3-ENGAGEMENT

520 31 3
                                    

Nanon masih terdiam dengan perkataan pria berkursi roda di hadapannya kemudian ia memberanikan diri berkata. "Maksud Tuan Chittsawangdee mengajakku menikah apa? Kenapa mendadak sekali? Kita belum kenal ataupun akrab." 

Ohm pun tiba-tiba mengeluarkan secarik kertas dan pulpen yang ia berikan pada Nanon sambil menjawab. "Baca dan pahami isi kertas itu, kau akan tahu apa alasannya tiba-tiba aku mengajakmu menikah." 

Nanon pun mengambil secarik kertas dan pulpen itu kemudian membaca nya secara seksama serta cukup terkejut dengan isi surat tersebut sambil menoleh kearah pria berkursi roda itu sambil berkata. "24 jam mengurusmu di rumah? Bagaimana dengan pekerjaanku di outlet dan Pub? Aku bekerja di dua tempat dan tidak bisa meninggalkannya." 

"Masalah pekerjaanmu aku sudah mengurus semuanya. Kau hanya akan mengurusku 24 jam di hari weekend dan ketika kau libur kerja saja. Kau pun harus tinggal di rumah yang sudah aku sediakan untukmu dan untukku juga, kita akan tinggal berdua saja." Jelas Ohm yang membuat Nanon makin tidak mengerti dengan perkataan pria yang ada di hadapannya ini kemudian pria lesung pipi itu pun mensejajarkan tubuhnya dengan menatap kearah Ohm. 

"Tuan Chittsawangdee, pernikahan itu tidak main-main kalau aku tinggal denganmu. Bagaimana dengan adikku? Aku tidak mungkin meninggalkannya sendirian disini Tuan. Kami yatim piatu." 

"Aku bilang baca secara seksama surat itu sebelum kamu berkomentar panjang kali lebar seperti tadi." Ucap Ohm final membuat Nanon menghela nafas kemudian kembali membaca surat itu secara seksama kemudian dirinya menganggukkan kepala sambil menjawab. "Okay. Aku mau menikah denganmu tetapi masalah privasi kita jangan ada yang ikut campur. Aku akan tetap mengurusmu selama aku ada di rumah dan saat aku libur kerja."

"Baiklah. Tanda tangani surat itu dan aku juga akan menandatangani nya juga. Pernikahan kita akan di gelar 2 minggu lagi dan kau harus bersiap dengan semua yang ada." 

"2 minggu lagi? Apa tidak terlalu cepat?"

"Lebih cepat lebih baik. Aku tidak suka menunda-nunda dan ponsel ini harus selalu kau bawa karena jika aku membutuhkanmu, kau harus selalu datang." Seru Ohm yang membuat Nanon menganggukkan kepala kemudian ia menandatangani surat kontrak tersebut hingga Ohm juga menandatangani surat kontrak tersebut sambil berjabat tangan. 

---

2 weeks later....

Setelah menggelar pernikahannya keduanya kini tinggal di sebuah hunian yang ada di kota Bangkok dan kebetulan rumah tersebut tidak jauh dari tempat kerja Ohm. Mulai saat ini Nanon tinggal di sebuah rumah besar yang hanya di isi oleh keduanya terlihat Nanon tengah membereskan barang-barang Ohm ke dalam lemari sedangkan barang-barang Nanon ke dalam lemari yang sama pula dengan milik Ohm. 

Saat Ohm hendak bangun dari posisi duduknya untuk mengambil tongkat ia pun meraih ujung tempat tidur membuat Nanon yang berawal membereskan baju-baju tiba-tiba menghentikan kegiatannya dengan memapah tubuh Ohm yang tengah mengambil tongkat sambil berkata. "Kalau butuh bantuanku bilang saja. Aku ini kan suami kontrak sekaligus orang yang mengurusmu, Jangan bersikap sok kuat seperti ini." Cerocos Nanon yang menyiratkan rasa khawatir berlebihan yang membuat Ohm tiba-tiba tersenyum melihat wajahnya namun saat Nanon menoleh kearahnya senyuman tadi hilang menjadi wajah datar seperti biasa dengan menganggukkan kepala sambil berkata. "Ya, aku akan meminta bantuanmu." 

"Kau mau kemana mengambil tongkat. Memang nya bisa berjalan? Jangan memaksakan diri." Cerewet Nanon yang entah kenapa Ohm merasa gemas dengan suami kontraknya itu. Seandainya saja Nanon tahu kalau keduanya memang sudah menikah resmi secara agama dan negara bukan pernikahan kontrak, apakah Nanon akan menerima pria lumpuh sepertinya. 

Memang lebih baik aku tidak perlu berbohong padanya. 

Ohm yang berawal terdiam kini hanya menggelengkan kepala sambil berkata dengan nada datar. "Hanya ingin jalan-jalan saja ke Taman Belakang." 

Skylight [FINISHED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang