya karena rasa kantuk pengaruh obat yang ia minum sebelumnya.

Skylight [FINISHED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang